52 : Goodbye Eleanor, Welcome Briana

886 128 31
                                    

Double update❤️

Saat ini, Louis dan Briana sedang ditugaskan untuk mengecek barang-barang di laboratorium.

Terlambat Lou, aku udah terlanjur cinta sama Cam dan bakal selalu nunggu dia.  

Kata-kata Eleanor tadi terngiang-ngiang diotak Louis. Bahkan, kata-kata itu membuat fokusnya buyar.

"Lou, alat suntiknya udah lengkap semua. Tabung oksigennya juga." kata Briana sambil mencatat semuanya.
"Semuanya udah lengkap, jadi kita keluar seka--" Briana menoleh dan mendapati Louis sedang melamun.
"Lou, are you okay?" tanya Briana was-was.

Louis diam. Tak bergerak sedikitpun.

Briana mengelus punggung Louis lembut agar tidak mengejutkannya, "Lou?"

"Ehh gimana?" Louis gugup.

"Kamu kenapa sih? Ngelamun mulu."

"Ahh engga, aku cuma--"
"--ngantuk. Iya ngantuk."

"Ohh yaudah, kita pulang sekarang. Semua tugasnya udah selesai." Briana berjalan mendahului Louis lalu mencoba membuka pintunya.
"Ehh kok gabisa?"

"Hah?"

"Pintunya gabisa dibuka."

Louis menghampiri Briana lalu mencoba membuka pintunya.

"Keknya kita dikunciin deh."

"Hah?"
"Tolong!!!" teriak Briana sambil menggedor-gedor pintunya.

"Santai aja kali Bri, ntar juga ada yang bukain."

Gelap. Tiba-tiba lampunya mati.

"Aaaa--" teriak Briana yang langsung memeluk Louis.

"Bri tenang Bri--"

"Aku takut gelap, Lou." teriak Briana.

"Ya yaudah aku nyalain flash dulu, bentar ya." kata Louis panik.

"Louis aku takut--" Briana mulai menangis.

"Iya-iya sabar." Louis kesulitan mengambil ponselnya karena ia panik.

"Cepetan Lou---" rengek Briana.

"Sabar--" Louis menyalakan flash-nya.
"Nah udah."

Briana melepaskan pelukannya, "Maa--maaf." katanya canggung sambil mengelap airmatanya.

"Iya gapapa."

Keduanya duduk dilantai dengan canggung.

Ceklek.
Paginya, pintu terbuka. Ternyata Eleanor yang membukanya.

Eleanor masuk dengan santai karena ia terbiasa masuk ke ruangan itu. Namun matanya terbelalak ketika melihat Louis dan Briana sedang tidur bersender di dinding sambil berpelukan.

Tanpa ia sadari, dadanya sesak. Matanya berkaca-kaca. Ia mundur perlahan.

Pyarrr.
Eleanor tak sengaja memecahkan labu erlenmeyer dibelakangnya.

Suara pecahan itu membuat Louis dan Briana terkejut.

"Ele?"
"Yaampun Ele!" Briana bangun dan langsung memeluk Ele.

Eleanor meneteskan airmatanya, Louis melihat itu.

"Makasih udah nyelamatin kita, El. Kita ke kunci disini semalaman dan aku takut banget karena gelap. Makasih banyak El." kata Briana, Eleanor tersenyum palsu.

Contekan Zone (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang