8

42 7 0
                                    

"E--lo?"

Mark membulatkan matanya ketika melihat gadis dengan rambut lurus tergerai berdiri dihadapannya. Gadis itu menggunakan setelan baju santai yang dibalut cardigan abu-abu. Meskipun dia terlihat berbeda dengan rambut yang digerai seperti itu, Mark tetap dapat mengenalinya.

"Lo ngapain disini?" tanya Mark dengan nada tak suka.

Kayla tertawa kecil. "Jadi rumah lo disini? Gak nyangka ya, mungkin lo emang jodoh gue"

Mark mendecih. "Tau gitu gue gak setuju kalau Mama beli rumah ini"

"Kak Mark, Kakak kenal sama Kak Kayla ini?"

Mark menatap adik kecilnya yang sedang menarik-narik ujung bajunya dengan kedua tangan mungilnya.

"Gak kenal" jawab Mark dengan nada ketus.

"Bohong Cha, Kakak kamu ini pacarnya Kak Kayla" timpal Kayla sambil menahan tawanya.

"Hah? Parah banget sih Kak Mark, sama pacarnya sendiri bilang gak kenal segala"

Mark mencebikkan bibirnya. "Percaya aja lagi lu, bocah. Masuk kamar sana"

Cacha meninggalkan Mark dan Kayla dengan wajah cemberut.

Pandangan Mark beralih pada tempat makan yang dibawa oleh Kayla. "Itu apaan?"

Kayla menyerahkan tempat makan berwarna oranye kepada Mark. "Nih, kue dari Bunda gue buat kalian, tetangga baru"

"Oh, makasih."

Kayla mengangguk dengan senyuman lebar yang tercetak di wajahnya. Kayla memandangi Mark yang kini hanya memakai kaus hitam dan celana pendek. Mark terlihat santai dan sederhana, namun tetap tampan.

Merasa risih dipandang seperti itu, Mark berdehem untuk menghentikan khayalan yang dibuat gadis ini tentang dirinya. "Udah kan? Pulang sana"

Kayla melebarkan matanya. "Kok ngusir?"

"Udah malem, gue mau istirahat" dusta Mark. Sebenarnya setelah ini Mark ingin lanjut mengerjakan tugas-tugasnya. Tapi kalau Mark tidak bilang seperti itu, mungkin Kayla tidak akan mau pulang. Malah mungkin memaksa untuk membantu. Gadis ini kan aneh.

Kayla menghela nafas dengan wajah kecewa. Gadis itu sempat terdiam, namun akhirnya dia mengangguk
"Oke gue pergi"

Baru saja Mark menghela nafas lega, namun tubuh Kayla berbalik. Kayla tersenyum lebar sampai deretan giginya terlihat. "Oh iya, lo boleh ngusir gue saat ini. Tapi gue yakin suatu saat nanti, lo pasti gak bakal mau jauh-jauh dari gue, hehe. Good night"

Mark menggelengkan kepalanya. "Cewek aneh"

***

"Pagi, dua cunguk kesayangan gue!"

Voni dan Madu menatap Kayla dengan tatapan aneh. Kayla emang tipikal orang yang ceria, tapi kalo over gini pasti ada sesuatu, deh.

"Napa lu? Seneng amat"

"Abis dapet duit banyak hasil ngepet semalem kali" timpal Voni yang kemudian disambut tawa meledak dari Madu.

"Sialan, nethink mulu lo berdua. Liat nih"

Kayla menggoyang-goyangkan paperbag berwarna biru laut yang di jinjingnya.

"Apaan tuh?" tanya Madu penasaran. Jangan-jangan, Kayla dapet oleh-oleh dari luar kota?

"Paling isinya sepatu olahraga" tebak Voni, mengingat hari ini ada pelajaran olahraga.

"Yeee, sotoy. Sepatu olahraga mah ada di tas gue," elak Kayla. "Coba tebak lagi deh"

Younger // Mark Lee Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang