2 November 2015;
Musim Gugur, Seoul.Benar, Jihoon bukanlah teman yang baik. Seharusnya aku tak percaya padanya. Jihoon bukan orang yang baik, ia tak menepati janjinya.
Musim gugur ini beraroma pertikor, tanah yang basah, rinai hujan, dan kehilangan.
Hari ini, Jihoon memberikanku hadiah ulang tahun paling mengerikan yang tak akan pernah kulupakan, seumur hidup. Jihoon tak menepati janjinya. Jihoon meninggalkanku dengan salam perkenalan paling menyakitkan.
Aku kehilangan temanku.
"Woojin ... s-selamat ulang tahun. Kuharap kau selalu baik-baik saja."
Satu desahan napas beratnya membuatku tercekat, aku hampir terjatuh di tempatku.
"Woojin, semoga kau hidup bahagia. Aku senang bisa menjadi penyembuhmu."
"Jimin ... hadiahku untukmu, namaku."
Ketika tangan dinginnya menggenggamku, aku membencinya. Aku membenci Jihoon sepenuh-penuhnya.
Hari ini, dia bukanlah temanku lagi.
"S-salam kenal, Park Woojin selamat tinggal."
Salam kenal Park Jimin, senang bisa menjadi teman baikmu. Terima kasih karena sempat mengucapkan selamat tinggal.
50; Namanya Park Jimin.
ㅡ
[AN: Catatan kaki, dibaca backward.]
KAMU SEDANG MEMBACA
Jurnal Woojin; Tentang Jihoon✔
FanfictionJurnal Woojin [Catatan Tertinggal Tentang Jihoon] Woojin tak ingin banyak bercerita. Ada ribuan hal yang ia rahasiakan. Nyaris sama banyaknya dengan rahasia yang bersembunyi dari cerita tentang temannya. 18 Maret 2018, Kajins. (NO BXB)