Halaman Tiga Puluh Tiga.

1.4K 390 46
                                    

6 Juni 2015,
Musim Gugur; Seoul.

Ia diam, tidak banyak berbicara. Matanya lebih sering tertutup, sesekali ia bangun, menenggak segelas air dan kembali tertidur.

Aku mengamatinya tepat di sebelahnya, bersama ayah dan ibunya yang terlihat pucat pasiㅡkhawatir, ketakutan.

Sama halnya dengan Jihoon, ibunya pun tak banyak berbicara, hanya sesekali tersenyum berat dan memijat pelipis.

"Woojin, terima kasih. Terima kasih karena selalu berada di sini, karena sudah menemani sejauh ini, karena telah menjadi teman baik untuk kedua anak saya, karena berada di antara keduanya. Terima kasih karena telah melindungi anak bungsu saya ... Terima kasih, Jihoon pasti sangat senang."

Aku tertegun sesaat, kesadaranku menginterupsi untuk memberikan ibunya pelukan dengan pikiran yang kacau balau. Aku belum bisa mencerna semuanya.

33; hidupnya telah lama menemui usai.

[Karena kajins suka bacain
komen kalian ttg cerita ini,
Sebelum eksplanasi,
Silakan, berteori!😁😁]

Jurnal Woojin; Tentang Jihoon✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang