36

53 6 0
                                    

...

"Aw! Sakit!"

"Tahan"

"Arrgghh! Pelan, Kay. Yaelaahh"

"Ini tuh udah pelan! Lo aja yang gak bisa diem!"

"Yaudah si, galak amat. Pacar tiri lo"

Kayla membulatkan matanya. Gadis itu menekan luka lebam di pipi Mark dengan keras.

"AW!!!"

"Rasain". Kayla mendesis. "Lo lagi sakit masih aja nyebelin. Gua mau balik ke kelas aja ah"

"Eeyyy jangan" Mark menarik tangan Kayla. "Tega lo ninggalin gue disini?"

"Emang kenapa?"

"Kalo gua mati gimana?" Ucap Mark mendramatisir dengan wajah melasnya. Berharap Kayla bisa luluh.

"Biarin aja. Siapa suruh pake ngajak berantem kakak kelas segala."

Ah, ternyata gagal.

"Gue gak ngajak berantem, Kay. Tapi dia sendiri yang mancing emosi gue"

Kayla mendecak. Dia mengambil kompres yang telah disediakan anak PMR dan kembali mengompres wajah Mark yang dipenuhi luka lebam.

"Gimana kalo Tante Rida liat anaknya babak belur gini? Dia pasti kaget. Kan kasian."

Mark menghela nafasnya. Kayla benar, Mama pasti kaget melihat keadaan anaknya yang seperti ini. Apalagi jika beliau tahu bahwa Mark seperti ini karena berkelahi.

"Diem kan. Nyesel kan."

Mark meraih tangan Kayla dan meremasnya pelan. "Bantuin gue ngomong sama Mama ya, Kay."

"Gak, gak mau. Gue gak mau bohong sama orang tua. Apalagi Tante Rida kan baik banget sama gue." Tolak Kayla tegas.

"Lo gak perlu bohong, lo bilang aja yang sebenernya. Atau lo tenangin Mama, kalian kan sama-sama perempuan. Lagian kalian udah deket banget."

"Ya sendiri aja sana. Enak aja lo memanfaatkan kedekatan gue sama Mama lo."

Mark mendecak. Kayla kalau sudah kesal seperti ini pasti sulit untuk dibujuk. "Bukan gitu, Kay. Cuma..."

"Cuma apa?"

"Seenggaknya lo ada lah pas gue di marahin sama Mama. Lo ada pas gue lagi susah."

Kayla menatap Mark, tepat pada matanya. Mark tipe laki-laki yang sulit mengutarakan kejujuran atau isi hatinya. Dia seringkali salah berucap hingga menyebabkan lawan bicaranya merasa tidak enak hati. Mungkin Mark menyadarinya, hingga dia menyuruh Kayla untuk bicara pada Mamanya.

"Oke"

Mark mengangkat kedua alisnya. "Jadi?"

"Iya, nanti gue yang jelasin."

"Yoi, itu baru pacar yang baik. Hehe"

"Huuu, ada maunya baru deh sok manis." Kayla merengut. "Sekarang jelasin kenapa bisa ribut sama Jaehyun? Gue sempet denger ada kata tantangan? Ada apa sih sebenernya?"

Mark terdiam.

Kalau gue bilang gue marah karena Jaehyun tau rahasia itu... Kelar idup gue.

"Woy jawab napa"

"Iya iya". Mark menatap Kayla. "Jaehyun itu suka sama lo"

Kayla terkekeh geli. "Apasih ngaco"

"Gue serius, Kayla"

Kayla menatap Mark. Raut wajahnya memang terlihat serius.

"Terus?"

"Dia nantangin gue tanding basket. Dan lo tau gak, kalo gue kalah gue harus apa?"

Younger // Mark Lee Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang