Brother!

2.1K 149 43
                                    

Kedua gadis itu mengetuk pintu di depannya dengan semangat, membuat orang yang membuka pintu mendengus kesal ke arah mereka. "Ck! Lama-lama pintuku bisa tumbang kalau kalian ketuk sesemangat itu."

Dibanding mendengar ocehan pemilik rumah, dua gadis tadi memilih untuk masuk dan menyamankan diri di sofa bermotif floral. "Haus, aku mau minuman dingin."

Irene terkekeh selesai mengucapkan permintaannya barusan sementara Tzuyu cuma membalas dengan tersenyum. Jisoo menatap kedua sahabatnya dengan sinis. Sudah masuk dengan tak sopan, sekarang mereka malah meminta minum dengan seenaknya.

"Kau kira rumahku warung?" Jisoo menyahut sinis namun tetap beranjak untuk mengambilkan minuman dingin untuk dua temannya.

"Dek," suara milik lelaki itu terdengar, Tzuyu dan Irene sudah tersenyum-senyum jahil. Mereka menunggu sampai sosok itu muncul.

Tepat dari arah belakang muncul lelaki dengan perawakan tinggi, ia tersenyum hangat.

"Eh?" Dia mendekat ke arah gadis-gadis yang kini menutup mulutnya untuk menyembunyikan kegirangannya. "Ada tamu rupanya, baru datang?"

Irene menganggukkan kepalanya dengan semangat sementara Tzuyu cuma tersenyum tipis.

"Jangan di tegur Kak, nanti sawan."

Jisoo muncul sambil membawa gelas dan mug yang berisi air jeruk dingin.

Lelaki itu mendekat ke arah Jisoo sambil tersenyum geli, "Jangan gitu, mereka kan temen kamu."

Jisoo mendengus, menatap tajam teman-temannya yang kini nyengir.

"Kak Jin gak kuliah?" Suara halus Irene terdengar menyebalkan ditelinga Jisoo.

"Kuliah, tapi masih nanti soalnya hari ini cuma satu mata kuliah dan itu jam 3 ntar."

Jin ikut duduk bersama mereka, dia memang cukup dekat dengan dua teman adiknya itu. Jisoo yang dulunya jarang membawa teman, tiba-tiba mengajak dua orang gadis ke rumahnya dan mengenalkan mereka sebagai temannya.

"Yaah, sepi dong rumah kalau gak ada Kak Jin."

Jin tertawa mendengar ucapan Tzuyu dengan muka kecewanya. Mereka memang sering datang makanya Jin sudah kebal dengan godaan-godaan jahil dari teman adiknya itu. Ia hanya suka melihat adiknya yang kesal karna tingkah laku teman-temannya.

"Kan masih ada Jisoo."

Irene menggeleng, "Gak seru, Jisoo kan udah ketemu tiap hari jadinya bosen. Kalau Kak Jin kan jarang makanya kesini biar gak kangen."

Jisoo mendesis, "Berisik banget! Balik ajalah sana, kalau godain Kak Jin terus."

Irene terbahak melihat Jisoo yang ngambek, sementara Tzuyu menggelengkan kepalanya sambil tersenyum geli.

"Kak Jin mau ditemenin ke Kampusnya gak?"

"Tzuyuuuu!!!"

------------------------------------------------------------------

"Kak," Tzuyu menepuk pundak lelaki yang berdiri kebingungan di depannya.

"Eh?"

Lelaki itu sedikit terlompat karna kaget dengan tepukan tadi, "Tzuyu?"

Gadis itu tertawa melihat wajah kaget Jin yang menurutnya lucu. "Ngapain Kak?"

Jin menggaruk tengkuknya karna malu, "Ini tadi ada dosen yang minta tolong taruhin hasil ujian ke ruangannya. Tapi, Kakak bingung dimana ruangannya."

Tzuyu mengangguk mengerti, "Kalau ruangan dosen ada di lantai 2 di pojok kiri Kak."

Tzuyu menunjuk salah satu sudut di lantai atas, "Mau aku anterin?" Melihat wajah kebingungan Jin membuat Tzuyu jadi tak tega. Mau bagaimanapun lelaki ini kan Kakak sahabatnya.

Notes (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang