Vampir?

1.4K 156 31
                                    

Tzuyu melihat sekali lagi ke arah pintu yang bertuliskan ruang kesehatan. Masih tampak sama, tetap tertutup seperti biasa. Bahkan ia yakin kalau isi ruangan itu benar-benar kosong saking heningnya.

Dia menggeleng, merasa sedikit bodoh karna mempercayai desas-desus yang bahkan tak dapat di buktikan kebenarannya. Ia melihat ke arah langit yang mulai kehilangan cahayanya dan akan digantikan langit malam.

"Lebih baik aku pulang." Ucapnya ke diri sendiri kemudian meninggalkan tempat yang tadi dia datangi. Melangkah tanpa sadar kalau pintu ruangan yang awalnya tertutup perlahan terbuka, dan membiarkan sepasang mata mengintipnya melalui gelapnya ruangan.

------------------------------------------------------------------

"Aku sudah kesana."

Perkataan Tzuyu membuat beberapa temannya yang asik mengobrol langsung berhenti dan langsung menatapnya dengan ekspresi kaget. "Kau apa?"

"Kau kesana?"

"Kau pasti gila? Dengan siapa kau kesana?"

Tzuyu mendengus, pertanyaan ketiga temannya ini sangat tidak penting. "Aku sendirian."

"Kau sendirian?" Jihyo berteriak heboh, "Apa kau tidak tau mengenai soal itu? Ngapain sih kau kesana?" Gadis itu terus mengomel membuat Jeongyeon dan Nayeon hanya bisa mengangguk tanda setuju. Mereka merasa semua yang ingin dikatakan sudah terwakilkan oleh Jihyo.

"Aku hanya ingin memastikannya."

"Memastikan?" Jihyo menoleh ke arah Nayeon. "Memangnya kau tidak ceritakan padanya?"

"Aku sudah bilang kok," Kilah Nayeon, sedikit kesal karna merasa Jihyo menyudutkannya. "Aku sudah bilang kan?"

Tzuyu mengangguk, "Tapi.."

Jeongyeon menutup bibir Tzuyu dengan tangannya membuat gadis itu tak bisa meneruskan ucapannya. "Cukup. Berjanji saja kau jangan kesana lagi, apalagi sendirian."

Jeongyeon memberikan tatapan peringatan. Ia tak mau mendengar Jihyo kembali mengomel dan membuat telinganya sakit. Tampaknya Tzuyu paham arti tatapan Jeongyeon dan menjawab sebaik mungkin. "Baiklah." Tzuyu berjanji didepan ketiga temannya membuat tiga orang tadi bertampang puas, apalagi Jeongyoen.

Lagi pula tidak ada alasan sampai dia mesti kesana kan?

------------------------------------------------------------------

"Ugh! Semoga Nayeon, Jihyo atau Jeongyeon sudah berada di rumahnya sekarang."

Tzuyu merengut dengan mata terus melihat permukaan lantai. Hal yang harusnya dihindari terpaksa dia langgar, karna ia kehilangan gantungan kunci miliknya.

Bukan barang spesial, hanya saja ia merasa perlu mencarinya. Dan disinilah dia sekarang. Di depan pintu ruang kesehatan, Tzuyu memandang pintu yang tertutup itu dan menggeleng. "Memangnya ada apa disini? Tidak ada ap-"

Ucapannya terhenti karna pintu ruangan itu terbuka menampilkan ruangan kesehatan yang kosong. Rasa ngeri langsung terasa ketika melihat ranjang yang kosong dan segala perlengkapan lainnya.

Tap!

Saat sedang serius melihat-lihat ia merasa seseorang menepuk pundaknya membuat Tzuyu kaget. "Astaga!"

Lain dengan Tzuyu yang bertampang ketakutan bercampur kaget, orang didepannya justru tersenyum memperlihatkan wajah tenang dengan pandangan menenangkannya.

"Sedang apa?"

Tzuyu menetralkan detak jantungnya. Didepannya berdiri guru yang biasa berjaga di ruangan kesehatan. Dari awal ia bekerja sudah banyak siswi yang menyatakan cinta padanya namun tak ada satupun yang diterima. Jadi, walau tak mengenal secara jelas ia tahu siapa lelaki dengan jas putih di depannya ini. Pak Seungwoo.

Notes (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang