Bel pulang sekolah berbunyi dengan nyaring membuat seluruh siswa berhamburan keluar kelas mereka untuk pulang ataupun pergi mengikuti ekstrakulikuler. Bintang dan Angkasa, di hari pertama mereka berpacaran pastinya seperti kebanyakan orang mereka terus bergandengan tangan.
"Sa, gue masih ga nyangka kita pacaran." ucap Bintang sambil terkekeh. Mereka berjalan menuju parkiran motor.
"Sebenernya gue takut buat pacaran sama lo." balas Angkasa membuat Bintang berhenti berjalan dan menatap Angkasa.
"Kenapa?" tanya Bintang dengan sedikit kecewa.
"Gue takut kalo nantinya kita bakal putus dan hubungan kita sebagai pacar sekaligus sahabat bakal hilang." balas Angkasa. "Tapi, gue janji bakal setia sama lo." lanjut Angkasa.
"Apa janji seorang cowok bisa gue percaya?" tanya Bintang yang sekarang sedikit takut dengan apa yang Angkasa tadi katakan akan terjadi.
"Bin, percaya sama gue. Gue bakal setia sama lo." balas Angkasa meyakinkan Bintang dan Bintang mengangguk. "Oke, gue pegang omongan lo." balas Bintang.
"Btw, kita pake aku kamu ya biar keliatan kayak orang pacaran." pinta Angkasa dan Bintang setuju.
"Aku kamu jadi kita." balas Bintang dan Angkasa tersenyum kemudian mereka menuju parkiran untuk mengambil motor milik Angkasa.
"Kita mau kemana, Sa?" tanya Bintang saat dia sudah naik ke atas motor Angkasa dan siap untuk pulang.
"Ke hatimu." balas Angkasa sambil tertawa kecil dan melajukan motornya keluar sekolah. "Najis." balas Bintang.
"Najis apa najis? Suka kan?" goda Angkasa.
"Udah diem deh, jangan ngomong terus ntar nabrak." balas Bintang memarahi Angkasa.
"Ga bakal nabrak tenang aja." balas Angkasa sambil menambah kecepatan kemudian perlahan bintang memeluk Angkasa dari belakang membuat Angkasa tersenyum dan mengurangi kecepatan motornya.
Mereka sampai di dekat sebuah bukit, bukit Angkasa. Tempat andalan mereka untuk menghabiskan waktu bersama. Mereka naik ke atas bukit dengan Angkasa berjalan dibelakang dan Bintang mendahului Angkasa.
"Akhirnya sampai." ucap Angkasa sambil duduk di ayunan.
"Kenapa kamu ngajak aku ke sini?" tanya Bintang sambil ikut duduk disamping Angkasa.
"Kamu bosen ya?" tanya Angkasa. "Enggak kok. Aku cuma tanya." balas Bintang.
"Ini tempat kesukaan aku." balas Angkasa. "Tau kenapa?" tanya Angkasa lagi dan Bintang menggeleng.
"Karena cuma aku sama kamu yang tau tempat ini." balas Angkasa dan Bintang mengernyitkan keningnya.
"Langit? Bukanya langit tau tempat ini?" tanya Bintang.
"Tapi dia gatau jalan kesininya sayang." balas Angkasa dengan gemas.
"Apa sa?" tanya Bintang, dia ingin Angkasa mengulang kata terakhir yang dia ucapkan tadi.
"Apa?" tanya Angkasa malah kebingungan.
"Tadi kamu bilang apa, kata terakhirnya?" tanya Bintang memancing Angkasa.
"Sayang." balas Angkasa sambil menatap Bintang yang ada disampingnya.
"Cie manggil sayang." goda Bintang.
"Emang kamu mau dipanggil apa? Kebo?" tanya Angkasa membuat Bintang kesal.
"Sembarangan, masa kebo si." balas Bintang.
"Panggil sayang aja makanya, biar romantis." balas Angkasa.
"Panggil apa?" tanya Angkasa.
"Sayang." balas Bintang sambil terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa✓ (Completed)
Novela Juvenil[SEDANG DIREVISI, MASIH BANYAK KEKURANGANYA] "Kau adalah candu yang membuatku diam diam menyimpan rindu." Angkasa, tempat Bintang bersinar Angkasa, cowok yang mengurung dirinya di rumah selama 3 tahun. Menghindar dari keramaian kota dan sahabatnya...