3 : Moment

1.8K 202 147
                                    

Mobil Aston Martin Silver milik Louis terparkir di halaman depan rumah Ele. Karena malas turun, Louis memutuskan untuk mengambil handphone nya dan mengetikkan sesuatu disana.

Louis : Gue didepan

Eleanor : Tunggu bentar ya Lou

read.

Tok tok tok

Eleanor mengetuk jendela mobil Louis, Louis pun menurunkan jendelanya.

"Lou, ini laporannya." kata Eleanor sambil menyodorkan selembar kertas.

Muka Eleanor terlihat pucat sekarang. Kantung matanya tebal. Ia benar-benar terlihat kelelahan. Sebenarnya, Louis khawatir dengan keadaan Eleanor. Namun, ia merasa gengsi untuk memperlihatkan kepeduliannya pada partner contekanzone nya itu.

Louis mengambil kertas itu dengan was-was. Ia takut kalau-kalau Kylie, Kendall, atau Barbara yang merupakan tetangga Eleanor melihat keberadaannya sekarang.

"Jangan bilang ke yang lain tentang ini, gue gamau di cap sebagai cowo jahat."

Ele mengangguk lemah dan tersenyum. Wajahnya benar-benar pucat.

"Dan satu lagi, kalo lo capek mending lo ke istirahat, ntar gue ijinin."

"I'm fine kok Lou." Eleanor berbalik dan menuju ke rumahnya.

"Ele tunggu." teriak Louis membuat langkah Eleanor tertahan.
"Lo udah mandi kan? Mau bareng ke sekolah sekalian ga?"

"Gausah Lou, aku naik mobil sendiri aja."

"Bahaya kalo naik mobil dalam keadaan ngantuk."

Louis tidak bisa lagi menyembunyikan kekhawatirannya. Kepeduliannya pada Eleanor mengalahkan gengsinya.

"I'm fine Lou, gausah khawatir. Eh" Eleanor tersadar, tidak mungkin Louis mengkhawatirkannya. Namun sikap Louis barusan benar-benar menunjukan sebuah kekhawatiran.

"Iya, gue emang khawatir sama lo. Gausah kaget gitu." kata Louis polos.

"Eh hm aku baik-baik aja kok."

Louis turun dari mobilnya dan menggenggam tangan Eleanor erat kemudian menariknya untuk masuk ke dalam rumah.

"Permisi tante, om." kata Louis saat melihat ayah dan ibu Eleanor sedang makan bersama di meja makan.

"Eh nak Louis, ada apa pagi-pagi kesini?" tanya ibu Ele.

"Saya mau jemput Ele, tante. Tapi keknya Ele sakit deh, mukanya pucat." kata Louis sopan, Ele menatapnya dengan kaget.

Louis ingin menjemputnya?

"Eh iya El, kok kamu pucat? Kamu sakit?" tanya ayah Ele.

"Engg--ga kok Dad, I'm fine."

"Istirahat di rumah aja dulu ya El?" kata ibunya.

"Ihh gausah Mom, aku baik-baik aja kok."

"Ele emang suka gitu nak Louis, dia selalu semangat sekolah. Gatau deh karena pelajaran atau karena nak Louis." ayah Ele terkekeh melihat anaknya memelototinya.

Louis melirik Ele. Muka Ele merah semerah tomat sekarang, Louis terkekeh.

"Keknya karena saya deh om, kan saya ganteng, hahaha." kata Louis dengan PDnya.

"Hahaha, nak Louis ini mirip sama saya pas saya masih muda. Ele juga mirip sama Mommynya. Dulu saya jatuh cinta sama Mommynya Ele karena saya sering nyontek dia, hahaha." curhat ayah Ele.

Contekan Zone (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang