Mark berlari menuju rumahnya. Sial, Mona memakai ponselnya terlalu lama. Tadi dia bilang hanya sms, tapi dia memakai ponsel Mark untuk menelfon Papanya juga. Katanya, dia takut karena Papanya tak kunjung membalas, jadi dia meminta izin pada Mark untuk menelfon Papanya.
Setelah Mona mengembalikan ponselnya dan berterimakasih, Mark kembali ke kursi taman dimana dia meninggalkan Kayla. Namun ternyata gadis itu sudah tidak ada. Sepertinya dia pulang duluan. Tapi pikiran Mark masih dijejali oleh Kayla. Bagaimana cara gadis itu pulang sementara kakinya terluka?
Saat sudah dekat dengan rumahnya—dan rumah Kayla, Mark melihat gadis itu didepan rumahnya dengan...
Ah sial, kenapa ada laki-laki itu?
Tangan Mark mengepal, dia mempercepat langkahnya.
Dalam jarak satu meter, Mark bisa mendengar percakapan mereka.
"Makasih udah gendong gue, Jae. Berat ya gue?" Kayla tertawa kecil.
Jaehyun terkekeh. "Berat banget, lo abis makan apasih?"
"Makan hati"
"Idih, apa sih lo"
"Ekhem"
Kayla dan Jaehyun yang tadinya tertawa, kini berhenti. Mereka terkejut melihat Mark ada disini.
Merasa suasana mulai tidak enak, Jaehyun mengusap tengkuknya. "Gue pulang ya, Kay"
Kayla mengangguk dan tersenyum. "Iya, makasih ya, Jae."
Jaehyun sempat menatap Mark sebelum benar-benar melangkah pergi.
"Lo udah lupa sama permintaan gue?" Tanya Mark dengan nada dingin.
"Kenapa sih? Jaehyun kan cuma nolong gue, dede gemesku" Kayla mencubit pipi Mark dengan gemas, namun Mark menepisnya kasar.
"Emang lo gak bisa nungguin gue sebentar aja?"
Kayla tersenyum, terlihat terpaksa. "Udah 20 menit gue nunggu, dan ternyata lo lagi asik ngobrol kan sama Mona?"
"Tunggu, tunggu. Darimana lo tau kalau—"
"Lo kan yang sms gue. Mungkin setelah lo ngobrol sama Mona, lo lupa sama gue. Mana inget sih lo sama gue, Mark?"
"Gue gak asik ngobrol sama Mona! Lo kali yang asik digendong sama Jaehyun. Apa lo sama Jaehyun sempet makan bareng dulu tadi?" Mark mendengus. Malas membayangkan wajah ceria Kayla bersama laki-laki lain.
Kayla menggelengkan kepalanya. "Siapa bilang?! Gue gak kayak gitu, Mark. Lagian gue mau cepet-cepet pulang buat obatin kaki gue yang sakit."
"Yaudah sana obatin"
Mark mendengar helaan nafas dari Kayla. Gadis itu berusaha berdiri. Namun tanpa Mark sangka, kaki Kayla tak mampu untuk berdiri hingga hampir terjatuh. Mark dengan sigap menahan tubuh Kayla agar dia tidak terjatuh.
Mark menatap Kayla, Kayla menatapnya.
"Duduk dulu" Mark membantu Kayla duduk.
Mark merogoh sakunya, mengambil plester yang tadi dia beli. Mark menempelkan plester itu pada lutut Kayla. Gadis itu mengaduh kesakitan.
"Tahan" ucap Mark.
Setelah selesai, Kayla tersenyum. "Makasih"
"Maaf"
Kayla menyernyitkan dahinya. "Maaf buat?"
"Ya maaf" Mark mengusap tengkuknya, matanya melihat ke bawah, tidak menatap Kayla. "Gue udah kayak gitu. Padahal kaki lo lagi sakit"
KAMU SEDANG MEMBACA
Younger // Mark Lee
FanfictionBagaimana rasanya, jika orang yang kalian sayangi menyatakan cintanya kepada kalian? Menyenangkan, bukan? Namun bagaimana jika itu hanyalah sebuah taruhan konyol? . . . . . 13-03-2018