Chapter 19

245 14 0
                                    

Kayla POV

Setelah gue ngobrol sama Kaishar di balkon, gue langsung turun, dan makan malem, mamah gue entah kemana, ade gue pasti jalan bareng temen-temennya, jadi lah hanya bibi gue dan satpam rumah gue yang menemani malem sendiri gue ini, apan sih lo Kay.

"Bi, nanti tolong beresin meja makan ya, oya sama tolong ambilin dark chocolate yang ada di dapur, tolong ke kamar akuin ya bi" Teriak gue dari meja makan.

"Iya non" kata bibi gue yang ada di kamarnya.

Gue langsung naik ke kamar gue dan belajar fisika yang sangat rumit, gue ga ngerti lagi kenapa rumus fisika harus di ciptain, ngeribetin pendidikan dunia aja ah.

"Non, ini dark chocolate, ini bibi bawain susu kesenengan non Kayla juga, non tadi kata ibu, ibu bakalan pulang malem"

Gue membalikan badan gue dan mengambil makanan dan minuman yang di bawakan oleh bibi, "Ya makasih bi, oya bibi istirahat aja"

"Tapi kalau non butuh apa-apa gimana?" Tanya bibi gue dengan sopannya.

Gue menggeleng, "Gapapa, bibi istirahat aja" kata gue sambil mendorong bibi keluar dari kamar gue.

Gue kangsung melanjutkan belajar gue sambil sesekali menyuapkan makanan yang tadi di bawakan oleh bibi.

Gue tenggelam sama rumus-rumus fisika yang rumit tapi asik, ya ayah gue selalu bilang gitu ke gue, fisika itu rumit tapi asik.

"Kak, itu ada yang nyariin di bawah, katanya sih pacarnya kakak, oya, maaf ya gue baru pulang jam segini" kata ade gue sambil tiduran di kasur gue.

Pacar? ... Erza? Ngapain dia ke rumah gue coba, ga ada kerjaan banget sih.

Gue langsung turun ke bawah dan ngintip dulu siapa yang ada di ruang tamu, damn, beneran Erza lagi, ngapain sih dia ke rumah gue.

"Za?" Kata gue sambil duduk di ruang tamu.

Dia langsung mendongakkan kepalanya dan tersenyum ke arah gue.

"Kamu ngapain jam segini ke rumah?" Tanya gue.

"Ehm .. gapapa sih. Gue cuma mau ketemu kamu aja."

Gue cuma tersenyum tipis ke arahnya, "Aneh aneh aja sih."

Dia cuma tertawa lembut. "Oya, Kay. Besok pagi lo aku anter ke sekolah ya. Kita berangkat bareng."

"Eh? Ga-gausah kali Za. Ngerepotin lo aja nanti gue nya. " Ucap gue dengan maksud menolak secara halus.

"Sekali kali gapapa kali ngerepotin pacar sendiri. Malah aku seneng kali, pagi pagi udah bisa ngeliat muka lo." Ucap nya sambil tersenyum tulus ke arah gue.

Ck, harus nolak gimana lagi nih gue. Tapi ga enak juga sih.

"Tapi Za nan-"

"Udahlah. Ini kemauan gue juga kok." Ucapnya seraya mendekati gue dan mencium kening gue.

"Aku pulang dulu ya. Jangan kemaleman tidurnya. Ga baik buat kesehatan lo juga." Ucapnya dan langsung berbalik menuju pintu.

Entah kenapa gue teriak manggil dia dan membuat dia berbalik,"Good night." Kata gue. Sepertinya muka dia memerah saat gue ngomong tadi.

-------------------------------------

Saat gue lagi menikmati sarapan lengkap ala keluarga gue, tiba-tiba bibi gue lari dari pintu depan ke arah meja makan.

"Kenapa bi?" Tanya gue sambil menyesap susu.

Bibi nunjuk arah ruang tamu, "Itu loh non, ada temen non" gue menautkan alis gue.

"Cowo bi?" Kata gue sambil menyimpan susu yanga abis gue minum.

Bibi gue mengangguk, oh kayaknya Erza deh kan dia malem bilang mau berangkat bareng.

Gue langsung pergi ke ruang tamu, dan bener aja Erza lahi duduk sambil memegang handphonenya, dia mendoongak saat gue berdiri di depannya, "Hai, udah sarapan kan?" Katanya.

Gue mengangguk sambil mengambil tas gue, "Ayo, nanti telat, oya, kamu pake motor ya?" Tanya gue.

"Ya, tapi helmnya udah aku bawain kok, jaketnya kamu bawa sendiri aja gapapa kan?" Katanya sambil mengacak rambut gue.

Gue menganguk dan mengambil jaket di kamar.

----------------------

"Siap?" Katanya saat mau keluar dari rumah.

Gue mengangguk dan berpegangan pada tali tasnya, "Eh, tangan kamu mana?" Katanya sambil membalik kebalakang.

Gue mengangkat kedua tangan gue, dia terkikik dengan menggeleng.

Dia mengambil tangan gue dan memegangnya, dia melingkarkan tangan gue ke pinggangnya.

"Kalau naik motor sama pacarnya tuh romantis dikit napa Kay" katanya sambil terkikik lagi.

Gue cuman diem dan melihat ga tentu arah sampai akhirnya mata gue menemukan seorang cowo dan cewe yang sedang menaiki motor di depan rumah gue.

Gue males liat mereka, gue males harus ada yang aneh di perasan gue kalau liat mereka berduaan.

"Za jalan yu, nanti telat lagi" Erza pun langsung menjalankan motornya menuju sekolah.

----------------------

Sesaampainya di sekolah, gue asalnya sih mau jalan duluan ke kelas tapi keburu Erzanya narik tangan gue, dan akhirnya gue dan Erza jalan bareng menuju kelas, padahal jarak kelas gue sama kelas dia rada jauh.

"Kamu tau ga apa yang spesial hari ini?" Bisik Erza tepat di telinga gue.

Gue menggeleng dan tersenyum, lebih tapatnya nyengir sih.

"Yang spesialnya adalah, kamu udah jadi pacar aku" katanya masih berbisik, harusnya gue itu seneng punya pacar yang sebaik dan seromantis Erza, tapi ga tau kenapa semua rasa seneng itu ga ada.

Gue menyikut pinggangnya, dia pun tertawa lalu menggandeng tangan gue.

"Udah nyampe kelas deh, dadah Kayla" katanya

Gue masih diem di depan pintu kelas. "Udah sana masuk" usirnya.

"Dari tadi juga mau masuk Za, tapi liat tangan aku di pegang terus sama kamu" kata gue sambil memasang muka datar, dia cengengesan lalu melepaskan pegangan tangannya. Lalu lari menuju kelasnya.

Dasar Erza.

----------//-------------

Kay(i) [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang