Halaman Empat Puluh Sembilan.

1.2K 293 7
                                    

10 September 2015,
Musim Gugur; Busan.

Di balik pintu, presensi pundak Jihoon yang ringkih terlihat menyedihkan. Aku mengamatinya cukup lama sebelum pada akhirnya memutuskan untuk masuk dan mengembalikan buku miliknya tempo hari.

Ia meraih nakas di dekatnya lantas menggantinya dengan buku yang baru. Semua isinya bertuliskan tulisan tangan berwarna-warni dengan tebal halaman yang kupikir sebanyak lima puluh atau mungkin lebih.

Jihoon tidak banyak tertawa, tetapi yang bisa kulihat, ia juga tidak begitu muram.

"Woojin ...,"

"Woojin, aku rindu adikku."

49; dia adalah temanku.

Jurnal Woojin; Tentang Jihoon✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang