kaki kaki kecil itu berlari menuju dapur. Dan naik ke atas bangku coklat. Senyumnya yang manis, matanya yang memilik eyesmile, rambut lurusnya, badannya dengan postur ideal. Cukup mirip dengan perawakan wanita cantik yang juga sedang memegang lilin biru di genggamannya. Membentuk huruf 28
Langkah kakinya yang keci kecil menaiki anak tangga berkeramik putih. Tangan yang saling menggandeng membantu satu sama lain di atas sulitnya anak tangga. Pelukan tangan mungil memeluk badan kekar yang masih tertidur pulas di balik selimut biru navy.
"Daddy, rumah kita kebakaran"
Bisikan kecil itu memang terdengar kecil. Namun bukan berarti reaksi dari itu juga kecil. Laki laki yang awalnya tertidur pulas di hari libur ini menjadi terbangun terlonjak di atas kasur. Dan langsung memeluk kedua makhluk mungil di kedua sisinya.
"Dimana apinya?! "
"Disana"
Saat sehun sangat panik dengan keadaan. Anak laki laki di pelukannya itu menunjuk ke arah wanita yang membuka pintu kamar sambil membawa kue ulang tahun dan lilin di atasnya. Sambil tersenyum dan menyanyikan lagu selamat ulang tahun. Membuat sehun sedikit kesal namun bercampur senang. Setelah memohon dan meniup lilinnya. Mata sehun beralih pada kedua anak kecil di sisinya.
"Sena, siapa yang mengajarimu untuk berbohong "
"Oppa.. "
"Heogi.. Kau mengajari—"
"Mommy yang menyuruhku"
Mata sehun langsung beralih ke wanita yang memanhku kue duduk di depannya. Mata sehun menyipit. Sedangkan wanita itu hanya tersenyum melihat suaminya yang kesal itu.
"Tapi, mommy bilang kita hanya boleh berbohong di saat seperti ini saja" ucap heogi.
Yoona mengangguk setuju dengan apa yang dikatakan anaknya itu. Kedua anak kecil itu pun tiba tiba menutup kedua mata mereka dengan telapak tangan. Yoona cukup kebingungan. Namun ternyata
Cup~
Sehun mengecupnya sekilas. Membuat yoona kikuk malu dengan tiba tiba. Ia pun langsung memotong kuenya dengan pisau. Untuk menutupi geroginya itu.
~~~
"Mommy aku ingin beli itu"
Sena menunjuk sebuah toko yang menjual kue kering di pinggir jalan. Yoona pun menghampiri toko itu sambil menggandeng sena menyebrangi jalan Raya besar. Mereka pun memesan dua cup sedang di kasir. Begitu pesanannya sudah dapat mereka berdua menikmati makanan yang menjadi cemilan baginya. Bahkan mungkin sena cukup merasa lapar sampai ia benar benar melahap cemilan itu. Mulutnya pun sudah penuh dengan makanan.
"Sayang, apa kau benar benar lapar? "
Sena hanya tersenyum malu menatap ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU [Revisi]
Fanfictionkeberuntungan bisa memihak kepada orang yang baik dan buruk,takdir akan membawanya ke jalan yang baik walau itu rumit untuk dilewati -hun