Step Brother

1.6K 169 28
                                    

Tzuyu tersenyum kaku menatap Rumah besar dihadapannya. Ini terlalu mengejutkan dan sedikit membingungkan untuknya. Mamanya tersenyum ke arah Tzuyu dengan wajah bahagia. "Tzuyu, kedepannya ini akan jadi rumah kita. Mama harap kamu rukun dengan saudara barumu."

Tzuyu mengangguk memaksakan satu senyuman terbit dari bibirnya. "Pasti Ma, lagipula Tzuyu juga kenal kok sama Jeno. Kami kan satu sekolahan."

"Syukurlah, pertamanya Mama mikir kalau kamu akan menolak tentang rencana ini. Apalagi, Papa barumu memiliki satu orang anak yanh usianya tak jauh berbeda darimu."

Tzuyu meringis, maksud Mamanya tak jauh berbeda itu setahun di bawahnya? Kalau saja, ia tak melihat wajah bahagia Mamanya. Tzuyu pasti sudah menolak pernikahan Mamanya ini.

"Oh, Tan-Mama udah datang."

Pintu dihadapannya terbuka dan Tzuyu langsung meringis. Dihadapannya berdiri saudara tiri Tzuyu, Lee Jeno.

------------------------------------------------------------------

Tzuyu terperangah, tampilan dalam Rumah ini jauh lebih menakjubkan padahal tadi Tzuyu sudah cukup kaget dengan luas halaman di depan rumah ini. Tapi, sepertinya dia tak akan pernah berhenti kaget.

"Bagaimana? Kamu suka Kamar barumu?" Papa barunya yang berarti Papa kandung Jeno tersenyum penuh sayang ke arah Tzuyu membuat gadis itu menunduk. Terlalu lama hidup berdua dengan Mamanya membuat Tzuyu tak terlalu nyaman dengan makhluk berjenis kelamin laki-laki.

"Suka kok, makasih. Pa."

Canggung, tingkah Tzuyu itu membuat Papanya tersenyum. "Papa tahu kalau kamu pasti masih merasa asing, tapi setelah Papa menikahi Mamamu kita sudah jadi bagian keluarga yang sama. Jangan sungkan, untuk bercerita atau menginginkan sesuatu."

Tzuyu mengangguk dan tersenyum. Ia senang ternyata Papa barunya benar-benar baik.

Sementara kedua orang tuanya sibuk berbincang yang terlihat begitu saling mengasihi, dari arah samping Tzuyu bisa merasakan pandangan menusuk. Dia menoleh dan langsung bertatapan dengan wajah Jeno.

Lelaki itu berdecak kemudian mengalihkan tatapannya membuat Tzuyu melongo.

Apa dia sedang dibenci?

------------------------------------------------------------------

Pindah dan kemudian bergabung dengan tempat baru serta suasana baru bukanlah hal yang mudah. Kalau dulu, Tzuyu bisa bebas menggunakan Kamar mandi untuk waktu lama sekarang tidak. Dia juga tidak bisa keluar kamar hanya menggunakan pakaian tidur tipisnya.

"Huh.." Tzuyu menghela nafasnya menatap ke Kamar barunya, dia baru saja menyelesaikan mandinya. Padahal biasanya jam segini dia masih bernyanyi di bawah shower. "Melelahkan."

Tok...Tok..

Suara pintu yang diketuk membuat Tzuyu melangkah, rambutnya yang masih basah dia gosok dengan handuk kecil. "Si-a-pa?"

Brakk!!

Tzuyu menutup pintu dengan wajah yang memerah. Astaga! Bagaimana sekarang? Harus di taruh mana mukanya ini? Dia tak menyangka kalau yang mengetuk pintunya adalah Jeno. Lelaki juga terlihat kaget, bagaimana tak kaget kalau Tzuyu menggunakan tanktop dan celana pendek.

Tok..tok..

Terdengar ketukan sekali lagi kali ini disertai suara, "Maaf.."

Tzuyu mendudukan dirinya di lantai masih mencoba untuk menetralkan detak jantung dan wajah memerahnya. "Ma-mau ap-apa?"

"Tadi Mama menyuruhku mengantarkan makan malam ke Kamarmu, soalnya kata Mama kalau udah jam segini biasanya kau tak akan mau turun lagi."

Tzuyu mendengar suara benda yang diletakkan di lantai. "Ku taruh di depan pintu, dan-" Tzuyu bisa mendengar kalau lelaki itu mengehela nafasnya, "Maafkan soal yang tadi."

Notes (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang