Shit!

3.9K 303 32
                                    

Tzuyu berjalan sambil mencebikkan bibirnya, dalam hatinya dia terus mengumpati sahabatnya.

Bagaimana bisa Mina menyuruhnya membeli tepung?

Kalau saja tidak mengingat betapa menggiurkan dan lezatnya kue buatan Mina, mungkin Tzuyu akan berdiam diri saja di kamar Mina yang mewah itu.

Sesekali ia menendang kerikil-kerikil kecil yang menghalangi jalannya. "Aduh!!" Teriakan kesakitan itu membuat Tzuyu berhenti.

Dia melihat ke sekeliling gang sambil bergidik ngeri, tidak mungkinkan ada hantu di siang bolong begini? Kalaupun ada, hantu apa yang mau kepanasan? Tzuyu saja malas rasanya keluar.

"Heh! Kau!!" Suara berat khas cowok membuat Tzuyu menghentikan pikirannya barusan, tepat di gang sebelah kanannya duduk seorang cowok dengan tampang kesal dan menyeramkan.

Tzuyu bergidik ngeri, jujur saja dia selalu takut dengan yang namanya preman dan sejenisnya.

"I-iy-iya Om," sahut Tzuyu dengan wajah tertunduk, sementara cowok yang dipanggil Om tadi semakin kesal.

"Siapa yang kau panggil dengan sebutan Om, hah?"

Tzuyu semakin menunduk, duh orang didepannya ini apa tidak sadar diri ya? Jelas-jelas hanya ada mereka di gang ini.

Tentu saja, sebutan Om itu untuknya.
Cowok itu sepertinya tak berniat mendengar jawaban Tzuyu, "Kau? Punya uang kan?"

Tzuyu melongo, apa cowok didepannya ini pengemis ya?

"Ck! Kenapa kau diam saja? Apa kau tidak punya uang?" Tampaknya cowok itu memiliki pengendalian emosi yang rendah karna kini dia sudah berteriak kesal.

Tzuyu menatapnya takut-takut, kulit berwarna tan milik cowok itu terlihat bersinar karna sinar matahari. Matanya memandang tajam, membuat Tzuyu meneguk ludahnya karna tak tahan dengan rasa takut dan kagumnya yang datang bersamaaan.

Oh, apa Tzuyu sudah bilang kalau wajah cowok didepannya ini begitu tampan dengan rahang tegasnya? Sepertinya Tzuyu sudah melupakan rasa takutnya.

Kini ia malah bersiap mengabadikan wajah tampan itu dalam benaknya dengan terus-terusan memandangnya.

"Heh!" Sepertinya cowok itu kembali kesal karna Tzuyu tak menjawab pertanyaannya. Tzuyu segera mengeluarkan beberapa lembar seribuan yang ada di sakunya.

Cowok itu memandang nanar kumpulan duit receh di tangan Tzuyu.

Ntah kenapa Tzuyu merasa diremehkan, memangnya apa yang bisa diharapkan dari siswa kelas 1 SMA sepertinya?

"Cepat belikan obat untukku," Tzuyu melongo membuat cowok itu semakin kesal.

"Kau tak lihat tangan dan kakiku terluka?"

Tzuyu melirik ke arah tangan dan kaki cowok didepannya, terlihat beberapa luka dengan darah yang mengalir.

"Baiklah, mana uangnya?" Tzuyu cukup kagum dengan keberaniannya sementara cowok itu menatap tajam ke arahnya.

"Pakai saja uang ditanganmu itu!"

Tzuyu memandang sedih ke arah recehan leceknya, yang benar saja. Tapi, cowok itu sudah lebih dulu mengalihkan tatapannya ke arah handphone miliknya.

Dasar!

Dengan kesal Tzuyu berjalan menuju mini market yang sebelumnya sudah ia datangi ketika membeli tepung. Kali ini, ia mengumpati cowok tadi.

Kekesalannya dengan Mina sebelumnya sudah tergantikan bahkan wajah tampan cowok itu tidak mempan lagi, Tzuyu sudah menetapkan cowok itu sebagai orang yang mesti di jauhi.

Notes (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang