Hening. Mungkin kata itu adalah kata yang sangat tepat untuk menggambarkan suasana di rumah Bintang. Keluarga Angkasa datang untuk meminta maaf kepada keluarga Bintang atas kesalahan fatal yang dilakukan oleh Angkasa, belum ada yang memulai pembicaraan semuanya terasa cukup canggung bagi kedua kubu itu.
"Ekhem."
Vernon berdehem memecahkan suasana karena sudah tidak nyaman dengan semua keheningan yang mereka ciptakan.
"Angkasa." panggil Vernon membuat Angkasa langsung menengokan kepalanya ke arah Vernon kemudian dia menghela nafasnya pelan.
"Om, saya minta maaf karna udah buat tante Laura pergi." ucap Angkasa sambil menunduk ke bawah menatap ke arah sepatunya. "Angkasa bener bener ngga sengaja, hukum Angkasa. Angkasa bakal nerima semua hukuman yang om kasih." lanjut Angkasa.
Arga menghela nafasnya pelan kemudian menatap Angkasa yang masih menunduk tidak berani mengangkat wajahnya menatap Arga dan lainya yang ada disana.
"Angkasa, jangan diulangin." balas Arga.
"Om ngga bakal hukum kamu, tante Laura ngga bakal setuju kalo om hukum kamu soalnya tante Laura sayang banget ke kamu." balas Arga namun Angkasa tetap merasa bersalah dan menunduk.
"Tapi om, Angkasa bakal ngerasa bersalah terus kalo om ngga hukum Angkasa. Hukum Angkasa om, kalo om minta Angkasa buat bayar pake nyawa. Angkasa siap." balas Angkasa membuat
Navia dan Vernon menatap Angkasa karena terkejut."Maaf, om ngga bisa hukum kamu." balas Arga yang benar benar tidak bisa menghukum sahabat dari putrinya itu.
"Kejadianya sudah bertahun tahun yang lalu Angkasa, semuanya sudah berlalu. Tante Laura sayang banget sama kamu, om ngga bisa hukum kamu. Om cuma minta kamu jangan ceroboh lagi dan jadiin semuanya sebagai pelajaran di hidup kamu." balas Arga dengan bijak.
"Om, makasih." balas Angkasa sambil menatap Arga.
"Arga, terima kasih sudah memaafkan putra kami." ucap Vernon.
"Sudahlah, saya ngga akan memperpanjang masalah ini." balas Arga sambil terkekeh membuat keadaan yang tadinya tegang perlahan menjadi penuh kehangatan ditambah lagi Galaksi dan Atlan yang ikut menghangatkan dan mengakrabkan suasana.
"Mending sekarang kita makan malam bareng." ajak Arga membuat Vernon langsung setuju.
Kemudian semuanya menuju ke meja makan yang sudah disediakan makan malam, Atlan memanggil Bintang dan Samudera untuk bergabung. Suasana sangat akrab sekarang, Angkasa merasa keluarga Arga sudah benar benar menerima kenyataan namun Angkasa tau Bintang masih belum bisa menerima semuanya dan satu misi Angkasa yang terakhir adalah mendapatkan maaf dari Bintang setelah itu dia tidak akan mendekati Bintang lagi karena dia tidak mau melukai Bintang lebih dalam.
***
Bintang sudah siap dengan seragam olahraganya, Bintang menyemprotkan parfum dengan aroma favoritenya ke arah tubuhnya secukupnya kemudian dia meraih tas sekolahnya dan turun ke bawah.
"Ayo berangkat." ajak Samudera membuat Bintang langsung mendekati Samudera dan mereka berjalan beriringan menuju keluar rumah.
"Nanti perlu di jemput nggak?" tanya Samudera dan Bintang menggelengkan kepalanya. "Nanti, Bintang pulang sore mau buat mading." balas Bintang membuat Samudera mengangguk mengerti.
Mereka masuk ke dalam mobil, Samudera langsung melajukan mobilnya meninggalkan garasi rumahnya. Galaksi dan Atlan sudah berangkat tadi pagi karena mereka akan mengikuti lomba futsal dan harus berlatih terlebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa✓ (Completed)
Teen Fiction[SEDANG DIREVISI, MASIH BANYAK KEKURANGANYA] "Kau adalah candu yang membuatku diam diam menyimpan rindu." Angkasa, tempat Bintang bersinar Angkasa, cowok yang mengurung dirinya di rumah selama 3 tahun. Menghindar dari keramaian kota dan sahabatnya...