Soonyoung berlari menyusuri koridor rumah sakit dimana Jihoon dirawat.
Wonwoo tidak menjawab telpon dan membalas pesannya. Jadi, dia harus bertanya pada suster dimana ruangan Jihoon berada.
Tapi, waktu Soonyoung bertanya, suster itu malah menggodanya dan hal itu membuat Soonyoung jijik.
Baru satu jam yang lalu, Soonyoung mendarat di Korea Selatan setelah honeymoon dengan istrinya.
Masa bodoh dengan tatapan orang yang heran dengan Soonyoung berlari-lari, ia ingin cepat menemukan laki-laki mungilnya.
Nomer kamar 156
Soonyoung menarik nafasnya sebelum membuka pintu rumah sakit yang ia percaya Jihoon sudah menunggunya disana.
Soonyoung melihat Jihoon yang sedang memakan buah yang diberikan oleh Wonwoo.
Wonwoo duduk disampingnya dan dengan hati-hati menyuapi potongan anggur ke mulut kecil Jihoon.
Senyum Soonyoung merekah bahagia melihat Jihoon sudah siumannya. Tapi tidak dengan Wonwoo dan Jihoon. Mereka berdua sama-sama seorang tsundere dan hal itu membuat Soonyoung merasa tercekam.
Tanpa basa-basi, Soonyoung mendekatkan bibirnya ke dahi Jihoon yang tertutup oleh rambut hitam pekatnya, lalu menciumnya lembut.
"Aku merindukanmu, Jihoonie"
Jihoon mendongakkan kepalanya melihat Soonyoung dengan wajah datarnya yang terlihat sangat lucu di mata Soonyoung.
"Ya! Aku ada disini, tidak bisakah kau melakukannya nanti?" ucap Wonwoo sinis dengan suara beratnya.
"Kenapa kau berpura-pura tidak mendengar telpon dariku dan pesanku, huh? Kau tahu seberapa lelahnya aku berlari dari lantai ke lantai?" Soonyoung balik menyerang.
"Kau berlari?" tanya Jihoon polos.
Soonyoung menatap Jihoon dan mengangguk. Memasang wajah cemberut dan kelelahan.
Wonwoo hanya melipat tangannya dan memutar bola matanya.
Sepupunya benar-benar menyebalkan dari dulu.Wonwoo berdiri dari duduknya, merapikan jasnya yang terlipat.
"Baiklah, sudah ada Soonyoung disini, berarti tugasku sudah beres" Laki-laki dingin itu melangkahkan kakinya, tapi sebuah tangan menghentikannya.
"Terima kasih, Wonwoo-sshi" ucap Jihoon menggenggam tangan Wonwoo.
Dengan gerakan cepat, Soonyoung menepis genggaman Jihoon.
"Kalau mau pergi, pergi saja"
Wonwoo tampak tidak menghiraukan ucapan Soonyoung. Ia malah mengacak-acak gemas rambut Jihoon.
"Tidak apa, setidaknya kau sudah merasa lebih baik. Aku pergi dulu"
Wonwoo tersenyum manis, tapi seketika berubah datar menatap Soonyoung dan menghilang dari balik pintu.
Suasana canggung begitu saja tercipta diantara Soonyoung dan Jihoon. Laki-laki mungil itu menundukkan kepalanya, Soonyoung secara terang-terangan menatap Jihoon gemas.
Tangan Soonyoung terulur menyentuh kening Jihoon.
"Apa masih sakit?"
"Sedikit"
Sekali lagi, Soonyoung mencium kening Jihoon.
"Kalau sekarang?"
Pipi dan telinga Jihoon merona. Ia mendongakkan kepalanya menatap Soonyoung yang tersenyum ke arahnya.
Jihoon tidak menjawab pertanyaan Soonyoung.
Soonyoung mendekatkan wajahnya dan mengecup kilat bibir Jihoon yang masih terlihat pink walaupun tidak menggunakan lip balm atau semacamnya.
"Sudah lama sekali aku ingin melakukannya"
Senyuman malu-malu akhirnya ditampilkan Jihoon. Ia menggigit bibir bawahnya dan menunduk.
Soonyoung memegang dagu Jihoon, mengarahkan agar tatapan mereka bertemu.
Mata Jihoon adalah pemandangan paling indah untuk Soonyoung. Tempat dimana ia mencari keteduhan saat hujan, tempat dimana Soonyoung membagi kebahagiaanya.
Bibirnya dan bibir Jihoon bertemu, tidak perlu waktu lama untuk Jihoon membalas ciuman Soonyoung.
Soonyoung melakukannya dengan sangat pelan. Indra perasa di bibirnya ingin mengingat semua inci dari bibir Jihoon.
"Bibir Jihoon benar-benar memabukkan" batin Soonyoung.
Lumatan-lumatan kecil mulai terjadi. Bahkan lidah Soonyoung sudah menjelajahi isi mulut Jihoon.
Laki-laki mungil itu mencengkram pundak Soonyoung. Membatasi pergerakan Soonyoung agar tidak melewati batas.
Jihoon menghentikan pagutan panas mereka. Bibir Soonyoung memerah dan juga basah akibat ulahnya.
"Aku tahu kau ingin melakukannya, Soonyoung"
Soonyoung mempertemukan dahi mereka.
"Lalu, apa aku tak bisa melakukannya, hm?" bisik Soonyoung rendah, mencium kilat bibir Jihoon.
"Kau gila jika mau melakukannya dirumah sakit"
"apa salahnya mencari pengalaman baru" Soonyoung menatap mata Jihoon. Dahi mereka masih saling bersatu. Bahkan ujung hidung mereka sudah bertemu.
"Kau tahu, aku sangat merindukanmu, Lee Jihoon. Bahkan saat aku di Jepang. Aku tidak bisa berfikir yang lain mengetahui kalau kau ada dirumah sakit"
Bisik seduktif Soonyoung. Jihoon meneguk salivanya. Ia gugup karena Soonyoung menggunakan suaranya yang begitu seksi dan juga menggoda.
Soonyoung sekali lagi mengecup bibir Jihoon.
"Aku mencintaimu, Lee Jihoon. Aku tidak akan melepaskanmu"
----------------------
Huwaaa, selesai ngetik langsung publish😂
MINGGU DEPAN AKU UN GUYSS:')) DOAKAN WKWKWK
Btw, disini ada yang baca manga H & H roman company? KALO ADA, HYPE BARENG YUK.
Aku suka bangettt gilaaaaaaa😭😭😭😭Soalnya cast nya punya sifat mirip sama SoonHoon OMG.
SUKA SEKALI AKU TUHHHH:''''Aku sayang kaliannn
GAK BOLEH LUPA VOTE AND COMMENTNYAAA💗💗
SEE U~~~~~~~~~~~~
Judulnya udh sweet things. Siap siap diabetes
KAMU SEDANG MEMBACA
SYNDROME (SoonHoon)✔
Fanfiction25/05/18 #1 - howoo 💛 27/05/18 #217 - Fanfiction💛 YOU'RE MY HEALER AND KILLER. WHICH ONE SHOULD I CHOOSE? •Sembuh dengan cara menjauh? "Tapi dia obatku" •Sembuh dengan cara mendekat? "tapi dia adalah penyebab penyakitku" ~SYNDR...