5 - dihukum bareng

63 10 0
                                    

Mark menghentikan langkahnya dengan nafas yang terengah-engah. Sial, pintu gerbang sudah tertutup.

Semalam dia sibuk memikirkan gadis itu, ya, Unusual Girl. Setelah gadis itu mengucapkan sesuatu yang mematahkan hati Mark, Mark sudah malas untuk melakukan apapun. Jangankan belajar, makan dan tidur pun tidak enak. Jam 2 pagi Mark baru berhasil tertidur pulas, alhasil beginilah dia sekarang. Terlambat.

"Pak, tolong buka gerbangnya. Hari ini saya ada quiz Geografi. Bapak tau kan kalau Bu Senja itu galaknya pake banget?" pinta Mark pada Pak Satpam yang bernama Pak Asep itu.

Pak Asep menggelengkan kepalanya. "Gak bisa atuh, Mas. Nanti Bapak dimarahin sama guru piket. Lagian kamu teh kenapa bisa terlambat? Hari ini ada pelajaran Bu Senja malah terlambat. Kumaha kamu teh (gimana sih kamu)"

Mark menghela nafasnya mendengar ceramah singkat dari Pak Asep yang logat sundanya masih kental. "Untuk saya aja, Pak. Tolong lah..."

Pak Asep menggelengkan kepala untuk kedua kalinya dengan tatapan maaf-saya-gak-bisa-bantu.

"PAK ASEP, BUKA GERBANGNYA, PAK. SAYA ADA PELAJARAN BU ADIS NIH!!"

Mark dan Pak Asep refleks menutup kedua telinga masing-masing dikarenakan teriakan dari seorang siswi dengan tampilan yang acak-acakan.

"Aduh, Neng Kayla kenapa telat lagi atuh?" Pak Asep menggelengkan kepalanya melihat gadis didepannya. "Itu juga kenapa kaus kaki bisa beda gitu?"

Kayla menatap kebawah, dimana dia memakai kaus kaki yang berbeda warna. Yang satu warna putih, dan yang satu lagi warna hitam. Gadis menepuk jidat dan menghela nafasnya. "Aduh, Pak Asep. Saya tuh buru-buru, urgent nih urgent!!"

"Urgent teh naon? (Urgent itu apa?) Urgent yang buat dangdutan itu?"

Kayla menepuk keningnya--lagi. Pak Asep emang susah diajak ngomongnya. "Itu mah orgen pak, orgen! Buruan ah bukain gerbangnya"

Pak Asep menggelengkan kepalanya. "Gak bisa, Neng. Ini mah udah telat 20 menit dari bel masuk. Mas ini aja mohon-mohon minta bukain gerbang tapi gak Bapak bukain"

Kayla menaikkan sebelah alisnya. Dia baru sadar ada yang telat juga disini. Kayla memperhatikan laki-laki ditunjuk oleh Pak Asep dari belakang. Kemudian, Laki-laki itu menoleh, dan mata Kayla berbinar seketika. "Dedek ganteng?!"

Mark mendengus. Sepertinya nasib baik tidak berpihak dengan Mark hari ini. Udah jatuh, ketiban tangga pula. Telat gak apa-apa deh, tapi gak bareng-bareng kakak kelas alay ini juga, kali.

"Pak, gak apa-apa deh saya telat, hehe" ucap Kayla dengan cengiran khasnya.

Mark memandangnya sinis. "Gila lu ya?"

"Ih, kamu galak juga ya ternyata. Makin suka deh" Kayla mengedip-ngedipkan matanya.

Mark mendengus.

Ini cewek sebenernya normal gak sih?! Bikin darah gue naik aja pagi-pagi.

"Oh, Mas ini gebetan baru Neng Kayla, ya?" tebak Pak Asep.

Kayla menggelengkan kepalanya, membuat rambutnya yang dikuncir ala ponytail ikut bergerak-gerak. "Bukan, Pak"

Pak Asep menyernyitkan dahinya. "Terus?"

"Ini mah calon ayah dari anak-anak saya nanti, hehe" Kayla menatap Mark dengan alis yang naik-turun. Sedangkan yang ditatap hanya memutar bola matanya.

"Genit banget si" gumam Mark.

"Apa? Amin? Kamu ngaminin perkataan aku barusan? Ih, so sweet"

Younger // Mark Lee Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang