Halaman Delapan.

2.5K 547 21
                                    

10 April 2013
Sehabis Hujan; Seoul.

Hah ....

Dan setelah kuperhatikan, matanya serupa milik seseorang yang kukenali, suramnya menyamai milik seseorang di masa lalu. Ketika mata itu memandang ke atas tanah yang basah, ia tak akan menengadah dalam waktu yang lama.

Mata sayunya menindas.

Selepas kuhitung satu sampai tiga, ia menoleh lalu berlari ke arah kerumunan penari. Mata itu tersenyum seirama tubuhnya yang bergerak mengikuti irama musik.

Lagu yang dipilihnya terdengar mengerikan, menyedihkan, penuh luka, dan ia justru terlihat menikmatinya.

"Aku penari hebat, aku suka menari ketika lagu itu bermusik sendu. Sementara kau menyukai lagu bertempo cepat hanya karena hatimu kosong, Woojin. Kau terlalu sedih sampai tak ingin mendengar lagu-lagu sedih lagi."

"Oh, sepertinya aku juga pembaca wajah yang hebat. Aku bisa membacamu, Park Woojin."

Aku kalah, ia tahu terlalu banyak hal yang ingin kusembunyikan rapat-rapat.

8; Kujanjikan berada di sisinya.

Jurnal Woojin; Tentang Jihoon✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang