Iyaiya,
Aku tau judulnya ambigu( ͡° ͜ʖ ͡°)-------------
Jam di meja kerjanya sudah menunjukkan pukul 9 malam. Semua karyawan sudah pulang 3 jam lalu saat Jihoon masih berkutat dengan komputer dan laporan sialan ini.
Sudah berapa kali ia menghembuskan nafasnya dan membenarkan posisinya.
Karena ia tak bisa melihat apa yang boss nya lakukan, ia tidak berani kabur atau sekedar pergi ke kantin kantor tadi siang. Jadinya, perutnya meronta-ronta kelaparan.
Pintu ruangannya terbuka, menampilkan sosok laki-laki dengan rambut hitam legam dan mata sipitnya.
"Apa belum selesai?"
Sontak Jihoon berdiri dan membungkuk.
"Belum, Tuan Kwon. Jika memang anda memintanya sekarang, mungkin aku bisa menyelesaikannya"
Soonyoung berjalan santai ke arah Jihoon dengan kedua tangannya dimasukkan kedalam kantong celananya.
Jihoon menautkan kedua jarinya, dan menggigit bibir bawahnya. Menunjukkan kalau ia sedang gugup.
Melihat tingkah laku Jihoon, Soonyoung terdiam sejenak, menahan gejolak aneh di dalam hati dan otaknya yang rasanya tidak singkron
Menahan agar tidak mengacak dan mencubit pipi Jihoon.
"ini sudah malam, pulanglah dan lanjutkan besok pagi"
Jihoon mendongak dan menggeleng cepat.
"lebih baik aku mengerjakannya hari ini, dibandingkan harus dikejar deadline dan waktu istirahatku tidak tenang"
Soonyoung mengangguk paham,
"baiklah, aku akan menunggumu hingga semua laporanmu selesai"
"apa?"
Nada laki-laki mungil itu meninggi mendengar perkataan bossnya.
"kau assisten baru disini, bagaimana bisa aku meninggalkanmu sendiri. Aku tidak mau terjadi apa-apa pada asistenku dan berdebat lagi dengan Ara"
Soonyoung benar-benar tahu cara membuat pipi Jihoon memerah.
Oh yatuhan, demi apapun Jihoon tidak bisa menahan senyumnya. Ia sudah berusaha menutupinya dengan cara menunduk.
-------------
23.07
Jihoon meregangkan badannya yang kaku karena duduk terlalu lama.
Akhirnya laporannya selesai juga.
Ia merapikan semua peralatannya.
"Sudah selesai?"
Suara Soonyoung mengagetkan Jihoon yang sedang membelakangi pintu.
"Sudah, Tuan Kwon"
Jihoon menyerahkan beberapa map ke Soonyoung.
"aigo~ kau bisa menyelesaikan laporan ini kurang dari sehari ckck"
Soonyoung berdecak kagum kepada assisten barunya ini.
Bagaimana tidak, jika dihitung-hitung selama Soonyoung menjabat sebagai CEO disini, ia sudah berganti assisten lebih dari 5 kali.
Soonyoung memang bukan tipe orang yang perfeksionis, tapi kalau masalah pekerjaan, ia tak tanggung-tanggung memperkerjakan bawahannya sekeras mungkin.
Lagipula, jika perusahaan ini maju, siapa yang bangga? Pasti semua pekerja di perusahaan, kan?
"kau bisa pulang sekarang. Terima kasih dan jangan datang terlambat besok"
"Baik, tuan Kwon"
Jihoon memberi senyum dan membungkuk sebelum bossnya itu keluar dari ruangannya dan memberi waktu Jihoon untuk menetralkan detak jantungnya.
------------
Jihoon keluar dari gedung pencakar langit milik KWON GROUP itu.
Dengan berjalan setengah berlari, ia menyusuri koridor dan menuruni lantai demi lantai menggunakan lift.
Keringatnya sudah bercucuran di dahinya.
Jika dipikir-pikir, ini sudah pukul setengah 12 malam, semua lampu di gedung ini sudah padam dan tidak menutup kemungkinan Jihoon bertemu makhluk gaib disini.
Membayangkannya saja bulu kuduk pria mungil itu sudah berdiri.
Jihoon mengelap keringatnya dan berjalan biasa ke arah pintu gerbang perusahaannl, terlihat segerombolan satpam yang sedang mengobrol di pos satpam.
Saat Jihoon melewati mereka, semuanya tampak berhenti berbicara.
"permisi, boleh saya bertanya? Kenapa anda bisa berada di dalam gedung dan apa keperluan anda?"
Tanya salah satu satpam dengan nada mengintrogasi yang membuat nyali Jihoon menciut.
Melihat hal itu, satpam lainnya juga ikut mendekati Jihoon dan mulai menatapnya dengan tatapan mencurigai.
"A-aku.."
"Dia asisten pribadiku yang baru"
Jihoon membelalakkan matanya dan menoleh kesamping.
Bossnya sudah berdiri disampingnya dan mampu membuat semua satpam itu kelabakan berbaris rapi dan memberi salam.
"Oh-uh Tuan Kwon Soonyoung. Maafkan kelancangan kami karena sudah mengganggu staff anda"
Salah satu satpam, yang Jihoon yakini adalah kepala satpam disini memberi salam membungkuk 90 derajat dan diikuti dengan anak buahnya.
"santai saja, jangan kaku begitu"
Soonyoung menepuk pundak satpam itu dan tersenyum lembut.
"Ayo, pulang"
Jihoon menatap mata Soonyoung dan menunjuk dirinya sendiri.
"Iya, kau. Lee Jihoon. Kau lupa kalau tadi pagi kemari dengan istriku?"
Jihoon menggaruk-garuk tengkuknya. Ia merasa sangat bodoh sehingga lupa kalau tidak membawa kendaraan kemari.
"terima kasih tawarannya, tapi aku lebih baik naik angkutan umum saja"
"aish~ jam segini mana ada angkutan umum lagi, adik manis"
Ujar satpam yang terlihat masih muda itu.
Soonyoung menatap satpam itu dengan tajam setelah ia berkata seperti itu. Dan berhasil membuat si satpam baru itu kikuk mengalihkan pandangannya.
"dia benar. Pulanglah bersamaku. Ini perintah dari bossmu, apa kau akan menolaknya?"
Jihoon pasrah. Jika sudah menyangkut pautkan posisi pekerjaan, Jihoon bisa apa selain menuruti perintah boss nya yang satu ini.
Akhirnya ia mengikuti Soonyoung dan masuk kedalam mobil sport berwarna hitam yang terparkir mewah di parkiran VVIP.
---------------
Percayalah, ini cerita udah lewat dari 600 kata:'
Karena aku gak pernah buat 1 chapter lebih dari 600 kata, alesannya biar gak pada bosen bacanya yaa kannn
Nge private cerita ribet juga yahhh:((
Gak jdi di private dehhhJangan pernah bosen buat vote and comment karena 2 hal itu buat aku semangat buat keep writing this story *terharu*
See u~~~~~~~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
SYNDROME (SoonHoon)✔
Fanfiction25/05/18 #1 - howoo 💛 27/05/18 #217 - Fanfiction💛 YOU'RE MY HEALER AND KILLER. WHICH ONE SHOULD I CHOOSE? •Sembuh dengan cara menjauh? "Tapi dia obatku" •Sembuh dengan cara mendekat? "tapi dia adalah penyebab penyakitku" ~SYNDR...