"Aaaaaa"
Jihoon memasukkan potongan buah jeruk kedalam mulut Soonyoung. Laki-laki itu memutar bola matanya malas, lalu menaruh piring buah itu ke meja kecil disebelahnya.
Dengan senyuman khasnya, Soonyoung mengunyah buah yang diberikan Jihoon dengan senang.
Jihoon menghembuskan nafasnya dan melipat tangannya di depan dada.
"Siapa yang sakit sebenarnya disini?"
"Kau" senyum bodoh Soonyoung.
Jihoon kesal tapi juga merasa terhibur dengan adanya Soonyoung disini.
Ia mendorong tubuh Soonyoung agar menjauh lalu merebahkan dirinya.
Soonyoung melihat gerak-gerik Jihoon yang memulai akan terlelap.
"Kau akan tidur?" tanya Soonyoung.
"Ya, kenapa? Pergilah. Kau akan mengganggu bila ada disini"
Soonyoung cemberut mendengar perkataan Jihoon. Terkadang perkataan yang Jihoon lontarkan memang sangat tajam, tapi Soonyoung tak terlalu memikirkannya.
Soonyoung berpindah tempat, mendekatkan wajahnya dengan wajah Jihoon yang sudah menutup matanya bersiap untuk istirahat.
Tangannya dilipat untuk menumpu wajahnya. Jarak mereka begitu dekat, bahkan Jihoon bisa merasakan nafas hangat Soonyoung di wajahnya.
Jihoon membuka matanya karena nafas Soonyoung menggelitik wajahnya.
Senyuman bodoh Soonyoung menyambut penglihatannya.
"Apa kau akan terus menatapku seperti ini?"
"Tidurlah"
Jihoon menatap wajah Soonyoung. Ingin rasanya ia mencium bibir Soonyoung yang berada tepat di depan bibirnya.
Tatapan Soonyoung membuat ia harus menahan senyumnya.
"Apa kau tak pernah berfikir bagaimana caraku tidur bila kau terus berada disini? Menatapku dengan menyeramkan seperti itu?"
Ucap sarkastik Jihoon.
"Kalau kau memang tidak ingin tidur, jangan dipaksakan"
Soonyoung menarik dagu Jihoon untuk menempelkan bibir plum nya dengan milik Soonyoung.
Jihoon membelalakan matanya. Bagaimana Soonyoung bisa tahu apa keinginannya?
"Ini benar- benar memalukan!" batin Jihoon.
Soonyoung menciumnya dengan lembut, sebuah senyuman terukir di sela-sela ciuman mereka karena Jihoon mulai menikmatinya.
Jihoon bisa merasakan ciuman yang Soonyoung berikan kali ini bukan didasari oleh nafsu. Dan ia menyukainya.
"Manis" Soonyoung menghentikan kegiatan mereka dan melihat wajah Jihoon sudah memerah seperti tomat.
"Soonyoung-ah"
Panggil Jihoon pelan. Sang empu nama menoleh.
"Bisakah kau membawaku berjalan-jalan disekitar rumah sakit?"
Nada Jihoon berbicara seperti seorang anak kecil ingin pergi ke taman bermain. Menggemaskan.
Soonyoung tersenyum, mengusap puncak kepala Jihoon.
"Tentu saja, aku akan mengambil kursi roda untukmu. Tunggu sebentar"
Jihoon mengangguk.
------------------
Seperti biasa, rooftop menjadi tempat favorite Jihoon. Rumah sakit ini dilengkapi dengan rooftop yang dihiasi dengan taman bunga yang indah.
Jihoon merasa sangat bahagia hari ini, walaupun ia mengalami kecelakaan, tapi hal itu tidak mengganggunya sama sekali.
Soonyoung selalu setia berada di belakangnya untuk mendorong kursi rodanya, dan saat Jihoon memegang kepalanya karena pusing yang menyerang, Soonyoung dengan gerakan sigap berada di depannya dan berjongkok. Bertanya apa Jihoon baik-baik saja.
Dan tentu saja, hal itu membuat segala rasa sakit di tubuhnya menguap begitu saja.
Soonyoung melihat Jihoon tak hentinya tersenyum. Walaupun hanya senyuman tipis, tapi mampu membuat aura positif disekitarnya.
Dan hal itu membuat Soonyoung semakin jatuh untuk Jihoon.
"ups, terciduk" ucap Soonyoung menutup mulutnya dengan telapak tangannya.
Wonwoo dan Mingyu sedang mengobrol di rooftop juga.
"Wah, Jihoon-ah. Apa kau sudah merasa baikan?"
Jihoon mengangguk menjawab pertanyaan Wonwoo.
"Ya! Aku jelas-jelas berada disini dan kau tidak menyapaku. Dasar!"
"Ya! Kwon Soonyoung! Jangan berteriak padanya" bela Mingyu.
Soonyoung memutar bola matanya.
"Ey, Jangan berlagak seperti kau sudah menjadi kekasih resmi Wonwoo, Kim Mingyu yang sok ketampanan"
Wonwoo dan Mingyu saling menatap lalu membuang muka. Jihoon yang sudah langsung mengerti ucapan Soonyoung hanya diam.
"Ah ya, Jihoon-ah. Kalau kau sudah sembuh, bagaimana kalau kita makan bersama?" tanya Wonwoo antusias yang dibalas dengan anggukan mantap dari Jihoon.
"Bagaimana dengan aku?" ucap Mingyu dan Soonyoung bersamaan.
"Wah, apa-apaan ini?" Wonwoo menatap Mingyu dan Soonyoung bergantian.
"Aku hanya mengajak Jihoon. Kalian berdua pergilah. Urusi hidup kalian masing-masing"
"Tapi hidupku adalah Jihoon"
Perkataan Soonyoung mampu membawa Jihoon, Wonwoo dan Mingyu merasa geli, ingin memukuli Soonyoung sekarang juga.
Tapi dibalik rasa geli Jihoon, ada sebersit rasa bahagia dalam hatinya.
Dia rasa, usaha Soonyoung untuk membuatnya memiliki rasa yang sama akan berbuah manis.
Cekrek!
"Dapat"
Bisik seorang laki-laki dengan topi dan jas panjang hitam menutupi tubuhnya, sedang mengendap-endap mengambil foto dari 4 laki-laki tampan yang sedang asyik bercengkrama.
-------------
*ketik upload*
AKU KANGEN SOONHOON MOMENT:(
Mereka pelit momen banget ya, dasar!
Buat kalian yang semangatin aku UN, TERIMAKASIII💓💓💓
Fyi, aku orangnya baperan, tapi baperan yang ke hal positif. Jadi kalian semangatin aku aja, aku udah senyum2 sendiri😆 *aw aw*Bukannya byuntae yaa, cuman entah kenapa pengen sekali nulis NC SoonHoon😂
Kalo aku ubah SoonHoon story jadi genre M tapi cerita semua di private, kira2 kalian gimana? Setuju gak?
PLEASE VOTE AND COMMENTNYA!!💕💕
SEE U~~~~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
SYNDROME (SoonHoon)✔
Fanfiction25/05/18 #1 - howoo 💛 27/05/18 #217 - Fanfiction💛 YOU'RE MY HEALER AND KILLER. WHICH ONE SHOULD I CHOOSE? •Sembuh dengan cara menjauh? "Tapi dia obatku" •Sembuh dengan cara mendekat? "tapi dia adalah penyebab penyakitku" ~SYNDR...