Kayla POV
"Kai, pulang bareng yuk" ucap gue sambil memakai jaket denim.
Dia cuman ngeliat ke gue dan langsung beresin barang-barangnya.
"Kai, gimana? mau pulang bareng ga?" Tanya gue lagi sambil nyamperin dia.
"Sorry, lo pulang sendiri aja." Ucap dia datar.
"Yaudah. Sorry ganggu." Ucap gue balik ketus dan langsung meninggalkan kelas duluan.
Kaishar .. Lo kenapa sih?. Ucap gue dalam hati.
-----------------------
Gue pun berjalan menuju lapangan parkiran sepeda dengan pandangan yang ga fokus sama sekali. Tiba - tiba gue ngerasa gue nabrak bahu seseorang.
"Aww." Ucap gue setengah meringis.
"Lo gapapa? Mana yang sakit?" Kata orang yang nabrak gue, gue langsung membereskan jaket denim gue yang berantakan, dan membetulkan rok gue yang sedikit kusut.
Gue ga ngegubris omongan dia, "Kayla? Eh, sorry, gue ga sengaja, lagian lo jalan lemes banget sih, cuman kesenggol dikit aja" katanya sambil membantu gue membersihkan baju gue.
"Lo siap-, oh, Erza lagian nyenggol gue" kata gue sambil mulai beranjak untuk ke parkiran sepedah.
Tangan gue tiba-tiba kerasa susah di tarik, gue telusurin dan taunya, Erza megang tangan gue. "Ada apa Za?"
"Pulang bareng gue?" Tawarnya, "Ga makasih, gue nanti mau ke taman dulu soalnya" kata gue nyari alesan.
"Kalau gitu gue ikut, biar pulangnya gue beliin sesuatu buat lo" gue menggeleng dengan cepat. Dan membuat dia tertawa.
Gue cuman senyum dan menaiki sepedah gue. Tapi sebelum ke rumah gue bakalan beliin makanan kesenengan keluarga gue.
Dan tanpa dia ketahui ada sepasang mata yang memperhatikan mereka dengan senyum licik yang mengembang di sudut bibirnya.
-------------------------------
"Bunnn, dee, ini kakak bawain kesenengan bunda" kata gue saat masuk ke rumah.
"Makasih sayangg, dek, sini ke meja makan dulu yu, kakak bawain kesenengan kamu nih." Kata bunda gue sambil mengambil makanan itu. "Wahh, martabak nutella, ihh ada martabak kitkat green tea jugaa" kata adek gue sambil bawa piring.
"Ya udah, kakak ke atas dulu ya" kata gue sambil mengacak rambut ade gue. Dia cuman memberikan gue jempolnya.
Gue langsung mengganti baju gue dengan piama, tiba-tiba kamar gue kebuka.
"Ka, salah ga sih kalau adek mau berubah jadi kayak kakak?" Tanya adek gue sambil makan makanannya.
Gue menautkan alis gue, maksud dari pertanyaan dia tuh apa sih?
"Kakak ga ngerti ya? Maksud gue tuh kalau gue berubah sifatnya jadi kayak kakak" gue tersenyum lalu gue duduk di sebelah ade gue.
"dek, jadi diri lo aja, lo ga mau jadi anak famous? Tapi sayangnya lo itu udah di cap famous sama temen-temen kamu, dan cap itu ga bakalan hilang dengan lo jadi kayak gue, dan satu lagi, gue bangga punya adek kayak lo" kata gue sabil mencium pipinya.
Dia menunjukan senyuman yang imut banget, kalau gue cowo, gue gebet juga adek gue, sister complex juga gapapa lah.
Tapi untungnya gue cewe, dan gue ga lesbi, jadi hal itu ga mungkin terjadi.
--------------//-------------
Flashback on
"Pokoknya lo harus bantuin gue."
"Tapi gue gamau kalau harus nyangkut ke masalah hati, itu terlalu jahat, Clar."
"Sebodo! Pokoknya gue mau lo ngebuat dia sakit sesakit sakitnya, gimanapun caranya."
"Emang dia punya masalah apa sama lo sih? sampai lo tega banget sama dia."
"Dia ngerebut pacar gue Za! Gue gabisa tinggal diem. Please Za, kali ini aja gue mohon."
"Oke oke, terus gue harus gimana?"
"Lo harus buat dia suka ataupun sampai jatuh cinta sama lo."
"Hah? Lo gila apa! Dia tuh cewe baik baik Clar. Gue gamau harus nyampakkin dia di akhir."
"Please Za. Gue mohon sama lo. Gue cinta banget sama dia, Za. Masa lo ga ngerti." Ucap cewe itu sambil mulai mengeluarkan air matanya.
"Hufft. Okay okay. Gue turutin keinginan lo. Tapi caranya?"
"Caranya lo harus ...... "
Flashback Off
-------------//----------------
KAMU SEDANG MEMBACA
Kay(i) [COMPLETED]
Teen FictionCinta itu absurd. Apalagi bagi lo yang ngerasain Love at First Sight. -Kaishar Ngerasain cinta itu ga semudah yang gue kira. Rumit. Rumit banget. -Kayla Baca juga novel aku yang lain, Changed Me, makasih.