32 - Sayang

57 10 1
                                    

Kayla menyernyitkan keningnya ketika tiba-tiba Mark memutuskan panggilannya.

"Mark ngomong apa, Kay?"

Kayla menoleh pada Madu yang sedang menikmati ice cream strawberry-nya. "Gak tau nih, dia cuma nanya gue ada dimana. Terus di matiin telfonnya. Dia marah kali ya?"

"Yailah, paling juga dia sebodo amat, Kay." Ucap Voni yang kemudian kembali menjilati ice cream yang serupa dengan Madu.

"By the way, makasih ice cream-nya ya, Jaehyun. Gue jadi gak enak sama lo. Udah nonton gratis, ice cream juga gratis." Kayla tersenyum pada Jaehyun yang membelikannya ice cream vanila. Jaehyun juga membelikan Madu dan Voni.

Jaehyun mengangguk. "Yoii. Yang penting lo jangan nangis lagi ya." laki-laki itu menepuk-nepuk puncak kepala Kayla.

Kayla menyengir lebar. Dia jadi malu. Ketika dalam film itu sang Ayah mengorbankan dirinya sendiri untuk menyelamatkan keluarganya dari monster, Kayla tidak dapat menahan tangisnya. Kayla terharu dengan perjuangan keluarga dalam film tersebut.

"Kay,"

Kayla mengerjapkan matanya. "Eh, kenapa, Jae?"

Jaehyun tertawa kecil. "Lo bengong mulu sih, jadinya belepotan tuh."

"Masa sih?"

Jaehyun mengambil selembar tissue. Tangannya bergerak mendekati wajah Kayla, berniat membersihkan sisa ice cream yang mengotori ujung bibir Kayla. Namun tangan Jaehyun berhenti di udara ketika tiba-tiba sebuah tangan lain menahan tangan-nya.

Dahi Kayla menyernyit. Ketika Kayla menoleh, Kayla dibuat sangat terkejut akan kedatangan laki-laki yang amat sangat dikenalinya.

Mark Rafanantha.

Mark menatap Jaehyun dengan tatapan tajam, sedangkan Jaehyun yang ditatap seperti itu hanya bisa menyernyit bingung.

Mark menghempaskan tangan Jaehyun dengan kasar. "Ngapain lo ngajak PACAR GUE jalan. Hm?"

Jaehyun terkekeh. "Kenapa? Kayla temen baik gue. Lagian gue gak berduaan doang sama dia."

Voni dan Madu saling menatap. Pasti akan ada perang dingin antara Mark dan Jaehyun. Mereka berdua tak menyangka Mark akan menyusul Kayla kesini. Apa mungkin setelah Mark memutuskan telfonnya dengan Kayla, Mark langsung menuju kesini? Sepertinya begitu.

Mark tersenyum miring. "Lo suka sama Kayla?"

Jaehyun mengedikkan bahunya. "Kalo iya kenapa?"

Baik Kayla, Mark, Voni, maupun Madu sama-sama membelalakkan matanya masing-masing. Terkejut dengan ucapan Jaehyun barusan.

Mark menarik kerah seragam Jaehyun. Ya, Jaehyun masih mengenakan seragam.

"Gue tau lo senior. Tapi gue gak takut sama lo!"

Kayla sangat takut melihat Mark yang penuh emosi seperti ini. Dengan tangan yang bergetar, Kayla menarik lengan jaket Mark dan berkata dengan suara pelan. "Mark, udah..."

"Eh, Mark, lo gak bisa dong perlakuin Jaehyun kayak gitu. Dia bermaksud baik. Kalo lo mau salahin orang, salahin gue. Gue yang maksa Kayla buat terima ajakan Jaehyun. Kayla tuh sedih tau gak, gara-gara lo batalin acara nonton berdua sama dia waktu itu!" Sahut Voni dengan wajah memerah, dia menahan amarah. Voni tidak terima Mark bersikap seenaknya pada laki-laki yang baik seperti Jaehyun.

Mark menatap Voni, kemudian menatap Jaehyun, dan terakhir menatap Kayla yang wajahnya seperti hendak menangis. Mark menghela nafas kasarnya.

Mark menggenggam tangan Kayla. "Kita pulang"

Younger // Mark Lee Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang