"Hal yang paling aku takutkan adalah saat kamu bertemu orang baru yang bisa membuatmu lebih nyaman dan akhirnya kamu melupakanku."
***
Bintang tidak habis pikir akan seperti ini jika Angkasa satu kelas denganya. Disatu sisi, dia bahagia karena Angkasa bisa satu sekolah denganya. Seperti apa yang mereka impikan dahulu. Namun disisi lain, dia pusing kalau Angkasa dan Langit bersatu pasti hanya akan menimbulkan perkelahian. Seperti saat ini, Angkasa dan Langit sedang berebut tempat duduk yang ada di depan Bintang.
"Stop." teriak Bintang membuat Angkasa dan Langit berhenti ditempat lalu menatap ke arah Bintang.
"Mending kalian duduk bareng aja disitu." ucap Bintang berharap mereka setuju dan menghentikan perebutan itu.
"Duduk? Sama dia?" tanya Angkasa dengan gaya Coolnya dia melirik ke arah Langit. "Ogah." lanjutnya lalu meletakan tasnya di bangku tepat di depan Bintang.
"Gue juga ga mau duduk sama lo." balas Langit melempar tas milik Angkasa dan meletakan tasnya disana.
"Lo kan anak baru ngalah dong." ucap Langit.
"Gue? Ngalah?" tanya Angkasa memiringkan senyumanya. "Ga bakal." lanjutnya.
Bintang bingung harus apa dia benar benar bingung menghadapi dua manusia di depanya yang sama sama keras kepala. Angkasa melirik ke bangku kosong yang ada di samping Bintang, lalu melemparkan tasnya disana dan duduk disana dengan santainya.
"Minggir ga?" kesal Langit menunjuk ke arah Angkasa yang sedang duduk di bangku yang ada disamping Bintang.
"Ga." balas Angkasa tetap duduk disana dengan santai. "Au Ah gapeduli." ucap Bintang.
"Good Morning." sapa Pelangi dengan senyumanya, dia mengerutkan keningnya melihat bangkunya di duduki oleh Angkasa.
"Loh? Bagku gue." ucap Pelangi mendekati bangkunya.
"Gue duluan." ucap Angkasa sambil tetap menatap tajam ke arah Pelangi membuat Pelangi sedikit ketakutan. "Yaudah, ambil aja. Gapapa." balas Pelangi yang langsung mendapat pelototan gratis dari Langit.
"Terus gue duduk sama siapa?" tanya Pelangi mengedarkan pandanganya dan menggaruk kepalanya.
"Sama gue aja disini." ucap Langit yang duduk di depan Bintang. Lalu dengan senang hati Pelangi duduk disamping Langit.
"Bintang." panggil Angkasa membuat Bintang menoleh ke arah Angkasa. "Apa?" tanyanya.
"Pulang jam berapa?" tanya Angkasa menaikan satu alisnya karena dia tidak terbiasa dengan suasana sekolah.
"Pelajaran aja belum dimulai udah nanya kapan pulang." balas Bintang.
"Hehe, bosen." balas Angkasa mengedarkan pandanganya dengan polos membuat Bintang benar benar gemas melihat wajah polos Angkasa.
"Kapan dimulai?" tanya Angkasa.
"Lo niat sekolah ga si?" kesal Langit menggebrak meja saat berbalik badan ke belakang, dia kesal mendengar pertanyaan Angkasa.
"Bukan urusan lo." balas Angkasa Singkat. Langit menghela nafas kasar lalu dia membalikan badan lagi dan mengajak ngobrol Pelangi.
Jari jari Angkasa mengetuk Meja, Bintang sibuk dengan kakinya yang merasa gatal. Angkasa kini meletakan kepalanya dimeja bermain sendiri tidak mau diam sepertinya dia sangat Bosan. Bintang terkekeh melihat tingkah Angkasa, dia menggelengkan kepalanya.
"Sa, ini masih jam 7 kurang, sabar ya." ucap Bintang sambil tersenyum lalu Angkasa mengangguk. Angkasa mengambil ponselnya lalu dibukalah Aplikasi Instagramnya. Disana ada banyak pesan yang diterimanya, diantaranya meminta Follback ada juga yang bertanya kegiatanya hari ini dan ada juga yang menyapanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa✓ (Completed)
Teen Fiction[SEDANG DIREVISI, MASIH BANYAK KEKURANGANYA] "Kau adalah candu yang membuatku diam diam menyimpan rindu." Angkasa, tempat Bintang bersinar Angkasa, cowok yang mengurung dirinya di rumah selama 3 tahun. Menghindar dari keramaian kota dan sahabatnya...