43 : PLAN

1.1K 150 82
                                    

DOUBLE UPDATE
CEKIDOT

"Louis?"

"Hai bang, apa kabar?" tanya Louis yang masih memakai baju wisudanya.

"Lo datangin gue? Berarti lo--"

"Iya bang, gue udah maafin lo. Gue kasian liat lo depresi karena kehilangan adek paling ganteng."

"Iyain aja dah, yang penting gue udah dimaafin." kata Thomas riang sambil memeluk Louis erat.

Louis tersenyum, "Gue udah lupain semuanya bang, termasuk masalah masa lalu kita. Gue putusin buat natap masa depan tanpa ngeliat ke belakang. Gue udah maafin lo, gue udah maafin Cam, gue udah maafin semuanya, bahkan diri gue sendiri."

"Nice boy, itu baru namanya adek gue."

Louis tersenyum, "Gue harap kita ga bahas masa lalu kita lagi , bang. Gue harap lo ga cari tau lagi tentang masa lalu orang tua kita. Gue udah damai begini."

Thomas mengesah napas berat, "Okelah kalo itu mau lo. Lebih baik gue coba lupain daripada gue kehilangan lo lagi." Thomas tersenyum.

"Oh iya bang, rencananya abis ini gue mau ambil spesialis kandungan,--"

"Ya bagus dong."

"Iya, tapi gue bakal tinggal sendirian di apartemen. Niall kan udah lulus, Zayn sama Liam juga. Jadi, lo mau ga tinggal di apartemen bareng gue?"

"MAU BANGET!"

"Yaudah pindahan sekarang kuy bang."

"Ya ga sekarang juga, ogeb." kata Thomas sambil menoyor kepala Louis.

"Wahh parah lu bang, baru juga damai udah ngajakin gelut aja."

---o---

LONDON

[5.00 PM]

"Lo serius mau tinggal disini aja?" tanya Harry pada Taylor.

Saat ini Taylor sedang berada di kamar asrama Harry karena ia gabut. Semua teman-temannya asik berlibur ke luar kota bahkan ke luar negeri bersama keluarganya. Sedangkan Taylor? Ia hanya diberi waktu libur sehari karena lusa ia harus terbang ke Washington DC bersama sang mantan, Harry.

"Lah terus? Mau ke Indonesia gitu? Ngapain kalo cuma libur sehari."

"Hmm mau ikut gue ga?"

"Kemana?"

"Oxford."

"Ga ah, ntar pacar lo marah."

"Ga bakal marah mah kalo gatau." Harry menyerigai.

Taylor menatap Harry tajam lalu geleng-geleng, "Wahh parah lo parah. Ga gue gamau."

"Yaudah terserah, lo disini aja sendirian. Oh iya ya, lo kan udah biasa menyendiri kek anak autis."

"Bangke lo."

"I'm Harry, not Bangke."

"Bodo."

"Jadi tetep gamau ikut nih?"

Taylor menggelengkan kepalanya.

"Yakin?"

"Iya yakin-_-"

"Yakin?"

"Iya-_-"

"Yakin? Yakin? Yakin? Yaa--"

Taylor menutup mulut Harry, "Iye-iye gue ikut. Berisik lo Haz."

"Nah gue bilang juga apa, lo gabakal bisa menolak pesona ketampanan seorang Harry."

Contekan Zone (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang