51 : Hai, Miss Jungwirth

875 147 39
                                    

INDONESIA

[8.00 AM]

"Selamat datang Dokter Louis, ini adalah hari pertama anda bekerja. Saya harap anda dapat melayani dengan baik disini." sapa Dokter Purnomo, Kepala Rumah Sakit tempat Louis bekerja.

"Siap pak, pasti saya akan melayani dengan sepenuh hati." sahut Louis sambil tersenyum tulus.

Pagi ini adalah hari pertama Louis bekerja disalah satu rumah sakit di Jakarta. Ia memulai pekerjaannya tepat pukul tujuh pagi dan akan selesai pukul lima sore. Selama bekerja, Louis diberi waktu istirahat dari pukul duabelas siang sampai setengah satu siang.

Hari pertama tak terlalu buruk untuknya. Setidaknya, sampai siang ini sudah ada sepuluh ibu hamil yang ia layani. Karena jam sudah menunjukkan pukul duabelas siang, Louis pergi ke kantin untuk makan.

Suasana kantin sangat ramai sekarang. Banyak dokter-dokter yang menghabiskan waktu istirahat disana. Semua bangku hampir terisi penuh, hanya ada satu yang kosong dan Louis memilih duduk disana sendirian.

"Permisi, saya boleh duduk disini? Tempat duduk yang lain penuh, cuma ini yang kosong." seorang dokter cantik menghampiri Louis. Ia meminta ijin untuk duduk disebelah Louis karena memang tinggal bangku itu yang kosong.

"Silahkan." kata Louis ramah.

Dokter itu pun duduk, "Dokter baru ya?" tanyanya.

"Iya." jawab Louis singkat tanpa menghilangkan senyuman di wajahnya.

"Kenalin, saya Briana. Saya dokter kejiwaan." katanya sambil mengulurkan tangan.

"Ohh saya Louis, dokter kandungan." jawab Louis sambil menjabat tangan Briana.
"Ngomong-ngomong, kok dokter kejiwaan kerjanya disini ya? Maaf nih, bukannya seharusnya di RSJ?" tanya Louis sok akrab.

Briana terkekeh, "Kebetulan yang punya rumah sakit ini om saya. Dia mau bikin rumah sakit yang beda dari yang lain. Coba liat gedung itu." kata Briana menunjuk sebuah gedung disamping gedung utama rumah sakit, Louis menoleh.
"Itu tempat kerja saya tapi masih satu lingkungan sama rumah sakit ini. Dibikin gedung khusus karena ya disana ada orang gila, takutnya kalo dicampur bakal ganggu pasien yang waras."

Louis mengangguk kagum. Bukan, bukan karena rumah sakitnya hebat. Tapi dia kagum oleh senyuman Briana. Senyuman itu mengingatkannya pada sesuatu. Cinta pertamanya.

"Bri, ini makanannya." kata seorang wanita cantik dari belakang Briana.

Sontak, Briana dan Louis menoleh.

"Eh Ele, duduk El." Briana menyuruh Eleanor duduk di depan Louis.

Eleanor mencoba untuk bersikap biasa saja dan pura-pura tidak kenal dengan Louis. Begitu pula dengan Louis.

"El, kenalin ini dokter Louis spesialis kandungan. Dia dokter baru disini."

Louis mengulurkan tangannya, "Louis."

Eleanor membalasnya, "Eleanor."

"Eleanor ini dokter spesialis anak, dia lulusan Harvard loh. Dia juga baru kerja disini." Briana memberi informasi, Louis mengangguk sambil tersenyum.

"Udah tau." ucap Louis tak sadar tanpa mengalihkan pandangannya dari Eleanor.

"Hah? Jadi kalian udah saling kenal?"

"Hah? Eh--" Louis salah tingkah.
"Maksudnya saya udah tau setelah kamu kasih tau." sahut Louis.

"Ohh gitu." Briana yang polos hanya mengangguk.

"Istirahat tinggal limabelas menit lagi, Bri. Sebaiknya kita cepat." kata Eleanor.

---o---

Contekan Zone (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang