Halaman Tujuh.

2.6K 562 6
                                    

25 Maret 2013
Musim semi; Seoul.

Aku mengamatinya lekat.

Ketika hari cerah, aku baru sadar jika kulitnya sewarna pucat salju. Ia sesekali merentangkan tangannya keluar jendela di sebelahnya, tepat di bagian pojok belakang baris bangku. Sedikit lebih jauh dari baris tempatku duduk.

Ia sendirian lagi.

Ketika pandangan kami beradu, ia menatapku lurus lalu memalingkan wajahnya. Mungkin aku yang mengabaikannya, atau mungkin Jihoon yang mengabaikanku.

"Aku senang melihatmu tertawa bersama teman-temanmu, Woojin."

7; aku tak bisa menyalahkan waktu.

Jurnal Woojin; Tentang Jihoon✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang