Touch!

1.8K 172 11
                                    

"Bagaimana?"

Sana dan Mina menatap Tzuyu dengan penasaran sementara gadis itu justru terus memegang telapak tangan didepannya. "Maaf."

"Kenapa? Apa dia punya banyak kesialan?" Mina terkekeh mendengar pertanyaan polos milik Sana. Sementara orang yang tangannya berada di telapak tangan Tzuyu menunggu dengan wajah panik.

Tzuyu tersenyum guna menenangkan. "Jangan dengarkan Sana, dia hanya berbicara omong kosong. Maksudku, maaf itu karna sepertinya hari ini kau akan dapat kejutan kecil."

Sana memasang wajah bingung, "Lantas, kenapa kau meminta maaf?"

"Karna dia tak bisa memberitahukan mengenai kejutan itu, jadi dia minta maaf." Mina menimpali dan membuat Tzuyu mengangguk. "Mina benar, kejutan harus tetap menjadi kejutan."

Orang tadi berterima kasih lalu pergi dari hadapan tiga gadis yang tadi berada di taman. Mereka memang suka menghabiskan waktu di taman Kampus, selain banyak pohon yang membuat suasana begitu rindang. Di taman juga disediakan beberapa kursi untuk mahasiswa.

"Kita harus membuka stand." Sana sudah termenung sambil tersenyum-senyum sementara Mina diam-diam memperhatikan Tzuyu yang termenung.

"Tzu, kau tak apa?"

------------------------------------------------------------------

Tzuyu menghela nafasnya, dia berjalan menaiki tangga menuju tempat tinggalnya. Dia tinggal di Rusun Mahasiswa, kamarnya hanya berbeda 1 lantai dengan milik Sana maupun Mina.

Dia baru berniat memegang gagang pintunya ketika satu tangan menyentuh sudut jemarinya. Tzuyu langsung kaget dan menepis tangan itu. Sementara, orang yang menyentuhnya ikutan kaget.

"Maaf."

Tzuyu menunduk dan cepat-cepat memakai sarung tangannya kembali sebelum menyadari sesuatu. Ia menatap ke arah tangannya, sarung tangan miliknya dan laki-laki tadi.

"Kau siapa?"

Laki-laki itu terlihat ingin menjawab ketika pintu kamar disebelahnya terbuka dan menampilkan sosok Jimin yang baru bangun tidur. "Seharusnya kau menelponku sejak awa- eh, kau ngapain disana?"

Laki-laki hanya tersenyum tipis ke arah Tzuyu sebelum masuk ke dalam tempat Jimin. Tzuyu masih terdiam, memandang pintu Jimin yang sudah tertutup.

"Mungkin aku hanya kelelahan." Ucapnya Tzuyu pada dirinya sendiri sebelum masuk setelah membuka pintu.

------------------------------------------------------------------

"Tzuyu, kau dengar?"

"Eh? Apa?" Mina menggelengkan kepalanya melihat Tzuyu yang kebingungan. Dia sudah menyadari kalau temannya ini sedang ada hal yang dipikirkan sampai membuatnya mesti sedikit berteriak.

"Kau melamun." Ini Sana, mungkin gadis ceroboh ini juga khawatir melihat Tzuyu yang daritadi hanya termenung sambil memandangi tangannya.

"Maaf."

"Kau tahu bukan, kalau bisa menceritakan semuanya pada kami?" Sana kali ini sudah mengabaikan handphone miliknya, salah satu hal yang jarang terjadi.

"Kami selalu di pihakmu."

Tzuyu terdiam apalagi tadi setelah berkata demikian Mina menggenggam tangannya seakan tengah memberikan kekuatan dan menunjukkan rasa percayanya pada Tzuyu.

"Kalian aneh."

Tzuyu tertawa. Tapi, memorinya kembali terputar saat pertama kali bertemu dengan dua orang itu. Kembali ke jaman sekolah, dimana Tzuyu belum mengenal apa itu kepercayaan.

Notes (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang