Secretary: Final

1.4K 146 19
                                    

Tzuyu baru mendudukan dirinya di kursi ketika Jimin muncul dengan senyum lebarnya. "Apa?" Tanya Tzuyu langsung, seingatnya hari ini mereka tak ada jadwal meeting pagi atau mesti mendatangi klien.

"Apanya?" Jimin yang telah sampai dihadapannya Tzuyu mengerutkan keningnya. Bingung dengan pertanyaan Tzuyu barusan.

Tzuyu mendengus, "Kau ngapain kesini? Seingatku tak ada pekerjaan ataupun pertemuan pagi ini."

"Oh," Jimin menganggukkan kepalanya ketika paham, "Kau memang tak ada pertemuan tapi aku ada."

"Oh, ya?" Tzuyu langsung membuka notes-nya guna mengecek jadwal Boss-nya itu. Jimin tersenyum geli, kemudian langsung menarik buku ditangan Tzuyu. "Mengecek apa? Pertemuanku kan denganmu."

"Ha?"

"Iya, aku ingin menyambutmu dengan senyumanku. Mungkin setelah itu kau akan tertarik denganku dan langsung memintaku menikahimu."

Tzuyu memandang Jimin yang tersenyum lebar dengan malas, "Jujur padaku, kau tadi sarapan apa?"

Jimin terbahak, "Kau bahkan sudah sangat perhatian sampai menanyakan sarapanku."

Tzuyu menggeleng, "Sepertinya bukan karna makanan-" Tzuyu melihat Jimin sekali lagi dengan padangan menyeluruh. Sementara lelaki itu kini malah berpose didepannya, "Bagaimana? Aku seksi kan?"

Tzuyu mendengus, "Satu-satunya yang seksi dari kau itu cuma otakmu. Seksi karna kurang bentuknya. Otakmu setengah."

Tzuyu memijit pelipisnya kesal, "Berhentilah bercanda, masuk ke ruanganmu dan kerjakan tugasmu. Oh, kau membuatku kepalaku pusing pagi-pagi."

Jimin menahan senyumannya ketika mendengar pekikan kesal Tzuyu, dia senang ketika gadis itu terus mengomel. Wajah marahnya terlihat begitu lucu, apalagi bibir gadis itu.. Jimin jadi ingin mencicipinya.

"Heh, sialan! Kau lihat kemana?"

"Astaga!" Jimin mengelus dadanya karna kaget dengan teriakan Tzuyu, menganggu kesenangannya. "Gak lihat kemana-mana, kau kenapa jadi galak sih? Atau kau ingin aku sayang-sayang biar lebih tenang?"

Jimin menaikkan kedua alisnya bersamaan membuat Tzuyu tambah kesal. "Masuk ke ruanganmu sebelum aku melempar buku tebal ini," Tzuyu mengangkat buku catatannya yang cukup tebal membuat Jimin mundur perlahan. "Bercanda sayang, astaga. Kau galak sek-"

Brak!!

Pintu ruangan Jimin tertutup bersamaan dengan lemparan buku tadi. Tzuyu kembali mengambil buku itu sambil mengomel, kenapa sih dengan kepala lelaki itu? Menyebalkan!

------------------------------------------------------------------

Tzuyu baru menyelesaikan pekerjaannya, tiba-tiba ada secangkir teh hangat di depannya. "Untukmu," Jimin tersenyum sambil menunjuk teh tadi dengan dagunya.

"Kau kenapa sih?"

Tzuyu merasa aneh dengan tingkah Jimin hari ini, biasanya laki-laki itu memang doyan menganggunya namun hari ini intensitasnya meningkat dan hampir membuat Tzuyu mengunci ruangan Jimin dari luar agar tak terus mengganggunya.

"Aku cuma ingin menunjukkan sisi lainku padamu."

"Oh, sisi apa?"

"Pria yang perhatian dan romantis."

Kalau Tzuyu tak mengingat teh yang diminumnya ini dari Jimin, maka tadi dia sudah menyiram lelaki itu dengan teh itu. Lelaki dihadapnnya ini memang berniat membuatnya gila.

Notes (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang