Halaman Dua Puluh.

1.8K 454 34
                                    

27 Agustus 2013,
Musim Panas; Seoul.

Jihoon duduk tepat di sebelahku, meletakkan satu tangannya di atas meja sebagai bantalan, sementara tangan yang lain sibuk memainkan pena di celah jemari. Samar-samar, aku bisa mendengarnya melafalkan rumus-rumus fisika yang membuatku muak.

Sebelum pada akhirnya, ia menatapku lamat lantas melemparkan pertanyaan bodohnya.

"Woojin, kau tahu apa yang akan terjadi jika dua orang yang sama-sama hancur berantakan saling bertemu?"

Saat itu, aku menggeleng, hendak tak acuh pada pertanyaannya. "Tidak tahu."

Lalu kemudian ia berucap lagi, hampir setengah berbisik, "Mereka akan saling menyembuhkan luka masing-masing."

20; dalam gelagat yang ditunjukkannya dengan rapi.

Jurnal Woojin; Tentang Jihoon✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang