Chapter 17

261 16 0
                                    

Kaishar POV

"Kay, lo harus dengerin gue. Apapun yang terjadi. Gue cuma suka dan cinta sama lo." Ucap gue sambil memeluknya seakan kalau gue renggangkan dikit aja bisa melepas segala tentang Kayla.

Dia hanya terdiam. Sampai terdengar suara melengking seorang cewe yang berteriak, "OMG! Heh lo ngapain meluk meluk pacar gue hah? dasar kegatelan banget sih. Lo juga udah punya pacar kan? Urusin tuh pacar lo" Ucap nya sambil berusaha memisahkan gue dan Kayla. Ck, Ngapain sih ni nenek lampir.

Gila ya tuh orang, merusak suasana, merusak kesempatan gue.

Gue liat Kayla langsung berlari ke luar kelas. "Lo bisa ga sih sekali aja jangan recokin gue, dan mulut lo jaga, kalau perlu lo beli saringan khusus mulut kalau ada" kata gue dengan nada yang membentak dan langsung berlari mengejar Kayla.

Gue berlari sepanjang lorong sekolah. Semoga dia masih di sekolah, ucap gue dalam hati. Sampai akhirnya gue ngeliat dia yang lagi di rangkul dengan seorang cowo yang terlihat sedang berusaha menenangkan Kayla.

"Kay? Are you okay?" Tanya cowo dengan posisi yang memunggungi gue.

" I'm okay, gue tadi kena debu di kelas makannya mau nyuci muka hehe." Kata Kayla sambil mengusap wajahnya. Kenapa lo harus boong sih, Kay.

"I know you are not okay, am i right?" Ucap si cowo dengan penuh perhatian.

Gue ngerasa ga berguna disini. Ga berguna juga untuk jadi seseorang bagi, Kayla. Karena seseorang yang bersama nya bukan lo, Kai. Batin gue dan mulai berbalik untuk meninggalkan tempat tersebut.

-----------------------------------

Gue membuka pintu kamar dan menutup nya dengan sedikit bantingan. Gue langsung merebahkan diri di atas kasur dan mencoba untuk menormalkan kembali pikiran gue yang emang lagi kacau. Sampai akhirnya terdengar suara langkah orang masuk menuju kamar gue.

"Heh, Lo kenapa? Dateng dateng udah marah marah gitu." Tanya abang gue.

Gue tidak menjawab dan hanya menyembunyikan wajah gue di balik bantal. Abang gue kayanya peka dengan keadaan gue yang emang lagi kacau.

"De, kalau lo ada masalah lo bisa cerita sama abang. Jangan di pendem sendiri." Mungkin ini emang kedenger rada cengeng. Tapi gue emang lagi butuh tempat untuk curhat.

"Bang. Apa sih tanda tanda orang kalau lagi jatuh cinta?" Tanya gue.

Tiba tiba terdengar gelak tawa dari abang gue. gue hanya menatapnya dengan pandangan memelas, sampai abang gue berubah jadi serius. "Ekhem, sorry. Tadi kata lo apa ciri ciri orang yang lagi jatuh cinta?" Gue hanya mengangguk ngangguk.

"Ya seseorang yang emang selalu ada dalam pikiran lo. Yang membuat lo sanggup melakukan hal hal gila hanya dengan alasan yang menyangkut tentang dirinya." Jelas abang gue.

"Bang."

"Hm?"

"Kayanya gue suka deh sama Kayla." Lalu gue hanya tertawa tipis, "Bukan suka, cinta lebih tepatnya. Dan gue udah jatuh terlalu dalam."

"Hmm .. Kalau gitu ya tinggal lo nya aja yang harus berusaha menarik hatinya."

"Caranya?"

"Gimana pun caranya. Itu cuma lo yang tau." Ucapnya dan langsung beranjak keluar dari kamar gue.

Ya .. Gimana pun, Kay.  Gimana pun caranya .. Gue harus ngedapetin hati lo. Tekad gue.

Gue pun mengambil handphone gue dan mengetik nama seseorang untuk menyambungkannya lewat telfon. Terdengar nada sambung yang terganti oleh suara seseorang disebrang sana.

"Cafe Horizon jam 7 malem." Ucap gue tanpa basa basi dan langsung mematikan sambungan.

-------------------------

Tepat jam 7 malem. Gue langsung mengambil jaket dan kunci motor gue.

Sesampainya gue di cafe horizon, gue langsung masuk dan melihat ke seluruh penjuru ruangan dengan maksud untuk mencari keberadaannya. Sampai gue menemukannya dan gue langsung berjalan untuk mendekatinya.

"Hey, Sayang. Kenapa kamu minta ketemuan? Udah kangen ya sama aku?" Ucap nya yang langsung menggelayuti manja tangan gue.

Gue langsung melepas tangannya dari tangan gue dan menarik kursi yang tepat berada di hadapannya.

"Clar." Ucap gue serius.

"Apa honey? kok kamu serius gitu sih ngomongnya."

"Kita. Putus." Ucap gue dengan penuh penekanan di setiap katanya dan langsung berbalik untuk beranjak pergi.

"Apa? Kamu mutusin aku?" Ucapnya dengan suara yang cukup keras. "GA." Jawab dia, "Kamu ga boleh mutusin aku, Kai." Cerocos dia.

"Tapi Clar-"

"Apa lagi, huh? Apa karena Kayla lagi kamu jadi kaya gini? Apa ga cukup pengakuan aku waktu di lapang tadi? Apa belum cukup juga kamu nyakitin hati aku, Kai?"

Gue hanya terdiam.

"Asal lo tau aja ya, Kai. Kayla itu udah ada yang punya. Jadi lo gausah ganggu ganggu dia lagi."

Gue hanya mengerutkan kening, "Lo ngomong apaan sih?" Ucap gue butuh penjelasan.

Dia memasang senyum kemenangannya, "Karena dia ... udah jadian sama Erza." Ucap nya.

Gue hanya termenung medengar ucapannya.

"Jadi mending lo buang dia jauh jauh dari pikiran lo. Cuma gue yang ada untuk lo, Kai. Gue cinta lo apa adanya." Ucapnya serius dan tiba tiba memeluk gue.

Bukan lo aja yang sakit, Clar. Gue juga sakit. Sakit banget.

--------------//-------------

Kay(i) [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang