Catch!

2.7K 224 10
                                    

Mungkin kalau ini bukanlah permintaan sahabat seperjuangannya, Tzuyu akan memilih kasurnya dibanding harus terjebak di dalam kelas bersama topik yang tidak di pahaminya sama sekali.

Matanya memang fokus menatap ke arah orang yang sedang menjelaskan materi mengenai bagaimana cara menghitung rating dari stasiun televisi.

Tapi, dia bukan memahami makna materinya. Ia fokus melihat paras serta tampilan fisik sang pemateri.

Namanya Oh Sehun, sudah dua bulan lebih ia menjadi Asdos untuk mata kuliah manajemen media menggantikan Pak Minho yang sedang keluar kota untuk 3 bulan. Umurnya masih terbilang muda, 22 tahun cuma beda 2 tahun dengannya.

Tampan ✔
Pintar ✔
Tinggi ✔
Tentu saja berkharisma ✔
Oh, Tzuyu juga baru mendapatkan informasi jika Sehun memiliki usaha furniture yang berkembang dengan pesat. Mapan ✔
Yang paling utama, dia single ✔

Mengingat sudah hampir seminggu Tzuyu mengikutinya, ia bisa mengerti kenapa Sehun yang tampilannya bak dewa yunani dan segala kesempurnaanya bisa single.

Jelas saja, mana ada yang mau sama orang yang jarang senyum, udah gitu jutek banget lagi. Tzuyu tak habis pikir kenapa sahabatnya, Irene bisa suka bahkan cinta sama manusia sadis ini.

"Kamu!" Sehun menunjuk salah seorang mahasiswanya yang kedapatan tengah menguap di kelasnya, mahasiswa yang ditunjuk sudah berwajah pucat.

"Apa penjelasan saya begitu membosankan jadi kamu mengantuk?"

Pertanyaan itu begitu menyindir, hawa diruangan ini tiba-tiba menjadi panas. Duh, Tzuyu makin mengkeret di bangkunya. Seram gitu kok Irene mau ya?

Tiba-tiba Sehun kembali bersuara, "Silahkan tinggalkan kelas saya. Mungkin kamu bisa masuk di kelas minggu depan saja."

Oke, kepribadiannya ternyata jauh dari kata baik.

Setelah kepergian mahasiswa yang di usir tadi, kelas menjadi hening.

Dia memecah keheningan dengan berjalan ke arah Tzuyu membuat gadis itu jadi kelabakan sendiri. Aduh, apa dia sudah ketahuan?

"Saya tidak tahu kalau kamu ada di kelas saya," Tzuyu menunduk, memang hari ini adalah hari pertamanya masuk ke kelas yang di ajar Sehun.

Biasanya dia hanya melakukan pengamatan dari jauh atau sekedar bertanya informasi ke mahasiswi-mahasiswi saja.

Tzuyu makin menunduk, kalau bisa mungkin dia akan terus berjalan menunduk sampai ke kost-nya.

"Apa kamu bisu?"

Oke, Tzuyu sedikit tersinggung mendengar nada menyebalkannya. Jadi, dia merespon dengan menggelengkan kepalanya.

"Angkat kepalamu!"

Dih, ogah siapa situ? Mungkin Tzuyu bakalan mati jika berani menjawab seperti itu.

Makanya dia memilih untuk menjawab tapi ia memberikan efek lesu, lemah dan sedikit batuk pada suaranya. "Uhuk! Ma-maaf Pak, sa-saya sedang tidak enak badan."

Sehun masih setia berdiri didepan kursi Tzuyu, membuat Tzuyu jadi keki sendiri.

Akhirnya, bel berbunyi. Mau tak mau Sehun harus menutup kelasnya, sementara Tzuyu sudah berniat pulang secepat kilat dan menelpon Mamanya untuk mengatakan betapa dia menyayangi Mamanya.

------------------------------------------------------------------

"Serius aja dong, Ren. Masa harus ngambil fotonya diam-diam sih?"
Tzuyu mencebikkan bibirnya dengan kesal.

Notes (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang