Plane!

1.5K 125 45
                                    

Tzuyu menghembuskan nafasnya, dia masih mengingat jelas  bagaimana wajah teman-temannya ketika mengantar dia ke Bandara. Senyum Tzuyu terbit kala mengingat segala petuah yang tak jelas dari temannya. Mungkin jika sudah sampai Tzuyu akan segera mengabari mereka.

Mata Tzuyu melihat ke arah sampingnya, bukan untuk mengagumi wajah lelaki disampingnya. Jujur saja, Tzuyu tak berminat dengan lelaki yang kini terlihat sibuk dengan majalah di tangannya. Ia melihat ke arah samping cuma untuk menatap pemandangan indah dari birunya langit dengan corak putih dari awan.

Mata Tzuyu kembali mengerjap kali ini ia merasa mengantuk, maklumlah ia tadi harus bangun pagi untuk memasukkan barang-barangnya ke koper dan menyiapkan segala hal. Kenapa tidak dari kemarin? Maka jawabannya adalah ajakan teman-temannya. Sepertinya mereka berniat menggagalkan kepulangan Tzuyu. Karna dari kemarin selalu mengajak Tzuyu untuk pergi dengan alasan perpisahan.

Padahal Tzuyu juga pulang hanya sebulan bukannya akan pindah habis. Kadang Tzuyu tak mengerti dengan jalan pikiran teman-temannya tapi sebetulnya yang paling tak bisa dimengerti adalah pikirannya sendiri yang tak menolak ajakan teman-temannya.

Kerjapan di mata Tzuyu semakin melemah sebelum benar-benar tertidur ia mendrngar sayup-sayup suara Pramugari yang mengatakan sesuatu tapi ia terlalu mengantuk untuk mendengar jelas perkataan itu.

------------------------------------------------------------------

Tzuyu terbangun karna sedikit guncangan yang dirasakannya, ia melirik ke arah sampingnya dan lelaki itu tersenyum. "Turbulensi," ucapnya.

Tzuyu mengangguk dan tak lama terdengar suara pemberitahuan dari Pramugari.

"Kita sedang berada dalam cuaca yang kurang baik, untuk keselamatan dan kenyamanan Anda, mohon tetap duduk dengan memakai sabuk pengaman Anda."

Tzuyu mengigit bibirnya sendiri, ia paling benci jika berada dalam situasi dimana pesawat yang ditumpanginya mengalami turbulensi.

"Takut?" Pertanyaan dari arah samping membuat Tzuyu menoleh, lelaki itu tersenyum lembut. Tak tampak wajah mengejek yang di duga Tzuyu. Gadis itu mengangguk, "Aku sedikit tak nyaman."

Di luar perkiraan, lelaki itu menyodorkan tangannya ke arah Tzuyu. "Aku pernah baca kalau sedang merasa panik atau takut akan sesuatu, genggaman bisa membuatnya lebih baik."

"Kau yakin?" Tzuyu memandang curiga lelaki yang masih tersenyum padanya. Bukan salahnya jika menganggap jika kebaikan lelaki ini hanyalah mencari kesempatan kan?

Guncangan terasa kembali membuat Tzuyu mengabaikan segala dugannya dan memilih menggenggam erat tangan lelaki itu. Tzuyu bisa merasakan kehangatan dari tangan itu menular ke padanya membuat perasaannya jauh lebih baik. "Terima kasih," cicitnya yang dibalas anggukan kepala lelaki itu.

Ting!

"Tanda untuk menggunakan sabuk pengaman telah mati. Tapi, kami sarankan anda tetap memasang sabuk pengaman sepanjang penerbangan."

Tzuyu menghela nafasnya, bersamaan tanda dan pengumuman tadi ia merasa pesawat telah terbang dengan normal dan tak menabrak awan lagi. Dilepaskannya genggaman tadi, sedikit merasa tak enak jika masih terus menggenggam tangan lelaki itu.

"Ak-aku belum tau namamu."

Lelaki itu mengangguk dan kembali menyodorkan tangannya yang segera disambut Tzuyu. "Namaku Kwon Jiyoung."

"Chou Tzuyu."

Setelah berkenalan mereka berbincang mengenai beberapa hal, Tzuyu tak menemukan kesulitan untuk mengobrol dengan lelaki yang mengenalkan dirinya sebagai salah satu Desainer Interior di salah satu Kota besar.

"Jadi, kau ada kerjaan makanya naik pesawat?" Tzuyu bertanya sambil mengunyah, baru saja Pramugari mengantarkan makanan dan minuman. Lagipula perjalanan mereka masih ada 2 jam lagi untuk sampai ke Kota tujuan.

"Begitulah," jawab Jiyoung dengan senyuman.

Tzuyu mengangguk, kembali menyuapi sendok. Perutnya terasa lapar karna perjalanan ini. Untunglah dia memesan salah satu penerbangan terbaik jadi ia mendapatkan makanan dan minuman sebagai bentuk pelayanan. Jika tidak, mungkin Tzuyu sudah sibuk mengelus perutnya yang kelaparan.

"Sampai berapa lama, libur kuliahmu?" Lelaki itu bertanya, membuat Tzuyu mengunyah makanannya lebih cepat agar bisa menjawab. Tzuyu sudah bercerita dia pulang ke Kampung halamannya ini karna telah masuk libur kuliah, lagipula sudah seminggu ini Mamanya menyuruh dia pulang. Ntah kenapa.

"Sebulan, seperti biasa."

Jiyoung mengangguk setelah itu mereka berdua sibuk dengan kegiatan masing-masing. Tzuyu yang telah selesai menghabiskan makanannya sedikit kaget melihat cincin emas yang melingkari jari manis lelaki itu.

"Kau sudah menikah?"

Rasa kaget tak bisa ditutupi Tzuyu, wajar karna lelaki dihadapannya terlihat masih muda walau Tzuyu tahu kalau lelaki ini jauh lebih tua dari wajahnya.

Jiyoung tersenyum dengan mata lurus memandang ke arah benda yang melingkari jarinya, "Belum," Tzuyu menatap tak yakin membuat lelaki itu tertawa. "Tapi, akan."

"Maksudnya?'

"Sebenarnya selain itu pekerjaan aku sengaja naik pesawat ini untuk bertemu dengan gadis yang dijodohkan denganku."

"Kau di jodohkan?" Tzuyu menggelengkan kepalanya tak percaya, di Zaman yang sudah maju seperti saat ini kenapa masih ada saja yang melakukan tindakan ini?

"Aku tahu, aku juga berpikir sama tapi tampaknya keluargaku terlalu lelah melihatku yang terlalu fokus dengan pekerjaanku dan tak berniat mencari pasangan."

"Wah, semoga siapapun gadis yang di jodohkan denganmu itu sesuai. Soalnya aku merasa kau lelaki yang baik. Orang baik maka jodohnya juga akan baik."

Ucapan Tzuyu di sambut senyuman lelaki itu. Setelah itu mereka bersiap karna sebentar lagi akan sampai ke Kota tujuan.

“Sebentar lagi kita akan sampai, sembari kita mulai mendarat, mohon pastikan punggung kursi dan meja anda berada dalam posisi tegak. Dan pastikan juga sabuk pengaman anda terkait dengan baik dan seluruh barang bawaan tersimpan di bawah kursi di depan anda, atau di penyimpanan atas. Terima kasih.”

Tzuyu dan Jiyoung saling melirik ketika pesawat mendarat dengan sempurna, "Terima kasih kau teman bicara yang baik."

Jiyoung mengangguk dan balas tersenyum, "Kau juga."

Tzuyu berjalan menuju pintu kedatangan dia yakin Mamanya sudah menunggu dirinya, setelah mengambil seluruh barang bawaannya dari bagasi Tzuyu langsung melambai ke arah Mamanya.

"Maaaa.."

"Loh, kamu udah ketemu Jiyoung?" Tzuyu yang berada dalam pelukan Mamanya menoleh, merasa tak asing dengan nama yang baru disebutkan Mamanya. "Mama kenal Jiyou-"

Mata Tzuyu membelalak ketika sosok lelaki berjalan mendekati Mamanya dan menyalami dengan penuh hormat. Matanya makin terbuka lebar karna lelaki itu tersenyum ke arahnya. "Kita bertemu lagi," sahutnya.

-----------------------------------------------
Chou Tzuyu x Kwon Jiyoung

-----------------------------------------------Chou Tzuyu x Kwon Jiyoung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

P.S. Semoga tidak mengecewakan callmehuahua

Notes (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang