42 : You Got It, Harry!

990 145 33
                                    

Dua tahun kemudian...

LONDON

[8.00 AM]

"Congratulation Harry. You are the best."

"I don't expect that you got first place in this collage."

Ucapan selamat berdatangan pada pria tampan yang baru saja menjadi lulusan terbaik di salah satu sekolah Intel di London. Ya, Harry Styles.

Pria itu menebar senyum manisnya ke semua orang yang mendatanginya untuk mengucapkan selamat. Ia sangat bahagia sekarang. Perjuangannya selama empat tahun lunas terbayar.

Seorang gadis berambut pirang datang dan mengulurkan tangannya, "Selamat, Haz." gadis itu tersenyum tulus, sangat manis.

Dengan senang hati Harry menyambut uluran tangan itu, "Thanks, Tay. Selamat juga buat lo. Gue ga nyangka bisa jadi ranking satu ngalahin lo, HAHAHA--"

"Dih beda satu poin juga nilainya."

"Tetep aja, lo ranking 2 gue ranking 1 dan gue jadi lulusan terbaik. HAHAHA--"

Taylor memutar bola matanya, "Bodo njir, nyesel gue ngasih ucapan selamat."

"NGAHAHAHA--" Harry tertawa sejadi-jadinya.

"Gaada yang lucu kali, receh lo."

"Biarin aja ngapa Tay, udah empat tahun gue ga ketawa selepas ini."

"Serah lu."

"Eh Tay, kita dapat undangan buat kerja di FBI kan ya?"

"Gue sih iya, gatau kalo lo."

"Yang ranking 2 aja dapat, masa gue engga?"

"Iyain."

"Lo acc ga Tay?"

"Apanya?"

"Kontrak kerjanya lah."

"Kaga tau, mikir-mikir dulu."

"Kalo gue sih kaga perlu mikir. Kendall kan di New York, kantor FBI kan di Washington DC, jadi pas tuh sama-sama di Amerika."

"Terus?"

"Ya jadi gue gampang lah atur tempat tinggal buat kita berdua-_-"

"Lo mau lamar dia?"

Harry tersenyum, "Rencananya."

"Oh."

"Gitu doang tanggapan lo?"

"Lah terus?"

"Lo ga marah gitu? Atau kecewa? Atau mau nangis mungkin?"

"Buat apa?"

"Ya kan gue mau nikah sama orang lain."

"Terus?"

Harry menarik napas dalam, "Nevermind." lalu ia tersenyum canggung.
"Hubungan lo sama Joe gimana?" Harry membuka topik lain.

"Gatau."

"Kok gatau?"

"Udah empat tahun gue ga hubungi dia."

"Lah dia ga nyari lo?"

Taylor menaikkan bahunya, "Gue emang sengaja sembunyi dari dia."

"Lah kok gitu?"

"Ya gitu."

"Lah terus hubungan kalian?" tanya Harry hati-hati.

Taylor terdiam sejenak kemudian ia menggeleng, "Bukan urusan lo."

Contekan Zone (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang