49 : Thanks, Harry!

1.1K 158 59
                                    

"Aku lah kelemahannya." kata Taylor.

"What? Apa maksudmu, Tay?"

"Aku adalah anaknya, Mr. Styles. Seorang anak pasti tau kelemahan orangtuanya."

"Lalu, untuk apa kita melakukan penyelidikan kalau kau mengetahuinya sejak awal, bodoh!" bentak Harry.

"Aku hanya ingin menambah pengetahuan tentang ayahku sendiri, hahaha---" Taylor tertawa garing.
Tawanya perlahan berhenti, "Tidak, sebenarnya rasa cintaku padanya yang membuatku tak ingin membocorkan rahasianya. Tapi hari ini, rasa cintaku itu telah mati." Taylor tersenyum miris.

FLASHBACK

Taylor berhasil menyusup ke ruang CCTV dengan mengelabui penjaga yang dulu sempat menyukainya. Dengan cepat, ia menyabotase seluruh CCTV dan mengaktifkan beberapa kamera pengintai yang telah ia pasang.

"Nice." katanya sambil melihat aplikasi pengontrol CCTV di ponselnya.

Ada satu ruangan yang membuat matanya terbelalak. Kamar ibunya.

"What the fuck?" keluhnya dengan mata yang berkaca-kaca.

"Joe and Mom?" tangannya bergetar, ponselnya terjatuh.

"No way." teriak Taylor, ia menangis histeris.

Lewat kamera pengintai itu, ia dapat melihat dengan jelas bahwa kekasihnya sedang beradegan panas dengan ibunya sekarang. Ia memang tak pernah sungguh-sungguh mencintai pria itu namun ia mencintai keluarganya. Ia tak rela ayahnya diselingkuhi oleh ibunya apalagi selingkuhannya adalah kekasih anaknya sendiri.

FLASHBACK OFF

"Are you serious? Joe selingkuh sama ibu lo?" tanya Harry.

Taylor mengangguk sambil sesegukan, "Ga cuma itu, gue juga lihat daddy selingkuh sama auntie Joan."

"Auntie Joan? Yang mijitin daddy lo tadi? Yang kissing tadi?"

"Iya."

"Gue kira itu ibu lo."

"Lo niat jadi mantan kaga sih, Haz? Masa wajah orangtua gue aja kaga tau."

"Dih, gue mah orangnya tipe yang melupakan masa lalu."

Mr. Styles menggelengkan kepalanya, "Jadi apa kalian punya rencana baru untuk membayar kegagalan hari ini?"

"Of course." jawab Taylor.

"Hmm Taylor, ku harap kau profesional dalam menjalankan tugas ini. Walau kau adalah anaknya, kau harus tetap memihak pada FBI. Kau mengerti?"

Taylor mengangguk.

"Dan satu lagi Taylor, jangan pernah berpikir bahwa orangtua tak pernah menutupi apapun dari anaknya. Kadang saat kau pikir bahwa kau sangat memahami orangtuamu, actually you're not. Jangan berpuas hati karena kau merasa sudah tau banyak tentangnya, tetap galilah informasi dan tetaplah berhati-hati." Mr. Styles berpesan.

"Dan kau Harry, fokuslah, jangan selalu pikirkan Kendall. Ini adalah misi pertamamu, jangan kacaukan." kata Mr. Styles dengan tatapan tajam.

"Yes, daddy." Harry mengangguk.

"Hari ini kalian boleh tinggal disini sambil menyusun rencana untuk besok. Jika ada kesulitan, panggil aku. Aku akan mengurus burung-burungku dulu."

Mr. Styles pergi meninggalkan mereka berdua.

"So, what we should do now?" tanya Harry sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Kenapa ga nanya sama otak lo yang cerdas itu?" ejek Taylor.

Contekan Zone (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang