WHERE?

1.8K 262 14
                                    

"Apa ini tidak terlalu berlebihan?" ucap Wonwoo. Ia sedang berkunjung ke kantor Soonyoung.

Soonyoung menoleh ke arah sepupunya. Ia tak mengerti ucapan Wonwoo barusan. Berlebihan? Apanya?

Wonwoo melihat ekspresi Soonyoung yang kebingungan, laki-laki dingin itu membenarkan posisi duduknya.

"Hubunganmu dengan Jihoon"
Wonwoo menghela nafas.

"Apa hal itu tidak berlebihan?" lanjutnya.

Soonyoung sekarang benar-benar menghadap Wonwoo. Mendengar nama Jihoon ia merasa terpanggil.

"Aku mulai khawatir dengan Ara, Soonyoung. Apa dia tidak pernah bertanya padamu kenapa kau pulang larut dan bahkan tidak pulang?" tanya Wonwoo mengintimidasi.

Soonyoung menatap tajam ke arah Wonwoo, ia curiga akan pertanyaannya.

"Semasih ia tak menganggu Jihoon, itu berarti Ara masih percaya padaku"
Sanggah Soonyoung menepis segala pikiran negatif Wonwoo.

"Dia sangat mencintaimu, Kwon. Ara tidak mungkin membiarkanmu lepas dari genggamannya. Percayalah, perasaan hati wanita jauh lebih kuat dari laki-laki" nada bicara Wonwoo berubah khawatir.

Soonyoung menyandarkan punggungnya ke kursi agungnya. Mengingat-ingat ucapan dan perubahan prilaku Ara belakangan ini yang lebih protektif dari biasanya.

Bahkan sebelum berangkat ke kantor tadi, istrinya itu menyambar bibirnya dan melumat dengan kasar seolah-olah meminta jatah.

Wonwoo mendekatkan kursinya ke meja Soonyoung, menautkan ke-10 jarinya dan menatap Soonyoung tajam.

"Aku mempunyai firasat kalau hubunganmu dengan Jihoon dalam masalah, Soonyoung"

Soonyoung risih. Ia tak suka seseorang ikut campur dalam hubungannya dengan Jihoon. Walaupun hubungan mereka berdua mungkin sebatas "Daddy-Baby" tapi ia mencintai Jihoon, dan Soonyoung yakin Jihoon juga merasakan hal yang sama.

Tapi perkataan Wonwoo ada benarnya, Soonyoung pun merasakan hal yang sama juga. Harus ada kemajuan diantara hubungannya dengan Jihoon. Entah itu baik atau buruk, setidaknya hubungan itu jelas.

"Apa yang kau tunggu? Hubungi Jihoon sekarang. Suruh ia kemari" kata Wonwoo santai menyender pada punggung kursi.

Soonyoung mengambil ponselnya, mengetik nama dan memencet tombol hijau.

Gagal. Soonyoung mencoba sekali lagi.

Gagal.
Begitu seterusnya hingga ia berdiri memasang wajah panik.

"Ada apa, Soonyoung?"

"Nomer telfon Jihoon tidak aktif"

--------------

Jihoon libur hari ini. Ia mengambil kesempatan ini untuk sekedar berkeliling ke pinggir kota Seoul menggunakan bus umum.

Jihoon hanya ditemani oleh ponsel, headset dan beberapa uang. Laki-laki manis itu ingin bersantai, melepas segala penat dan masalahnya.

Sebenarnya Soonyoung melarang Jihoon untuk bepergian sejauh ini. Bahkan sangat jauh dari kota. Tapi ua berjanji akan kembali saat fajar tenggelam nanti malam.

Jihoon turun dari bus terakhirnya dengan senyum. Pinggir kota memang tempat yang pas untuk seseorang yang introvert seperti Jihoon.

Sunyi dan sepi, bahkan udaranya sangat segar. Ia berjalan melewati beberapa rumah dan toko yang masih sepi pembelinya.

Mengingat Jihoon belum mengisi perutnya sejak tadi pagi, ia masuk ke dalam kafe dan disambut dengan aroma roti dan kue yang menyeruak masuk ke hidungnya.

Jihoon memesan satu gelas kopi hangat dan roti. Ia duduk menghadap jendela.

"Alangkah indahnya jika hidupku seperti ini setiap hari" bisiknya sangat pelan.

Ia merogoh kantong jaketnya dan mengeluarkan ponselnya lalu mematikannya karena tak ingin ada seseorang yang mengganggu "Me-time"nya kali ini.

Jihoon menghabiskan kopi dan rotinya dengan nikmat, tidak seperti di kota yang segala hal dilakukannya dengan buru-buru.

Laki-laki mungil itu keluar dari kafe dan berjalan menyusuri pinggiran kota itu.






Grep!

Tiba-tiba sebuah tangan kekar menarik tangannya kuat, membekap mulutnya dengan kain hitam yang membuat Jihoon sulit bernafas.

Ada seseorang dengan pakaian serba hitam mengangkat kakinya dan membawa tubuh kecilnya itu masuk kedalam mobil van hitam.

Jihoon berusaha memberontak tapi percuma, kekuatannya tidak seberapa.

Kepala Jihoon terasa pening dan matanya terasa berat.

Hal yang Jihoon ingat sebelum ia pingsan adalah suara seorang wanita yang sangat familiar di otaknya.

---------------

Lama gak update membuatku merasa bersalah😭

Aku kangennnnn dapet notif dan vote dari kaliannn *apaansih*

Pliss ini bentar lagi ceritanya tamat, jangan lupa VOTE nya:((

See u~~~~~~~~~~~~~










SYNDROME (SoonHoon)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang