"Akh!"
Soonhae meringis dan memegangi pergelangan tangannya yang ditarik keras oleh Ara.
"Apa-apaan ini? Kita sudah sepakat kalau Jihoon milikku sekarang! Kenapa kau memberikannya pada laki-laki itu?!" bentak Ara.
Soonhae menanggapi bentakan Ara dengan malas, ia menghembuskan nafasnya dan melipat kedua tangannya di depan dada.
"Kita baru sepakat tadi, dan laki-laki itu sudah memesan Jihoon sejak lama, aku tidak mungkin membatalkannya secara mendadak" jelas Soonhae.
"Lagipula, uang yang Seungcheol berikan padaku sudah habis" sambungnya sambil meniup-niup kukunya yang baru di poles dengan cat kuku.
Ingin sekali rasanya Ara menampar wanita yang ada di depannya. Tapi jika melakukan itu, lalu apa bedanya ia dengan Soonhae?
Mereka berdua sedang memperjuangkan hak mereka kembali sebagai seorang ibu dan juga istri.
Ia hanya bisa mengelus-elus dadanya sabar.
"tentang Soonyoung, bagaimana kalau-"
BRAK!
Pintu yang berada di belakang Ara di dobrak oleh dua orang pria.
"Kau mencariku, Ara?"
Ara membulatkan matanya, dan membekap mulutnya dengan tangannya sendiri.
"S-Soonyoung" bisiknya.
Sang empunya memberikan senyum smirk andalannya.
Soonhae pun menampilkan ekspresi yang sama dengan Ara.
"Dimaan Jihoon?" tanya Soonyoung to the point.
Ara menelan ludahnya sendiri. Tatapan Soonyoung benar-benar menggambarkan seseorang pembunuh yang siap menancapkan pisaunya pada siapapun.
Dan Wonwoo? Apa yang dia lakukan disini kalau hanya melipat tangannya di dada dan juga memberikan tatapan tajam ke arah Ara dan Soonhae secara bergantian.
Dengan gerakan cepat Soonhae mengunci pintu yang menghubungkan ruangannya dengan gudang dimana Jihoon berada.
Wonwoo yang melihat pergerakan Soonhae yang terlihat gelisah hanya bisa mengernyitkan dahinya dan menatap wanita itu secara terang-terangan.
"Aku heran padamu, Ara. Kau berlimpah harta, tapi para bodyguard yang kau bayar tak seberapa dibandingkan dengan seni bela diriku dan Wonwoo yang hanya belajar seadanya" ucap Soonyoung meremehkan Ara.
Ara menelan ludahnya lagi, tatapan Soonyoung benar-benar mengunci pergerakannya sekarang. Laki-laki itu mendekatkan tubuhnya pada istrinya.
"Apa kau tuli, Ara?" Soonyoung menaikkan satu alisnya. Rahangnya tampak kaku.
"Dimana Jihoon-ku?" bisik Soonyoung.
Ara hanya dapat menatap mata mengerikan Soonyoung. Bibirnya bergetar tak karuan.
"Dimana Jihoon?!" Bentak Soonyoung. Wonwoo dan Soonhae kaget akan bentakan Soonyoung pada Ara.
Soonyoung dikenal dengan pribadi yang baik dan polos. Apalagi dengan istrinya, Ara.
Jangan tanya bagaimana perasaan Ara saat ini. Hancur. Sangat.
Airmata sudah membasahi wajah Ara.
Ia tak menyangka Soonyoung membentaknya sekeras itu. Bahkan seumur hidupnya, tidak ada yang berani membentaknya.Ara menggigit bibirnya dan menunduk.
"Kenapa? Apa kau ingin menemuinya?" tanya Ara.
Soonyoung terkejut akan pertanyaan Ara.
"Dia sudah hancur, Soonyoung. Bahkan aku yakin Jihoon sudah hancur melebihi diriku" Ara menatap mata Soonyoung tak kalah menantang.
Soonyoung tak paham dengan isi otak Ara. Ia memutuskan tali kontak mata mereka. Memberikan aba-aba pada Wonwoo yang dibalas anggukan oleh sodara sepupunya itu.
Dengan gerakan cepat Wonwoo berlari menangkap Soonhae dan mengikat tangan wanita itu di punggung.
"Ya!Ya! Lepaskan!" Teriak tak karuan Soonhae.
"Bawa dia ke mobil" perintah Soonyoung dingin.
"Tunggu! tunggu! Aku ibumu, Soonyoung!"
Deg!
Semua diam. Detik jam seolah-olah berhenti bekerja.
"A-aku Ibu kandungmu, Nak" suara Soonhae bergetar dan mulai menangis.
Soonyoung memang tahu kalau dirinya adalah anak angkat, tapi Ayahnya tak pernah menceritakan tentang siapa Ibu kandungnya.
Soonyoung berbalik menatap Soonhae.
Wajah wanita itu memang sedikit mirip dengannya. Tapi itu belum cukup untuk membuktikan kalau Soonhae adalah ibunya.
"Oh, ya? Lalu apa yang kau inginkan dariku?" Tanya sinis Soonyoung.
Soonhae kaget. Ia tak tahu harus menjawab apa.
"Seorang Ibu, tak mungkin melakukan ini pada anaknya. Kalau kau ingin tahu bagaimana perasaanku, aku berada di garis paling bawah hidupku, Eomma"
Soonyoung menekankan ucapannya pada kata "Eomma"
"Jauhkan dia dariku, Wonwoo" Soonyoung kembali berurusan dengan istrinya.
Soonhae sudah berteriak memberontak tak jelas hingga terlihat jelas wajah Wonwoo yang kewalahan mengurus wanita gila itu.
"Tunjukan aku dimana Jihoon"
"Kau yakin ingin menemuinya?"
"Aku tak akan membiarkanmu mendapatkan Jihoon kembali dengan mudah" Senyum jahat Ara.
"Apa yang kau mau?"
"1 permintaan"
"Yang wajib kau wujudkan" sambung Ara.
Soonyoung menjauh, menghela nafasnya.
"Kau wanita jahat, Ara"
Gadis itu tertawa pelan.
"Tenanglah, Soonyoung. Kau sudah menentukan pilihanmu pada Jihoon. Aku tidak akan memaksamu untuk kembali selamanya padaku" jelas Ara.
"Kau terlalu banyak omong, kembalikan Jihoon-ku"
"Kau siap?"
Soonyoung mengatur nafasnya.
"Siap"
-------------------
Yup, akhirnya aku up jugaa.....
Hftt...
Blakangan ini entah kenapa kehilangan mood untuk nulis😭😭
Ingin segera menamatkan cerita ini agar bisa ambil hiatus bentar😘
Tapi emoon sudah mempersiapkan cerita baru dan minta supportnyaa yahhh...
Gak bosen2 aku ingetin kaliannnn
JANGAN LUPA VOTE AND COMMENTNYAA!!!❤❤
SEE U~~~~~~~~~~~~~~~~
![](https://img.wattpad.com/cover/139698851-288-k335816.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SYNDROME (SoonHoon)✔
Fanfiction25/05/18 #1 - howoo 💛 27/05/18 #217 - Fanfiction💛 YOU'RE MY HEALER AND KILLER. WHICH ONE SHOULD I CHOOSE? •Sembuh dengan cara menjauh? "Tapi dia obatku" •Sembuh dengan cara mendekat? "tapi dia adalah penyebab penyakitku" ~SYNDR...