47 : New Cameron

805 126 41
                                    

Eleanor menarik napas panjang, "Aku mau kamu batalin pernikahan aku sama Cam." katanya saat mereka tepat berada di puncak Ferris Wheel.  

Louis nampak berpikir sejenak sambil memalingkan wajahnya, "I can't." jawabnya singkat.

Mata Eleanor berkaca-kaca, "Why? Do you love me? Don't you?"

Louis menarik napas panjang tanpa menatap Eleanor, "I don't."
Ia memberanikan diri untuk menatap Eleanor, "You're my bestfriend, right? Sahabat ga boleh saling jatuh cinta kalo mau hubungan persahabatannya langgeng kan?"

"Tapi aku mau kita lebih dari itu."

"Aku gabisa El. Kamu udah tunangan sama Cam lebih dari empat tahun dan sekarang kalian mau nikah. Aku gabisa batalin gitu aja."

"Tapi aku mau kamu batalin, Lou."

"Tapi aku gabisa."

Eleanor mengalihkan pandangannya. Ia mengatur napas untuk menahan air matanya. Ia terdiam. Louis juga diam.

Sampai Ferris Wheel itu berhenti berputar, masih tidak ada obrolan diantara keduanya. Suasana benar-benar canggung. Eleanor benar-benar kecewa pada Louis. Namun, ia menyadari posisi mereka memang sulit. Louis adalah orang baik yang tak mungkin merebut milik orang begitu saja.

Eleanor berjalan menuju tepi pantai mendahului Louis. Louis menyusulnya dengan raut penuh rasa penyesalan. Setelah sampai persis di tepi pantai, Eleanor buka suara.

"Aku tau kamu orang baik yang ga mungkin mau ngerebut punya orang, Lou. Maka dari itu aku bawa ini." katanya sambil mengeluarkan sebuah botol kaca dari dalam tas.

Louis menaikkan sebelah alisnya bingung.

Eleanor menatap botol kaca itu dengan berkaca-kaca namun bibirnya menyunggingkan senyuman tipis, "Di dalam botol ini ada foto-foto kita, kenangan tentang kita, dan mix tape yang udah aku hancurin. Aku mau kita buang botol ini jauh-jauh dan lupain semua tentang kita karena apa--"
Eleanor menarik napas panjang, "Karena aku mau mulai hidup baru sama Cam tanpa ada bayang-bayang kamu."

Louis tersenyum, "Yaudah, buang aja. Kamu emang harus lakuin itu."

Mendengar perkataan Louis, airmata Eleanor menetes. Dengan cepat, ia menghapusnya.

"Makasih buat semua kenangan yag pernah kamu kasih dan makasih buat semua luka yang pernah kamu buat." setelah mengucapkan terima kasih, Eleanor langsung membuang botol itu.

Ia tersenyum, Louis juga melakukan hal yang sama.

Cameron tiba-tiba datang lalu menyapa mereka, "Hai, babe. Hai, Lou."

Eleanor langsung memeluk Cameron erat, "I miss you so much."

Sebenarnya, Eleanor memeluk Cameron untuk menutupi kesedihannya dari Louis bukan karena ia merindukan Cameron.

Cameron membalas pelukan Eleanor, "I miss you too."

Louis melihat keduanya dengan wajah sedih. Ia merutuki kebodohannya menolak Eleanor.

"Hai, Lou. Apa kabar?" sapa Cameron ramah.

"Ba--baik." jawab Louis gugup.

"Santuy aja kali bro." Cameron menepuk lengan Louis.

"Hmm babe, aku cari makanan dulu buat kita ya."

"Ohh iya-iya."

Eleanor meninggalkan Cameron dan Louis berdua. Cameron duduk di tepi jembatan kayu yang ada disana.

Contekan Zone (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang