19

41 8 0
                                    

Kayla memasuki kelasnya dengan perasaan yang tidak karuan. Sikap ketus Mark kembali lagi, entah karena apa. Kayla mengajaknya berangkat bareng lewat LINE, tapi Mark menolaknya, dia bilang dia sudah sampai disekolah duluan untuk piket pagi. Sudah galau karena Mark, Kayla pagi-pagi dibuat panas hati karena berpapasan dengan Mona tadi. Gadis itu memandang Kayla dengan tatapan meremehkan. Dasar adik kelas tidak sopan. Kayla cukup tau diri kok, dia dengan Mona memang berbeda jauh. Mona jauh lebih cantik dibandingkan Kayla, tapi bukan berarti dia bisa bersikap seperti itu pada orang yang lebih tua darinya. Terlebih lagi Mona anak OSIS yang sudah pasti famous. Mona anak OSIS, itu berarti dia akan lebih sering bertemu dengan Mark. Sial. Kayla menghela nafas kasar mengingatnya.

"Kaaaylaaaaa!!!"

Madu dan Voni langsung menghambur ke pelukan Kayla. Kayla tersenyum tipis, Kayla sangat merindukan kedua orang aneh ini.

"Miss me, hm?"

Madu terkekeh. "Bangett. Kelas sepi kalo gak ada lo"

Voni mengangguk setuju. "Gak ada bahan bully-an"

Kayla memutar bola matanya. "Sialan"

Madu dan Voni tertawa jahat melihat wajah sebal Kayla.

"Oh iya, mana pacar lo? Mark? Anjir jangan suka bohong deh, Kay. Mark liat muka lo aja kesannya jijik gitu" ucap Voni yang disertai tawa dari Madu.

"Bener, dia aja suka ngehindar kalo dideketin sama lo"

Kayla menghela nafasnya. "Kenapa sih susah banget kayaknya buat percaya sama gue?"

Madu dan Voni saling bertatapan. "Jadi itu serius?" tanya mereka hampir berbarengan. Kompak emang.

Kayla mengangguk.

Madu menyernyitkan dahinya. "Kok tiba-tiba dia nembak lo?" Madu menatap Voni, dan Voni menatap Madu.

"Lo gak ngerasa ada yang aneh, Kay?"

Kayla mengangkat sebelah alisnya. "Aneh gimana?"

"Ya aneh aja, dia kan tadinya nolak lo mentah-mentah, terus tiba-tiba dia nembak lo. Aneh"

Kayla terkekeh dan merangkul kedua sahabatnya. "Positif thinking aja. Siapa tau Mark emang beneran mau buka hatinya buat gue, iya kan?"

Voni dan Madu terlihat ragu, namun mereka tetap menganggukkan kepala masing-masing. Sepertinya ada yang harus diselidiki. Mereka takut kalau....

Mark hanya mempermainkan Kayla.

***

"Cooyyy, gue kangen banget sama lo, Nana kolor"

Jaemin terkekeh. "Sa ae dakocan"

"Haechan, bro. Bukan dakocan"

"Echan mah bukan kangen lo-nya, tapi kangen duit lo, kangen dijajanin sama lo" timpal Mark yang sedang melanjutkan PR-nya yang sempat tertunda tadi malam. Semalam unusual girl curhat padanya, katanya pacar gadis itu bersikap cuek lagi. Mark sakit hati mendengarnya, namun Mark tetap mau berhubungan dengan unusual girl. Mark tidak mau meninggalkan dia.

Jaemin menoyor kening Haechan. "Lo gak modus ke cewek doang ya, ke gue juga ternyata. Kunyuk"

Haechan menyengir lebar. "Gue kangen lo, kok. Sama duit lo juga"

"Sama aje, daki undur-undur!"

Melihat Mark yang tengah sibuk mengerjakan PR-nya, Jaemin menyikut lengan Mark. "Kerjain PR tuh dirumah, Mark. Namanya juga Pekerjaan Rumah, bukan Pekerjaan Sekolah"

"Berarti PS itu pekerjaan sekolah dong?" celetuk Haechan.

Jaemin mendecakkan lidah. "Jayus lu, dakocan"

Younger // Mark Lee Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang