16 - Pita Penanda

49 6 0
                                    

Kayla pikir mengabaikan orang yang disayangi itu mudah, mengingat bagaimana para laki-laki yang Kayla sukai dulu sering mengabaikannya dengan mudah. Tapi kenyataannya tidak. Mungkin karena kita tidak akan bisa mengabaikan orang yang kita sayangi. Buktinya, hanya beberapa jam saja Kayla mengabaikan Mark, rasanya Kayla sudah sangat rindu. Rindu menggoda laki-laki yang memiliki tahi lalat kecil di pipi sebelah kiri-nya itu.

Kayla marah dengan Mark karena Mark tidak ada disaat Kayla membutuhkannya. Saat Kayla bangun dari pingsannya tadi, hanya seorang petugas medis lah yang Kayla lihat. Ketika Kayla keluar dari ruang kesehatan, Kayla melihat Mark sedang bercanda dengan Haechan. Laki-laki itu pasti tau Kayla pingsan, tapi kenapa dia diam dan tidak peduli seperti itu?

Seseorang menarik lengan sweater pink yang Kayla kenakan malam ini. Kayla menoleh ke sebelahnya, dilihatnya Mark yang sedang menatap ke depan, tidak menatap ke arahnya. Lalu untuk apa dia menarik-narik lengan sweater Kayla?

"Ngapain sih tarik-tarik?" ucap Kayla, masih dengan nada juteknya.

Mark mengangkat bahunya. "Iseng. Abis arahannya bikin ngantuk"

"Aneh lo, Dedek jelek"

Mark kali ini menatap Kayla dengan senyuman miringnya. "Biasanya Dedek ganteng"

"Udah gak berlaku"

"Masa iya?"

"Bodo amat"

Mark terkekeh. Mendengar kekehan Mark yang renyah itu membuat Kayla ingin tersenyum, tapi Kayla menahannya sebisa mungkin.

"Oke, sekarang yang namanya disebut maju kedepan buat kita pakein pita biru ya" ucap Johnny yang malam ini hanya mengenakan jaket hijau tua dan celana training.

Mark tiba-tiba berdiri dan maju ke depan. Hal itu membuat Kayla mengerutkan keningnya. Untuk apa Mark maju? Memang orang-orang yang diperintahkan maju kedepan itu karena apa?

Kayla mencolek bahu adik kelas laki-laki dengan nametag 'Jisung' didepannya. Laki-laki itu menatap Kayla dengan tatapan bertanya.

"Itu kedepan buat apaan?"

"Oh, itu buat dipakein pita biru penanda"

Kayla mengangkat sebelah alisnya. "Penanda apaan?"

"Penanda peserta-peserta yang punya penyakit serius"

"Apa?!"

Jisung terlihat bingung melihat Kayla yang begitu terkejut. "Kenapa?"

Kayla menggelengkan kepalanya. Kayla melihat Mark yang kini dipasangkan pita biru oleh salah satu senior OSIS yang Kayla tidak ketahui namanya.

Tubuh Kayla serasa lemas. Mark....dia punya penyakit serius? Penyakit apa?

Mark kembali duduk ditempatnya semula, disebelah Kayla. Laki-laki itu terkejut ketika Kayla tiba-tiba menggenggam tangannya. Mark menatap Kayla dengan tatapan bingung. Bukannya gadis ini sedang marah padanya?

"Mark...kok lo gak bilang kalo..."

Seakan mengerti jalan pikiran Kayla, Mark memotong ucapan Kayla. "Iya, terus kenapa?"

Kayla melebarkan matanya. "Terus kenapa?! Ya gue khawatir lah. Kalo lo punya penyakit dalam, kenapa pake sok-sok ikut LDK dan jurit malam segala?"

"Sok-sok-an lo bilang? Gue ngerasa baik-baik aja ikut ini semua. Gue itu kuat, asal lo tau"

"Kuat lo bilang? Sekuat apapun lo, kalau penyakit lo itu udah kambuh, lo bisa apa?" ucap Kayla dengan suara pelan agar yang lain tidak mendengarkan perdebatan dia dengan Mark.

Younger // Mark Lee Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang