"Cuma pengecut yang
Lari dari masalah."***
Angkasa turun dari lantai dua menuju ke lantai bawah, dia menuju ke dapur membuka kulkas dan mengambil satu kotak susu putih kemudian menuangkanya ke dalam gelas. Dia membawanya ke balkon kamarnya, seperti biasa kegiatan dipagi harinya adalah menunggu Bintang keluar dari rumahnya meperhatikan gadis itu secara diam diam. Benar saja, selang beberapa menit Bintang keluar dengan menggendong tas berwarna putih dan senyuman paginya. Hal itu membuat Angkasa ikut tersenyum.
"Selamat pagi." ucap Angkasa lirih, Bintang menengokan kepalanya ke kanan dan ke kiri membuat Angkasa mengerutkan keningnya, apa yang dia cari?
Langit datang dengan motor sportnya berwarna merah, membuat Angkasa kesal melihat pemandangan itu. "Pagi pagi udah bikin badmood." kesalnya.
Angkasa turun menuju lantai bawah, dia mencari kedua orang tuanya. Namun tidak menemukanya, dia mengambil handphonenya yang bergetar dan membuka pesan dari ibunya itu.
Mamah :
Angkasa, mamah sama papah pergi sebentar, pulang nanti malam. Kamu jaga rumah baik baik yaa nanti Pak Farhan datang jam 10Angkasa menghela nafasnya kasar, dia kembali kekamarnya. Angkasa membuka Aplikasi WAnya, disana hanya ada kontak Ayahnya dan Ibunya. Hidupnya sangat hampa, Angkasa tidak punya teman hanya Bintang teman satu satunya milik Angkasa. Dia sudah terlalu lama bersembunyi dari masalah. Dia harus bertanggung jawab atas kesalahanya 3 tahun lalu.
"Cuma pengecut yang lari dari Kesalahan." ucap Angkasa yang sudah membulatkan keputusanya untuk bertanggung jawab atas kesalahan yang dia buat sendiri.
"Gue udah kehilangan banyak waktu buat ngukir kenangan dan sekarang gue harus mulai sebuah awal yang baru." ucap Angkasa menyemangati dirinya sendiri.
Disatu sisi, Angkasa menyesal melewatkan waktu 3 tahun untuk bersembunyi dari masalahnya di disi lain Angkasa masih belum bisa bahagia diatas penderitaaan orang lain karena menurutnya dia tidak pantas untuk bahagia setelah membuat semua orang bersedih. Angkasa turun ke bawah, dia keluar dari gerbang rumahnya. Diluar dia bertemu dengan Samudera.
"Angkasa. Apa kabar?" sapa Samudera memiringkan senyumanya. Angkasa mendekat ke arah Samudera, Samudera menepuk punggung Angkasa.
"Lupakan semuanya, buat dia bahagia." ucap Samudera, mata Angkasa berkaca kaca, air matanya lolos keluar dia memeluk Samudera. "Bang, apa pantas gue masih hidup." ucap Angkasa penuh penyesalan.
"Semua orang punya kesalahan dan Lo ga boleh terlarut dalam penyesalan, lihat sekeliling lo. Bintang butuh lo." ucap Samudera membuat Angkasa menahan tangisanya.
"Bintang udah nyaman sama langit." balas Angkasa, sadar kalau Bintang terlihat Bahagia bersama Langit.
"Lo gatau sebenernya, Bintang kehilangan lo, Bintang kehilangan tempat bersinarnya." ucap Samudera. "Bintang butuh lo buat bersinar lagi, Bintang belum sepenuhnya bahagia. Bintang kehilangan orang yang paling dia sayang." lanjut Samudera menepuk bahu Angkasa.
"Gimana kalo dia ga maafin gue?" tanya Angkasa menatap ke arah Samudera.
"Gue tau, lo punya posisi spesial di hati Bintang. Mungkin awalnya dia bakal ga terima tapi gue yakin dia bakal maafin lo. Gue bakal bantu lo." balas Samudera, dia berusaha membantu Angkasa bangkit.
"Kembalilah seperti dulu, dan buat dia bahagia." lanjut Samudera lalu dia melangkahkan kakinya dan masuk ke mobilnya karena dia harus ke Kampus. Angkasa diam ditempat mencerna perkataan Samudera.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa✓ (Completed)
Teen Fiction[SEDANG DIREVISI, MASIH BANYAK KEKURANGANYA] "Kau adalah candu yang membuatku diam diam menyimpan rindu." Angkasa, tempat Bintang bersinar Angkasa, cowok yang mengurung dirinya di rumah selama 3 tahun. Menghindar dari keramaian kota dan sahabatnya...