Sesampainya gue dirumah, gue langsusung nyimpen tas dan melepaskan sepatu dan rompi seragam gue.
"Eh den, udah pulang? Mau makan apa den? Biar nanti bibi masakin."
"Eh iya bi, kayanya kaishar mau makan diluar aja bi."
"Oh, yaudah kalau gitu den, bibi permisi dulu ya, den."
"Oh, iya bi. Kaishar sekarang mau keluar dulu. Nanti kalau abang atau mamah udah pulang, kasih tau aja Kaishar lagi keluar dulu sebentar."
"Siap den, bibi permisi dulu."
"Ya, bi"
Sesegera mungkin gue ganti baju dan mengambil kunci motor kesayangan gue, dan pergi ke rumah Kayla, sesampainya di depan rumahnya, gue langsung masuk ke dalem pekarangannya, dan mengetuk pintunya dengan sopan.
Yang kedua kalinya gue ngetok. Baru di buka.
Dan yang gue liat adalah cewe yang mirip banget sama Kayla, tapi ini lebih pendek, dan lebih feminim.
"Lo siapa?" Katanya sambil ngeliat gue dari atas sampai bawah, dan tersenyum dengan manisnya, lalu dia tiba-tiba menjabat tangan gue.
"Kaishar" kata gue sambil melepaskan tangan gue dari jabatannya.
"Siapa yang diluar, Ney?" Teriak seseorang dari dalem, tapi suaranya mirip Kayla.
"Ga tau ka, tapi kayaknya temen kakak, namanya Kaishar ka, keluar deh ka, kayaknya dia mau nyariin kakak"
BINGO!
Tiba-tiba ada seorang cewe yang keluar, dengan berpakaian rapih, dan ... cantik.
"Ngapain. Lo. Kesini?" Ucapnya penuh penegasan.
"Mau ngajak lo makan" kata gue datar dan santai.
"Sama gue aja makannya ka" ucap yang gue ketahui sebagai adenya Kayla.
Gue cuman natap dia dengan tapan tajam namun datar.
"Kayla, lo mau makan sore sama gue?" Tanya gue lembut.
Dia malahan masuk lagi kedalem rumah dan narik adenya, dan yang terakhir adalah nutup pintunya dengan keras.
Gue suka adatnya.
Ya udah, kalau gitu gue langsung ke restaurant aja kali ya.
-------------------------
"Saya ulang ya mas, satu pancake nutella, dan satu ice chocolate" ulang mba itu, gue cuman mengangguk dan membuka laptop gue.
Sambil menunggu pesanan gue, gue edit semua foto-foto yang udah gue seleksi.
Satu-persatu gue edit, sampai gue ketemu foto Kayla lagi membaca buku, kalau ini sih ga usah di edit juga langsung bagus, pikir gue.
Tapi kalau diliat-liat novel yang dia bawa itu ga jauh-jauh dari novel yang semacam author luar negeri, seperti, John Green, Veronica Roth.
Atau gue beliin aja novel aja ya? Siapa tau dia tau nanti kalau gue bener-bener pengen deket sama dia.
"Satu pancake nutella, dan satu ice chocolate, semua pesanan sudah lengkap ya? Ada yang bisa saya bantu lagi?" Tanya pelayan itu.
"Ga" kata gue tanpa memalingkan fokus gue ke arah laptop gue.
"Ganteng-ganteng kok jutek." Kata pelayan itu pelan namun masih bisa terdengar oleh gue.
Dasar.
--------------------
Setelah gue makan, gue mampir dulu ke Books&Beyond.
Gue langsung mencari buku John Green, tapi yang gue temuin malahan Kayla dengan seorang cowo yang entah siapa, dan mereka keliatan, cukup akrab.
"Kayla, lo mau beli buku yang mana?" Kata si cowo itu.
Dia mengangkat satu buku yang cukup tebal, dan yang gue liat judulnya itu "Divergent".
"Pilihan yang bagus, gue bayarin aja gimana?" Kata si cowo itu.
Gue ga mau nguping lagi, panas jadinya.
Gue langsung mengambil buku John Green tanpa basa-basi, dan langsung pulang.
------------------
"Kaishar, pulang"
"Eh ... den Kishar udah pulang, mamah sama abang belum pulang, den" kata bibi gue soan.
"Emang sekarang jam berapa sih bi?" Bibi gue langsung liat ke ruang tv, "Jam delapan lebih, den, kenapa emangnya den?"
Gue cuman ngegeleng, dan langsung naik ke kamar, mandi, dan lagsung ke rumah Kayla.
Gue mengetuk rumahnya, dan yang ngebukanya pun untungnya Kaylanya, karena kalau adiknya yang ngebuka pintu, jujur aja gue males sama ke bawelannya.
Gue langsung menyodorkan buku yang tadi gue beli untuknya.
Dia belum menerimanya, namun dia menautkan alisnya.
"Buat lo." Kata gue singkat, tanpa basa-basi.
"Dalam rangka apa lo ngasih ini ke gue" kata dia sambil menopangkan tubuhnya pada pinggiran pintu.
Gue langsung ngambil tangannya, dan menyimpan novel itu di atas tangannya, dan pulang ke rumah.
"Dek, lo dari mana sih? Eh gue abis jadian dong masa" kata abang gue sambil narik tangan gue agar duduk di sebelahnya.
Gue cuman diem dan memperhatikan acara tv yang ada di depan gue.
"Dek, lo denger gue ga sih?" Kata abang gue.
Gue cuman diem, ga tau kenapa, gue males ngomong sama semua orang, termasuk Kayla.
"Lo kenapa sih dek? Gue berasa ngomong sama patung tau ga" kata abang gue sambil menyenggol tangan gue.
"Bang, gue lagi ga mau ngomong, jadi jangan ajak gue ngomong dulu" kata gue dan langsung jalan dengan lempeng ke kamar.
Gue melemparkan tubuh gue ke atas kasur.
Gue cek handphone yang beberapa hari ini gue anggurin, dan ternyata, banyak sms dari nomer yang gue ga kenal.
Gue hapusin satu demi satu sms itu.
----------//---------
KAMU SEDANG MEMBACA
Kay(i) [COMPLETED]
Teen FictionCinta itu absurd. Apalagi bagi lo yang ngerasain Love at First Sight. -Kaishar Ngerasain cinta itu ga semudah yang gue kira. Rumit. Rumit banget. -Kayla Baca juga novel aku yang lain, Changed Me, makasih.