"Aku ga bakal ganggu dia dan cari tau tentang dia lagi. Aku mundur."
"Lah kok gitu El? Lo ga penasaran apa?" tanya Selena.
"Ya penasaran tapi kan--"
"El, kalo lo sayang Cam, kalo lo sayang Louis, lo harus cari tau tentang masa lalu mereka berdua karena masa lalu mereka juga bakal berdampak sama masa depan dan masa kini lo." kata Shawn bijak.
"Shawn benar El, lo udah masuk ke kehidupan mereka, lo terikat sama mereka. Semua hal tentang mereka bakal mempengaruhi lo. Lagian kalo gue jadi lo, gue lebih milih sakit karena tau daripada bahagia dalam kebohongan sih." Selena mencoba memprovokatori Eleanor.
"Aku pikir-pikir dulu deh."
Selena dan Shawn menyerah.
"Hmm aku pulang dulu ya? Aku butuh istirahat."
"Tapi El--"
Shawn memotong kata-kata Selena, "Lo butuh istirahat buat mikir jernih. So, selamat beristirahat Eleanor Tomlinson."
Eleanor tersenyum tipis sebelum meninggalkan mereka berdua.
Selena menatap Shawn tajam, Shawn malah mengangguk.
Saat berjalan menuju mobilnya, Eleanor dikagetkan oleh seorang pemuda yang menarik tangannya.
"Darimana lo? Gaada pertemuan calon-calon dokter jam segini." tiba-tiba Thomas datang dan mengintrogasinya.
"Aku--"
"Tadi tante Em nelpon dan nanyain keberadaan lo. Lo bohong sama dia ya?" tanya Thomas dingin, Eleanor menunduk ketakutan.
"Gue serem ya?" Thomas melembut, kemudian ia tersenyum.
"Sorry, gue cuma khawatir sama lo tadi. Gue berlebihan ya?"
"Eng--ga kok."
"Lo darimana sih, El? Pergi sama siapa? Orangtua lo khawatir tau ga."
"Maaf, aku tadi ketemuan sama Demi."
"Yakin? Tadi gue nelpon Demi katanya dia di rumah."
'Pasti kesenengan tuh anak ditelpon Sangster.'
-Eleanor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Contekan Zone (Completed)
Fanfic"Jahat ga sih kalo deketin cewe cuma buat dapat contekan? Ga ah, lagian doi kan udah tau tapi doi tetep mau ngasih contekan. Bukan salah gue kan?" -Louis. "Asal bisa dekat sama kamu dan di chat tiap hari sama kamu, aku rela kok ngasih contekan. Bodo...