Langsung aja kali, ya.
Kalau dari yang aku baca, kayaknya kalian nggak bakal ngakak karena aku sudah mulai agak gede saat membuatnya, 1 Mei 2012. Sedangkan cerita Tappei amnesia itu kubuat saat 19 Maret 2011. Ceritanya agak sinetron dan boring, buat yang mau baca aja yaaaaa.
Warning, unexpectedly panjang banget. Dua chapter in total.
AKU GA AKAN KOMENTARIN DIALOG TAG YANG SALAH, KARENA PAUS ZAMAN NULIS PIYA JUGA MASIH BERSALAHAN. OKE?
[Bold+Italic = komentar Paus zaman now]
Chapter 1
Nama saya Miyama Sakura! Saya tinggal disebuah desa terpencil. Umurku 7 tahun sekarang. Saya tinggal bersama papa saya. Papa saya adalah seorang tukang sayur! Tiap subuh, aku membantu papa memetik sayur segar dikebun kami. [oke, aku senang karena penggunaan huruf kapitalnya sudah benar, tapi penggunaan di- untuk menunjukan tempat masih salah dan harus diceraikan]
Kebun kami nggak cukup jauh dari rumah kami. Hari ini, saya membantu papa memetik sayur! Saya berjalan lurus seperti biasa untuk sampai di kebun. Lalu, saya mendengar suara kucing di atas pohon. Lalu, saya meletakan keranjang ditanah dan memanjat. Anak kucing itu pasti sedang kesulitan turun. Aku memanjat pohon. [Oke, Cindy kecil ... jadi kamu mau pakai "aku" atau "saya"? :)]
Sejak umur 5 tahun, papa sudah mengajariku memanjat pohon untuk menghindari apabila ada binatang buas yang datang. [Aku suka alibi ini]
Saya membawa kucing itu turun dan ketika menginjak sebuah dahan pohon, dahan itu patah dan saya terjatuh bersama kucing itu.. saya memeluk kucing itu menghindari cedera pada kucing tersebut.. Tiba-tiba, ada seorang lelaki seumuran denganku yang menangkapku.. [OKE, JADI SEKUAT APA BOCAH LELAKI ITU SAMPAI BISA MENANGKAP SAKURA ALA GENDONGAN PUTRI?! ///lempar meja.]
[MAKSUDKU, TAZU YANG BERUMUR TIGA BELAS TAHUN NANGKAP PIYA PAS UDAH TINGGAL DUA METER AJA, DIA JATUH, LHO. APALAGI DARI DAHAN POHON! DAN UMURNYA MASIH TUJUH TAHUN LHO! SERIOUSLY, CIN?!]
"Hei! Kalau saya tidak datang gimana?" tanyanya ketus [SONGONG AMAT LU, BOCAH]
"Yah, aku akan jatuh ke tanah!" jawabku ketus [NAPA LU IKUTAN KETUS, WOI]
"Ya.. " kata lelaki itu sambil menurunkanku [HAH?!]
"terima kasih" jawabku [Apa hanya aku yang bingung dengan percakapan mereka saat ini? Oke, jangankan kalian. Aku yang notabene-nya adalah authornya sendiri juga bingung]
"hm.. ya sudah! Lain kali hati-hati yah! Liburanku disini sudah selesai!" kata lelaki itu sambil meninggalkanku [Ngapain dia ke sana?! Nyasar?]
PLUK! [AKU BACANYA KOK JADI PELUK?!]
Lelaki itu menjatuhkan sesuatu. [Diksi "lelaki itu" membuatku salah fokus. Seharusnya bocah laki-laki itu, kan?]
"Hei! Barangmu jatuh!" teriakku sambil memandang barang itu. [Serius hanya dipandangin? Nggak dipungut terus lari ngejar tu bocah?]
[Dulu aku menggunakan dialog tag "teriakku". Sekarang aku menghindarinya karena sangat tidak anggun. Aku menggantinya dengan "seruku"]
"Apa ini? Buku?" batinku [Ini nggak perlu pake dialog, karena kan dia ngomong dalam hati]
Dia tidak kembali.. Lalu, aku membaca buku itu [Nggak sopan sih, tapi kan Sakura ini masih bocah. Kumaafkan deh]
"Sekolah SD di SD Favorit Kazumane sudah ter-ceklis.. SMP di SMP Favorit Himahame.. SMA di SMA Favorit Tokyo? Astaga.. kurasa dia sekarang masih SD deh.. mungkin buku Note Rencananya.. hm.. semuanya sekolah Favorit.. Kapan yah? Aku bisa mengembalikan ini padanya? " batinku
KAMU SEDANG MEMBACA
DAYDREAM [Random Book]
AléatoireReality is hard, so what's wrong with a little daydream? *** Cindyana, 2017