"DEKKKKKK, iPod gue mana, gue mau dengerin lagu nanti di sekolah, kan lo udah di beliin iPod baru, kenapa masih pake yang gue sih" teriak gue dari meja makan, ya itung-itung biar dia bangun.
Dia langsung turun dengan muka bangun tidurnya, dan dia membawa iPod gue, itu yang terpenting.
"Ka, bisa ga sih lo ga ganggu gue tidur, ini hari minggu" gue cuman mengangguk dan dia memberi iPod gue dengan lemas.
Gue mengacak rambutnya dan menyuruh dia tidu lagi, gue ga tega ngeliat dia lemes banget, kayak zombie mau mati tapi masih pengen hidup, ngomong apa sih gue.
"Bun, Kay sepedahan dulu ya" kata gue sambil memakai jaket. "Ya, nanti tolong beliin bubur ya, oya hati-hati, jangan nabrak sepedah lain, jangan genit-genit sama cowo"
Gue cuman bisa tertawa dengan apa yang di ucapkan oleh bunda gue.
"Kay, pergi bun" kata gue sambil membawa sepedah gue keluar rumah.
Pas sekali saat gue sedang bersiap menggoes sepedah gue, saat itu juga gue liat penampilan seorang cowo yang sedang memakaikan earphone ke telinganya, dan mulai menghentakkan jari-jarinya pada stang sepedahnya, sepertinya cowo itu mau sepedahan juga. pikir gue.
"Ngapain ngeliatin gue kayak gitu?" Ucap cowo itu dengan sangan jutek.
Dia berhasil membuat gue salah tingkah, "E-eh ... g-g-gue, gue cuman liatin sepedah lo aja kok, bagus sepedah lo, itu berapa harganya?" Kata gue ngalihin pembicaraan.
Cowo yang gue ajak ngomong hanya mengangkat alisnya, dan tertawa sangan sinis, "Alibi lo, makanya jangan sering baca novel, baca tuh Ensiklopedia kek, jangan novel fiksi terus" katanya sambil membawa sepedahnya keluar rumahnya.
Gue cuman tersenyum dan memperhatikan setiap gerak-geriknya.
Kenapa sih tingkah lo selalu berhasil buat gue salah tingkah.
-----------------------
"Hufft .. cape banget." Keluh gue sambil bersandar bada batang pohon.
Mana gue gabawa minuman lagi, keluh gue dalam hati.
Gue nyoba untuk memulihkan tenaga dengan berteduh. Tiba - tiba gue ngeliat ada tangan yang memegang botol minuman isotonik dan menyodorkan tepat di depan wajah gue. Gue pun mendongak.
"Loh? Kai, nanti lo ga min- "
"Minum aja. Gausah banyak omong. Makannya jangan ceroboh." Potong dia dan langsung beranjak pergi.
"Kai!" Teriak gue dan berhasil membuat dia berbalik.
"Makasih" Ucap gue sambil berlari dan tersenyum ke arahnya.
Dia hanya menaikkan sudut bibirnya lalu mengacak rambut gue dan beranjak pergi.
"Lo berubah tauga." Teriak gue yang berhasil membuat Kaishar kembali membalikkan badannya.
"Maksud lo berubah?"
"Ya .. Lo jadi lebih pendiem, selalu aja diem saat gue ajak ngobrol, saat gue udah welcome ke lo, lo menutup diri lo, gue bingung harus gimana, dan lo tau saat gue ketemu lo, bawaan gue selalu ingin senyum, tapi lo selalu pergi saat gue mau senyumin, dan satu lagi, gue ngerasa ada yang aneh sama perasaan gue setiap gue ketemu lo, ataupun ngomongin lo sama ade gue, gue ga tau ini perasaan apa, gue belum pernah ngerasa kayak gini, gue ga tau harus ngapain" kata gue dengan wajah yang berangsur-angsung melemas.
Dia mengampiri gue dan mengacak rambut gue lagi, "Buat apa gue ladenin lo, sedangkan lo selalu tersenyum ke Erza" katanya sambil tersenyum.
Gue agak kaget saat dia menyebutkan nama Erza.
"Lo pikir gue tersenyum ke Erza itu tulus? Ga Kai, gue ga pernah senyum tulus ke dia, dan asal lo tau, gue selalu senyum ke dia, karena gue ngerasa dia itu temen gue yang sehobby, dan gue ga pernah sejujur ini sama cowo, damn" kata gue sambil beranjak menuju sepedah.
Gue mulai menggoes sepedah gue, dan saat melewati Kaishar, gue tambahkan kecepatan sepedah gue.
Gue ga tau kenapa mulut gue bisa sejujur ini sama cowo, dan ga tau kenapa gue jadi merasa malu kalau ketemu sama Kaishar.
------------------------
Setelah berputar-putar di daerah komplek dan membeli bubu ayam yang bunda gue pesen tadi, gue langsung pulang ke rumah, dan membersihkan badan, ya, lebih tepatnya mandi. Setelah selesai menjalani segala ritual mandi, gue langsung merebahkan diri gue diatas kasur. Tiba tiba jadi kepikiran Kaishar, pikir gue.
Tok tok tok
"Ka, di depan ada temen kaka yang ganteng itu loh."
Gue mengerutkan kening gue, "Siapa?"
Tiba tiba adik gue ngebalikin badannya dan berteriak, "Ka, namanya siapa?"
"Kaishar de." Terdengar suara berat cowo dan langkah kaki yang memasuki pintu kamar gue.
Gue mematung untuk beberapa detik saat melihat siapa orang yang ada di kamar gue.
"Kay." Sapa nya.
Gue terdiam untuk beberapa saat sampai gue tersadar.
"Keluarrrr lo ngapain masuk kamar gue! Siapa yang nyuruh lo masuk kamar gue, huh?" Ucap gue ga nyante sambil mendorong Kaishar dan ade gue keluar kamar.
"Kok ade diusir juga sih ka?"
"Jangan banyak omong deh." Kata gue langsung menutup kamar dengan bantingan, dan menguncinya rapat-rapat.
Gue bener-bener butuh refreshing, mungkin perpus di pusat kota bisa membuat gue lupa dengan segalanya.
Gue langsung mengambil kunci mobil yang udah lama banget gue ga pake, mungkin sma kelas X gue terakhir pakenya.
Gue langsung membuka kamar, dan langsung ke garasi, tanpa meminta izin terlebih dahulu kepada bunda gue.
Sekilas tadi gue melihat Kaishar lagi mengobrol dengan bunda gue, entahlah ngomongin apa, itu ga penting lagi buat gue.
---------------------
Sesampainya di taman gue langsung memakirkan mobil gue, dan gue pikir taman lebih bikin fikiran gue fresh, dari pada gue ke perpus .
Saat gue sedang berjalan menyusuri taman bunda disana gue pun akhirnya terduduk di salah satu bangku yang ada disana.
Gue pun mulai menutup mata gue seiring dengan angin yang mulai membelai wajah gue. Sampai akhirnya gue ketiduran.
--------//---------
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kay(i) [COMPLETED]
Teen FictionCinta itu absurd. Apalagi bagi lo yang ngerasain Love at First Sight. -Kaishar Ngerasain cinta itu ga semudah yang gue kira. Rumit. Rumit banget. -Kayla Baca juga novel aku yang lain, Changed Me, makasih.