Halooo!
Aku agak tidak memprediksikan kemenangan topik ini, karena kupikir di Wattpad sudah cukup banyak yang membahas dengan topik yang sama.
But anyways, aku akhirnya buat juga, YEAY!
Dan halo lagi! Iya, lagi! Karena di atas sudah ada satu halo.
Oke, kita mungkin langsung mulai aja daripada aku sampai melenceng ke mana-mana.
1. Happy Ending
Sebagian besar orang di Indonesia atau mungkin di dunia mencintai ending yang satu ini, akhir yang bahagia.
Oh? Kalau aku?
Tentu saja aku juga suka ending ini.
Buktinya, sampai detik ini semua ceritaku masih happy ending, kan?
Terus apa yang membuat kalian harus merasa waswas begitu? Tenang saja //tepuk pundak kalian satu persatu//
Definisi happy ending setiap orang berbeda. Gatau apaan, tapi setidaknya orang pribadi punya ukurannya masing-masing.
Misalnya,
Bagi A, happy ending di LMP adalah ketika Blackmix hancur dan semuanya kembali seperti semula.
Bagi B, happy ending di LMP adalah jika Piya dan Tazu ketemu lagi di Epilog, meskipun harus dipaksakan.
Bagi C, happy ending di LMP adalah apabila Piya dan Tazu peka dan keduanya pacaran dengan damai.
Bagi D, happy ending di LMP adalah seandainya buku kedua LMP yang berjudul Sky Academy juga dibukuin.
Bagi E, happy ending di LMP adalah saat semua pairing menikah, punya anak dan anaknya dikapalin lagi.
See?
Happy ending tiap orang berbeda. Kepuasan akhir juga relatif berbeda. I can't blame you. Kita semua berbeda. We can't please everybody.
Kuharap kalian tipe A, hahaha.
Serius.
Hahaha.
2. Sad Ending
Sama seperti happy ending, sad ending bagi orang-orang juga bervariasi.
Aku percaya, seorang author membuat cerita sad ending dengan tujuan tertentu.
Misalnya karena itu memang diperlukan. Kalau kalian tahu, ada cerita yang di bagian awal, authornya sudah mengatakan bahwa hero/heroine akan mati, tapi kalian adalah reader keras kepala dan percaya diri bahwa author akan membuat keajaiban dengan menghidupkan kembali karakternya.
Lalu saat ending kalian bilang sad ending. Lol. Kalian lucu.
Sad ending menurut persepsi banyak orang itu adalah jika karakter protagonist meninggal/mati. Tapi menurut aku sih kematian protagonis bukan berarti akhirnya tidak bahagia.
Kalau itu memang diperlukan, yaaaa, kita sebagai pembaca bisa apa?
Sad end menurutku sih, selama aku sukses nangis.
Tapi kebanyakan sad ending di wattpad itu dibuat dengan alasan, kan?
Agar pembaca ingat cerita itu terus juga termasuk alasan, lho.
Sejauh ini aku hanya pernah sekali bikin sad ending. Itupun di cerpen jadul zaman dulu.
Sekarang sih aku belum niat bikin sad ending, gatau kalau sore. Lihat aja nanti.
3. Cliffhanger
Aku suka cliffhanger, tapi gasuka dicliffhangerin. Pls paham.
Cliffhanger adalah tamat saat yang pokoknya nggak banget.
Ksl, pokoknya kesel.
Bawaannya pengin banting bunga pas bacanya. Lengkap sama potnya.
Pokoknya kesel.
Sampai hari ini aku belum ada niatan jahat untuk membuat ending seperti ini, doakan saja sampai selanjutnya pun, aku ga akan buat ending sejenis ini.
Ending cliff hanger itu biasanya dikatakan cliff hanger karena masalahnya sudah tidak bisa menemukan solusi dan karakter pun tidak bisa melakukan apapun. Tapi dia masih hidup, masih bernapas dan hanya bisa pasrah.
Ending kampret😂
Aku personal nggak bilang kalau ini ending yang buruk, sebab ending semacam ini biasa paling realistis di dunia ini.
Kita ga bisa dapetin segala hal dan tidak semua hal kita mau, bisa kita dapetin.
Nggak bisa dikatain sad ending karena masih hidup.
Gantung, gantung, gantung.
Hahahhahahha.
4. Bad Ending
Dan yang ini diberi nama bad ending bukan tanpa alasan.
Di sini, sebenarnya author masih bisa mengusahakan happy ending, tapi tau-tau ditamatin tanpa alasan.
Oke, setiap hal punya alasan, iya. Tapi author ini tamatin langsung dengan bejibun plot hole bertebaran.
Ini ending yang seharusnya dihindari.
Ending semacam ini bukan hanya akan membuat kalian bertanya-tanya, tapi juga emosi setengah mati. Ngeselin.
5. Optional Ending
Percayalah, ada author yang membuat dua opsional ending.
Dia suka dengan ending pertama, tapi pembaca (yang hobi menuntut) menginginkan ending kedua.
Biasanya sih dalam kasus real, penulis udah bikin sad ending dan reader merengek minta happy ending.
Hmmm, kalau aku sih ga akan bikin ending opsional.
Pertama, aku ga mau menuliskan dua hal berbeda yang akan membuat feelnya hilang dan malah akan menjadi aneh.
Kedua, kurasa ending opsional ini juga akan membuat reader malas dengan cerita kita.
Ketiga, kalau bikin ending opsional dan opsi kedua ternyata malah happy ending, cerita malah tidak meninggalkan kesan.
Keempat, aku tidak sekurangkerjaan itu untuk membuat dua ending.
Baiklah, hanya itu doang. Banyak yak.
Oke, sekian dari day dream hari ini. Sesuai judul, hanya tipe-tipe doang yang akan kita bahas.
Next daydream (pilih yaaa)
Persiapan membuat karakter
Heroine
The Lovable villain.
Judul Cerita
Dipilih ~~~~
Oh yaa buat next daydream aku mungkin bakal lirik ke belakang dulu, tapi kalian tetap komen yaa di sini.
Semoga yang kalian sukai yang terpiliih~~
Cindyana

KAMU SEDANG MEMBACA
DAYDREAM [Random Book]
De TodoReality is hard, so what's wrong with a little daydream? *** Cindyana, 2017