"Maafin gue Ken. Gue tau gue salah." kata Cam penuh penyesalan.
"Maaf? Dengan santainya lo bilang maaf setelah sebelas tahun lo bikin hidup semua orang disini hancur, hah?" Kendall emosi.
"Kak tenang kak." Kylie mencoba untuk menenangkan Kendall.
"Hmm keknya ini urusan keluarga kalian deh, sebaiknya gue sama Barbara ga ikut-ikut." Luke beranjak berdiri dengan canggung sambil menarik tangan Barbara.
Barbara menarik tangannya kembali, "Ga Luke, keluarga mereka keluarga gue juga. Kita semua disini keluarga. Karena lo nikah sama gue, lo juga bagian dari keluarga ini."
"Kita butuh lo juga, pak Wakapolri." kata Justin.
"Kita semua saling membutuhkan disini." Taylor berpendapat.
Luke menatap sekelilingnya lalu kembali duduk.
"Apa lo masih ingat Chad, Ken?" tanya Cameron.
"Wah wah parah ya lo, udah datang kemari bikin emosi, pertanyaan lo juga bikin emosi. Anak setan ya lo?"
"Iya gue anak setan. Anak orang gila yang kerasukan setan lebih tepatnya." kata Cam.
"Gajelas lo sumpah, pergi sono."
"Orang tua gue dua-duanya punya penyakit jiwa bawaan dan Chad juga punya. Gue tinggal sama orang-orang gila selama ini. Mau gamau, gue juga harus bertingkah gila." curhat Cameron.
"Lo ga cuma bertingkah gila, tapi lo emang orang gila." kata Kendall.
"Ken! Cam ga gila. Dia satu-satunya yang waras di keluarga mereka. Tolong dengerin dia." Louis mulai emosi.
"Lou, biarin Kendall sama Cam selesaiin masalah mereka dulu." Taylor mengingatkan.
"Ken, tolong kasih kesempatan Cam buat cerita dan Cam tolong jangan bertele-tele." lanjut Taylor bijak.Kendall mendengus kesal, "Oke, ceritain semuanya."
FLASHBACK
"Shit. Kendall nolak gue." keluh Chad kesal sambil membanting tubuhnya disofa sebelah Cam.
Cam yang sedang main PS merasa kesal karena saudaranya setiap hari mengeluh, "Kan udah dari awal gue bilang, dia sukanya sama Harry bukan lo."
Chad mulai emosi. Ia menarik kerah Cam, "Apa lo bilang? Lo berani nyebut nama tu brengsek satu depan gue? Luar binasa."
Cam mencoba menepis tangan Chad, namun ia gagal.
Chad memperkuat tarikannya, "Lo ngomong kek seolah-olah gue kalah sama cowo keriting culun itu, bagus banget ya lo. Ini nih akibat kebanyakan main sama Louis dan pembokat-pembokatnya, lo jadi berani ngelawan gue kan."
"Apaan sih Chad, lepasin. Lo ga nyambung tau ga, ini gaada hubungannya sama mereka. Pantes Kendall gasuka sama lo, lo itu gila."
Bugh! Chad memukul Cam.
"Lo mulai berani ngelawan kakak lo ya, siapa yang ngajarin hah?"
Cam terdiam sambil memegangi hidungnya yang dipukul oleh Chad.
"Denger ya Cam, gue benci sama semua teman sekelas lo. Terutama sama yang namanya 1D 1D itu. Daddy-nya Louis udah bikin mommy gila dan dia udah bikin daddy ga sayang lagi sama kita. Sekarang Harry, dia ngerebut Kendall dari gue. Abis itu ada si Liam sama Zayn yang sok tau dan sering nasehatin gue. Terakhir si Niall, orang yang hampir tiap hari numpahin susu coklatnya ke baju gue. Gue benci banget sama mereka dan gue bakal balas dendam ke mereka."
Cam berniat untuk menghalangi rencana jahat Chad, namun ia terlalu takut untuk itu.
"Gue butuh bantuan lo buat hancurin mereka. Lo harus dapatin Eleanor dan jauhin dia dari Louis. Otomatis Louis bakal sakit hati. Kalo dia sakit hati, Harry pasti sedih. Kalo Harry sedih, Kendall juga bakal sedih juga kan? Semuanya saling berhubungan, nice."
Awalnya Cam menolak karena ia sama sekali tak punya perasaan untuk Eleanor. Namun, Chad memaksa dan mengancamnya. Dengan berat hati, Cam menurut.
Berawal dari suruhan Chad, Cam yang sering menggoda Eleanor jadi suka padanya. Saking sukanya, Cam tidak ingin orang lain mengambil Eleanor termasuk Louis. Chad yang mengetahui hal itu mempengaruhi Cam agar Cam membenci Louis. Usaha Chad berhasil, Cam berubah menjadi sepertinya sekarang.
Selang beberapa tahun, mereka harus putus karena Cam tidak ingin menjalani hubungan LDR. Tiga tahun kemudian, Cam datang kembali ke kehidupan Eleanor. Ia tau bahwa selama ia pergi, Louis mencoba mendekati Eleanor lagi. Ia tak ikhlas dengan hal itu. Akhirnya ia meminta tolong Chad. Dendam Chad pada Kendall yang masih belum berakhir membuatnya menyuruh Cam untuk memanfaatkan Kylie.
Awalnya Cam menolak tetapi Chad memaksanya.
Rencana mereka berjalan mulus. Louis dan sahabat-sahabatnya hancur. Namun disaat yang bersamaan, Cam merasa bersalah. Diam-diam, ia membantu Louis agar Louis diterima di Oxford. Ia juga yang membantu Ariana untuk dapat dekat dengan Justin. Bahkan, untuk menebus rasa bersalahnya pada Liam, diam-diam ia juga membiayai pernikahan Liam dengan Cara.
Masalah hati, diam-diam Cameron mulai melupakan Eleanor. Ia memang menyayanginya, namun tidak mencintainya. Karena apa? Karena ia mencintai Kylie.
Yang membuatnya bertahan pada Eleanor ialah ancaman dari Chad. Ia tak ingin lebih banyak orang yang dikorbankan dalam misi balas dendam Chad ini.
FLASHBACK OFF
"Gue udah ga cinta sama Eleanor lagi karena gue cinta sama lo, Kael." katanya sambil memegangi kedua tangan Kylie.
"Jangan pegang-pegang tangan adek gue." Kendall memukul tangan Cam.
"Ken, tolong dengerin gue. Gue lakuin semua ini karena gue takut diapa-apain sama Chad. Gue ga pernah bermaksud jahat sama kalian, sumpah. Gue cinta banget sama Kylie dan gue mau nikah sama dia. Gue gamau nikah sama Eleanor."
Semua orang disana terdiam. Mereka bingung harus percaya atau tidak.
"Udah berkali-kali gue batalin pernikahan gue sama Ele dan empat hari lagi gue udah gabisa batalin lagi. Gue mohon sama kalian, batalin pernikahan kita. Gue mohon, terutama sama lo, Lou."
"Cam, jujur, kita disini masih belum bisa percaya sama lo sepenuhnya. Kasih kita satu alasan yang kuat untuk kita bisa percaya sama lo dan kasih satu bukti kalo lo emang ada dipihak kita sekarang." kata Taylor.
"Oke, gue bakal kasih satu bukti supaya kalian percaya sama gue. Gue tau dimana Chad sembunyiin Mom Jen. Dia bisa jadi saksi kunci kalian untuk ngungkap siapa yang bikin dia gila jadi Chad ga punya alasan buat nuduh bapaknya Louis lagi." kata Cam serius.
"Selain itu, gue juga punya ini." kata Cam sambil menunjukan sebuah handycam."Apa itu?" tanya Taylor.
"Video bukti kejahatan Chad."
"Lo tadi bilang lo tau dimana Mom Jen kan, kasih tau sekarang ke kita dimana dia." kata Louis tak sabaran.
"Dia ada di Jalan Sukamara, Komplek Bahagia no 69. Gue bisa temenin kalian dan bantu kalian ngelabui bodyguard-bodyguard disana. Tapi, kalo kalian mau. Kalo kalian masih ga percaya sama gue, gapapa kok."
"Kita percaya sama lo." kata Taylor lembut.
"What? Tay, are you sure?" tanya Kendall heran.
"Ken, apa salahnya sih ngasih kesempatan orang buat nebus semua kesalahannya dan baikin namanya yang sempat tercoreng? Kalo Kenny tetep nyimpen dendam ke dia, apa bedanya Kenny sama Chad?" kata Ariana yang tumben bijak.
"Gue setuju sama Ari, lagian dulu gue pernah jadi bestie dia dan gue tau dia baik." tambah Barbara.
"Setuju sama Bra!" teriak Hailee semangat.
Kendall menatap teman-temannya bergantian, "Ok fine. Tapi kalo sewaktu-waktu dia ketauan ngibulin kita, gue angkat tangan."
"So, jadi apa rencana selanjutnya?" tanya Kendall semangat.Emang pendek, karena yang panjang abis ini. Siap siap kaget yha, wkwk😂
Wait for the next part, tommorow at 7 PM :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Contekan Zone (Completed)
Fanfiction"Jahat ga sih kalo deketin cewe cuma buat dapat contekan? Ga ah, lagian doi kan udah tau tapi doi tetep mau ngasih contekan. Bukan salah gue kan?" -Louis. "Asal bisa dekat sama kamu dan di chat tiap hari sama kamu, aku rela kok ngasih contekan. Bodo...