MOS: Stalker!

1.9K 189 39
                                    

Tzuyu mendesah lelah memandang ke arah jendela ruang Osis, tindakannya barusan menarik perhatian teman-temannya.

"Kenapa sih Cuwikuuuu??" Yeri mencubit gemas pipi chubby milik Tzuyu sembari memasang wajah bahagia.

"Sakit, Yer!" Tzuyu menepis cubitan Yeri dan memasang wajah kesalnya, Doyeon memandang sebal Yeri. "Jangan dicubit dong Yer, makin melar ntar pipinya."

Suara tawa langsung terdengar selesai Doyeon bersuara, membuat Tzuyu mendengus kesal. Teman-temannya ini kenapa menyebalkan banget sih?

"Serius deh, kenapa?" Mark selaku Ketua Osis dan -Ketua tak resmi kelompok mereka bersuara.

Tzuyu memandang penuh terima kasih ke arah Mark membuat wajahnya kian menggemaskan.

"Sebel aku tuh, masa kemarin si-siapa sih? Siapa Doy, namanya?" Doyeon melirik malas, Tzuyu ini memang payah dalam mengingat nama.

"Hyunjin."

"Nah-" Tzuyu menepuk kepalanya pelan, seakan ia memberi pelajaran untuk sifat pelupanya. "Si Hyunjin itu muncul terus, berasa dia ada dimana-dimana. Serem."

"Emang gimana?" Lucas yang tadinya sibuk memeriksa laporan kini memandang tertarik ke arah Tzuyu.

Semua temannya kini memandang ke arah Tzuyu yang memulai ceritanya, "Gini ya..."

****
Hari kedua MOS

Lagi-lagi Tzuyu cuma bertugas berkeliling, kali ini dia ditemani sama Arin. Bendahara II Osis, soalnya Doyeon sama Yeri kebagian jadi Kakak kelas yang galak. Sengaja, karna mereka beneran galak.

Arin kan modelnya kalem-kalem gitu jadi Tzuyu seneng aja pergi sama Arin. Walau pendiem Arin bakalan berubah bawel kalau nemuin bahasan yang menarik.

Kayak sekarang ini, mereka lagi bahas mengenai salah satu kegiatan yang nantinya akan di masukan dalam kegiatan MOS hari terakhir. Nama kegiatannya 'pay it forward',  Arin yang notaben-nya sebagai pencetus ide jelas semangat menjelaskan ke Tzuyu.

"Jadi, ntar kita mesti kasih kado ke satu siswa tapi harus kado yang dia suka?" Arin mengangguk, "Tapi kok gak boleh nanya langsung ke orangnya dia suka apa?"

Arin tersenyum, "Ya kalo nanya apa serunya, Cuwi. Mereka harus cari tahu sendiri, jadi secara gak langsung mereka bakalan kenal sama orang yang mau di kasih kadonya."

Mata Tzuyu melebar takjub, dia tak pernah kepikiran kalo ide itu benar-benar bermanfaat. Selain ditentukan dengan acak perihal pemberi dan penerima (semua akan mendapatkan kado tentunya), kado juga tak boleh lebih dari Rp 50.000.

"Bagus gak idenya Wi?" Tzuyu sempat kesal karna Arin ikut-ikutan memanggilnya dengan nama Cuwi, tapi diabaikannya dia lebih tertarik dengan ide cemerlang milik Arin. "Keren ih, aku juga pingin gitu dapat kado."

"Mau kado apa Kak?"

Suara seseorang membuat Tzuyu dan Arin menoleh, Hyunjin -anak MOS yang di gosipkan mengklaim Tzuyu sebagai miliknya- tengah berdiri didepan keduanya.

"Kamu kok gak baris?" Arin memandang aneh, padahal teman-temannya sedang di jemur di lapangan plus dapat teriakan amarah duo Doyeon-Yeri.

"Nanti Kak, mau ketemu penyemangat dulu."

Arin tersenyum geli sementara Tzuyu cuma memandang kosong arah didepannya.

"Kak," Panggil Hyunjin menatap Tzuyu, "Kenapa dek?"

Hyunjin mendengus mendengar panggilan 'Dek' yang disematkan Tzuyu untuknya.

Notes (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang