"Karena hanya sekedar dekat tidak menjamin untuk bisa memiliki."
***
Bintang dan tim basketnya sedang kelelahan karena baru saja mereka bertanding untuk Final dan mereka menang, lagi lagi berkat Angkasa yang memasukan bola cukup banyak. Angkasa bak mandi dengan keringat karena tubuhnya sangat basah dan terlihat mengkilap.
"Beliin gue es dong." pinta Bintang yang kepanasan, Bintang mengipasi dirinya dengan naskah drama yang ada di meja guru.
"Kalo lagi kepanasan jangan minum es ga baik buat jantung bin." tegur Langit.
"Tapi panas." balas Bintang lalu Langit menyobek kardus yang berisi air minum dan mengipasi Bintang dengan sobekan kardus itu.
"Yang kenceng lang." ucap Bintang. Angkasa yang melihatnya langsung berdiri di dekat Bintang. "Ayo lang yang cepet." ucap Angkasa lalu Langit menatap datar Angkasa dan Bintang.
"Emang gue babu lo apa." ucap Langit meletakan sobekan kardus yang ada ditanganya ke atas meja.
Bintang menatap kearah Pelangi yang sedang menatap Langit lekat lekat membuat Bintang berpikir kenapa Langit secuek itu ke Pelangi dan lebih memilih Gamenya.
"Langit." panggil Bintang yang ingin memarahi Langit karena dia kasihan ke Pelangi yang diabaikan oleh Langit.
"Hn." balas Langit hanya gumaman.
"Lo mah ngegame terus. Sebel deh." kesal Bintang merebut ponsel milik Langit dari genggaman Langit.
"Lo gatau apa? Ada yang butuh perhatian lo." kesal Bintang memarahi Langit dan dia langsung menguninstal game itu baru kemudian mengembalikan ponsel yang ada ditanganya ke Langit.
"Eh anjir kok dihapus." kesal Langit mengacak acak rambutnya, untung saja Bintang yang meghapusnya jika bukan pasti Langit akan marah besar.
"Gausah ngegame terus gue ga suka." ucap Bintang lalu Bintang pergi keluar kelas meninggalkan Langit karena dia pikir Langit akan menghampiri Pelangi karena gamenya sudah terhapus.
"Bintang." panggil Yudha karena dia akan mengadakan rapat. Yudha keluar kelas mengejar Bintang agar Bintang kembali ke kelas. Yudha benar benar bingung dengan teman temanya yang sepertinya tidak memikirkan tentang lomba yang belum mereka ikuti. Yudha mengejar Bintang hingga ke depan Ruang OSIS Yudha menarik tangan Bintang.
"Jangan pergi bin kita mau rapat." ucap Yudha lalu Bintang membalikan tubuhnya kearah Yudha yang ada dibelakangnya.
"Rapat apa lagi si dha." balas Bintang.
"Bin, kelas kita belum bahas SDT tau ga? SGT juga dan masih banyak lagi. Balik kelas gih." balas Yudha lalu mereka berjalan bersama menuju kelas.
"Lo cemburu sama game?" tanya Yudha menaikan satu alisnya dan menatap Bintang.
"Cemburu? Maksudnya?" tanya Bintang mengernyitkan keningnya kebingungan dengan pertanyaan Yudha.
"Ya lo sampe sampe uninstal gamenya Langit." balas Yudha sambil memasukan kedua tanganya kedalam saku celananya.
"Gue ga cemburu." balas Bintang.
"Terus?" tanya Yudha menaikan satu alisnya.
"Ya gue kasian sama Pelangi yang dicuekin gegara Game. Lo gatau ya? Langit sama Pelangi udah pacaran." balas Bintang membuat Yudha menghentikan langkah kakinya dan mengernyitkan keningnya kebingungan karena yang dia tau Langit menyukai Bintang bukan Pelangi. "Kata siapa lo?" tanya Yudha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa✓ (Completed)
Подростковая литература[SEDANG DIREVISI, MASIH BANYAK KEKURANGANYA] "Kau adalah candu yang membuatku diam diam menyimpan rindu." Angkasa, tempat Bintang bersinar Angkasa, cowok yang mengurung dirinya di rumah selama 3 tahun. Menghindar dari keramaian kota dan sahabatnya...