[20] Pelangi with Langit

7.1K 391 2
                                    

"Aku selalu berharap, kamu mengerti semua yang aku rasakan."

***

Langit menghentikan laju mobilnya saat sudah sampai di garasi rumahnya, dia turun dari mobilnya dan bergegas masuk ke rumahnya. Langit adalah anak kedua dari Rio Radiazka. Langit mempunyai satu orang kakak bernama Leonic Antariksa Dhirga Radiazka yang sekarang berada di SMA Pancasila kelas 12.

"Darimana?" tanya Leo yang melihat Adiknya masuk tanpa salam dan berjalan sangat cepat.

"Bukan urusan lo." balas Langit karena memang, hubungan Langit dan Leo tidaklah baik selama 2 tahun terakhir ini karena seorang perempuan.

Langit membuka kamarnya dan masuk ke dalam dia membanting tasnya di ranjang. "Argh." kesalnya melepas jaket dan baju sekolahnya.

Langit sekarang shirtless dia meraih gitarnya dan memangkunya, hanya dengan ini dia bisa menyalurkan emosinya. Hanya bermain gitar membuat perasaan Langit sedikit tenang.

Langit bermain gitar tanpa bernyanyi. Hingga akhirnya ponselnya berdering dan langsung dia raih untuk mengecek siapa yang mengirimkan pesan. Pesan itu dari Pelangi yang langsung Langit buka.

Rainbow :
Langit, lo dimana?

Langit mengernyitkan keningnya saat membaca pesan itu lalu dia mengetikan balasan untuk pesan dari Pelangi.

Langit :
Rumah, kenapa?

Rainbow :
:)

Langit mengerti arti pesan itu, dia tau Pelangi sedang kacau. Langit langsung memakai kaos putih dan meraih jaketnya lalu memakainya kembali.

Langit :
Lo dimana?

Rainbow :
Taman:)

Langit :
Oke, otw

Langit langsung mengganti celanaya dengan celana jeans. Dia keluar dari kamar dan menuruni tangga, dia keluar dari rumahnya menuju garasi mobil, takut jika hari ini hujan. Langit langsung masuk ke mobil dan melajukan mobilnya menuju Taman.

Sesampainya di parkiran taman, dia turun dan mengedarkan pandanganya mencari sosok Pelangi. Langit berjalan menuju seorang perempuan yang duduk sambil memeluk lututnya sendiri dan disampingnya terdapat Tas besar.

"Pelangi." panggil Langit dan Pelangi mendongakan kepalanya menatap ke arah Langit dan langsung memeluknya erat sambil menangis.

"Lo kenapa?" tanya Langit, dia ragu untuk membalas pelukan itu atau tidak, namun akhirnya dia memilih untuk membalasnya dan mengusap lembut punggung gadis itu.

Pelangi melepaskan pelukanya dan Langit menuntun pelangi untuk duduk kembali di bangku taman. Mereka duduk bersebelahan dengan Pelangi yang tak berhenti menangis.

"Lo kenapa?" ulang Langit karena tadi tidak dijawab.

"Bokap sama nyokap gue berantem lagi lang, gue capek dirumah denger mereka berantem terus. Habis berantem mereka malah pergi ke kantornya masing masing ga peduliin gue." balas Pelangi menjelaskan masalahnya sambil memeluk lututnya lagi.

"Terus lo kabur?" tanya Langit mengernyitkan keningnya.

"Iya dari kemaren. Gue ga sekolah bukan karena sakit Lang." balas Pelangi kembali menangis.

"Maaf lang gue ganggu lo, gue manggil lo Soalnya gue gatau harus panggil siapa, Bintang? Gue gamau ngrepotin Bintang terus." lanjut Pelangi sambil membersihkan air matanya.

"Sans aja, gue kan sahabat lo juga." balas Langit mengusap puncak kepala Pelangi karena dia merasa kasihan dengan perempuan disampingnya.

"Lo kabur kemarin kan? Terus lo tidur dimana?" tanya Langit menaikan satu alisnya.

Angkasa✓ (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang